TEOLOGI
PERJANJIAN DALAM ALKITAB
Oleh:
Junior Natan Silalahi
Perjanjian
Diangkat dari kata Ibrani berit, diterjemahkan sebagai perjanjian atau covenant yang artinya membangun situasi atau hubungan legal dan
formal yang dibuktikan dan diteguhkan dengan sumpah. Secara teologis, berit
digunakan untuk mengungkapkan perjanjian antara Allah dengan manusia. Contoh:
perjanjian Allah dengan Abraham (Kej 12:1-3); perjanjian Allah dengan para imam
(Bil 25:12-13), perjnjian Allah dengan Daud (2 Sam 23:5), dan Perjanjian Baru
(Yes 31:31-33).
Progressive Revelation
Penyataan-penyataan wahyu Allah disingkapkan secara
bertahap dari satu periode ke periode yang lainnya dalam Alkitab. Misalnya
darah korban binatang dalam PL sebagai penutup dosa disempurnakan oleh darah
Kristus penghapus dosa mutlak (Ibr 7-9).
Perjanjian Adam
Perjanjian Adam ditandai dengan Kejadian 3:15
disebut sebagai protoevangelium,
artinya proklamasi Injil yang pertama. Hubungan antara janji dalam Kej 3:15
dengan Kristus semakin diperjelas dengan unsur darah yang dicurahkan oleh Allah
untuk menyelubungi Adam dan Hawa (Kej 3:21).
Perjanjian Nuh
Nuh dan keluarganya dikhususkan Tuhan untuk
meneruskan berkat ilahi yang pernah dijanjikan Tuhan kepada Adam melalui misi protoevangelium. Allah akan memelihara
bumi dan tidak lagi menghukum dengan air bah. Janji tersebut diteguhkan melalui
bukti alami, yaitu busur Allah di lamgit (Kej 9:11-15).
Perjanjian Abraham
Allah membangun sebuah bangsa yang akan membawa
pemulihan bagi seluruh dunia berdasarkan perjanjian penting yang sekaligus
merupakan perjanjian sentral bagi perjanjian selanjutnya (Kej 12:1-3).
Diperluas dalam pasal 13:14-17 dan disahkan dalam pasal 15:1-7, dilengkapi
dengan lambang memlaui tanda sunat (17:1-8).
Terdapat dua karakter perjanjian Abraham: pertama conditional covenant (perjanjian
bersyarat) tergantung kesetiaan dan ketaatan untuk mentaati. Misalnya Yosua dan
kaleb memasuki tanah Kanaan karena ketaatannya (Bil 14:38; Ul 1:35-38). Kedua,
unconditional covenant artinya penggenapan ditentukan oleh pihak pertama yaitu
Allah sendiri tanpa dipengaruhi atau bergantung pada karakter moral dan
ketaatan pihak kedua yang menerima perjanjian itu. Contoh janji Tanah Kanaan
kepada bangsa Israeil tidak pernah batal karena dosa. Pemberian kerajaan Syalom
yang dijanjikan kepada Daud.
Empat berkat dalam perjanjian Abraham: pertama
berkat individu (nama baru, harta melimpah). Kedua, berkat teritorial (Kej
12:7) penuh susu dan madu (Kel 3:8). Ketiga, berkat nasional (Kej 12:2) Abraham
sebagai bapa bagi sejumlah besar umat di dunia, yaitu Yahudi, Kristen, dan
Islam. Namun secara spesifik janji tersebut terlihat dalam perjanjian kepada
Daud dan keturunannya (2 Sam 7:11, 13, 16; Yer 31:35-37; 33:20-21). Keempat
berkat rohani (Kej 12:3; 22:18). Allah menetapkan bahwa benih Abraham, Kristus,
akan membawa berkat dan pemulihan secara rohani.
Perjanjian Musa
Dikenal dengan nama Perjanjian Sinai (Kel 19-24).
Allah melalui Musa mendirikan negara yang bersifat suci yaitu Teokrasi Israel.
