Senin, 21 November 2016

KERAJAAN MILLENIUM (SERIBU TAHUN)






KERAJAAN MILLENIUM

Istilah “millennium” berasal dari kata Latin, mille, yang artinya “seribu”. Dalam konteks teologi istilah ini mengacu pada pengertian Kerajaan Seribu Tahun. Terdapat 3 pandangan: amillennialisme, postmillennialisme, dan premillennialisme.

AMILLENNIALISME
Yunani: a- “no” + millenialism. Amillenialism menolak ide tentang masa depan adanya Kerajaan Millenium, di mana Kristus akan memerintah di bumi selama seribu tahun secara literal.

Sejarah Amillennialisme
·      Agustinus (354-430) adalah pelopor eskatologi Amillennialisme. Menurut pandangannya, Iblis saat ini sudah diikat, seiring dengan Kerajaan Seribu Tahun yang sudah dan sedang berlangsung secara rohani pada masa sekarang melalui gereja. Menurut Agustinus dari Hippo, kitab Wahyu harus ditafsirkan secara alegoris. Dan metode penafsiran ini menjadi doktrin utama dari gereja abad pertengahan. Menolak akan adanya Kerajaan Seribu Tahun secara literal yang akan didirikan oleh Kristus di bumi pada masa depan. Menurut Agustinus, periode millenium sudah berakhir pada tahun 650 M, ditandai dengan terjadinya kejahatan serta peperangan besar-besaran yang selanjutnya diikuti dengan kedatangan Kristus yang kembali untuk menghakimi dunia. Namun 2 asumsi di atas hingga kini tidak digenapi. Sampai saat ini, iblis belum terbelenggu dan Kristus belum datang secara fisik untuk memerintah di bumi.
·      Oswald T. Allis mengajarkan bahwa Kerajaan Millenium harus ditafsirkan secara rohani dan digenapi oleh gereja. Kerajaan Millenium harus dihubungkan dengan masa gereja sesuai dengan penafsiran Wahyu 20:1-6.
·      Louis Berkhof mengatakan bahwa Kerajaan Allah masa kini akan diikuti dengan segera oleh Kerajaan Allah yang bersifat kekal dan tidak akan ada Kerajaan Allah dalam periode seribu tahun, sebab Wahyu 20 merupakan simbol dari zaman gereja yang sedang berlangsung kini. Saat ini, setan sudah diikat dan orang-orang percaya sudah dan sedang memerintah bersama dengan Kristus.

Dasar Hermeneutik
Dasar prinsipil hermeneutik Amillennialisme ialah pemberian prioritas tertinggi kepada Perjanjian Baru.
·      Menyimpulkan bahwa janji-janji yang diberikan kepada Israel telah digenapi oleh gereja pada saat ini. Konsep dan persepsi doktrin demikianlah yang menyebabkan Amillennialisme berseberangan pandangan dengan Premillennialisme.
·      Menganggap gereja adalah bangsa pilihan Allah yang baru, Israel baru. Kecenderungan untuk merohanikan sejumlah nubuat Perjanjian Lama.
·      Contoh tentang penafsiran atas Roma 11:26. Premill melihat teks itu menunjuk kepada pemilihan bangsa Israel secara eskatologis atau penyelamatan bangsa pilihan itu di masa depan. Tetapi, Amill menganggap ayat itu mengacu pada semua bangsa yang dipilih Allah, termasuk gereja dan sisa-sisa orang Yahudi atau remnant. Amill menyatakan bahwa Rom 11:26 tidak mengandung arti penggenapan eskatologis, tetapi membicarakan zaman sekarang.



Pandangan Eskatologis Amilliannisme:
·      Semua peristiwa di masa depan yang berhubungan dengan kedatangan Kristus yang kedua seperti: kebangkitan orang mati yang percaya dan orang mati yang menolak Yesus, pengadilan Kristus, Kerajaan Allah yang kekal, dan langit dan bumi yang baru, akan terjadi secara bersamaan pada saat Kristus datang kembali (Yoh 5:28-29; 1 Kor 15:5).
·      Pemulihan Israel sebagai bangsa terjadi sebelum kedatangan Kristus untuk mengangkat jemaat.
·      Kaum Amill menganggap bahwa Wahyu 20:4-6 merupakan penglihatan tentang pemerintahan orang Kristen bersama Yesus dalam kebahagiaan kekal setelah Kristus datang kembali untuk membangkitkan semua orang percaya