Kerajaan ini merupakan model Kerajaan Allah di masa depan. Perjanjian Musa
dipimpin oleh Allah dengan Hukum Taurat sebagai konstitusi ideologi bertujuan
untuk membangkitkan penyembahan manusia kepada Allah yang benar (1 Sam12:12).
Perjanjian Musa berakhir dengan ditandai oleh periode keimaman suku Lewi yang
kemudian digantikan oleh keimaman Kristus dengan sistem keimaman yang baru (Ibr
2:17; 1 Pet 2:2-10).
Perjanjian Palestina
Pengulangan dari perjanjian Abraham dan Musa, khusus
unrtuk memberikan tanah yang luas dan kaya bagi Israel sebagai benih Abraham.
Perjanjian Daud
Meliputi 3 hal, yaitu: Tuhan akan membuat nama Daud
menjadi besar ( 2 Sam 7:9; 8:13); Tuhan menetapkan sebuah tempat yang pasti
bagi Israel (2 Sam 7:10; 8:1-14); dan Tuhan membuat Daud dan tanahnya aman dari
serangan musuh (2 Sam 7:11; 8:1-14; 1 Raj 5:4-5). Perjanjian tentang dinasti (2
Sam 7:11b) merupakan inti perjanjian Daud, namun direalisasikan oleh Salomo.
Terdapat 5 fakta eskatologi implikasi dari perjanjian Daud, pertama Israel
tampil sebagai bangsa di masa mendatang. Kedua, Allah mengembalikan tanah
warisan nenek moyang mereka. Ketiga, Putra daud, Yesus Kristus, harus datang ke
bumi dengan tubuh fisik dan literal memerintah dalam kerajaan yang dijanjikan
kepada Daud. Keempat, kerajaan yang didirikan oleh Anak Daud tersebut bersifat
literal, yakni pemerintahan yang berlangsung di bumi. Kelima, kerajaan yang
dijanjikan kepada Daud itu kekal adanya karena bersifat tanpa syarat.
Perjanjian Baru
Perjanjian Baru menuntut pengorbanan sempurna Yesus
Kristus yang menjadi pusat seluruh rencana penebusan kekal. Memiliki beberapa
aspek: pertama aspek soteriologis (penebusan dan penyelamatan), kedua aspek
ibadah dan peyembahan (Yeh 37:26-27), ketiga aspek perdamaian (Hos 2:17),
keempat aspek kemakmuran (Yer 32: 42-44). Semua aspek di atas dilandasi oleh kematian
Kristus (Za 9:11; Ibr 13:10-16). Perjanjian Baru adalah kekal (Yes 61:8; Yer
31:36; 32:40; 50:5). Perjanjian Baru merupakan perjanjian penebusan dan
penyelamatan yang akan direalisasikan bagi Israel di masa depan setelah gereja
dibentuk. Lahirnya gereja tidak akan membatalkan perjanjian baru dan gereja
tidak menggenapi perjanjian baru tetapi perjanjian tersebut akan digenapi oleh
Israel ketika Kristus datang kedua kali di bumi.
Buku-buku
yang dipakai sebagai sumber:
- Berkhof, Louis, Teologi Sistematika 1 (Doktrin Manusia), Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1993
- H. Bavinck, Prolegomena, Jakarta: Momentum.
- Ryrie, Charles C. Teologi Dasar, Yogyakarta: Yayasan Andi, 1986
- R. Soedarmo, R., Ikhtisar Dogmatik, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
- Thiessen, Henry C., Teologi Sistematika, Malang: Penerbit Gandum Mas, 1977
syalom bapak saya mau tanya apakah manusia bebas dari ikatan dosa dan menyatakan pembenaran bagi orang percaya?
BalasHapusBagi org percaya semua ikatan dosa telah dipatahkan, namun krn kita msh hidup dlm tubuh yg fana kita wajib menjaga kekudusan. Ya.. Pembenaran terjadi bagi org percaya. Ok Samuel.
Hapus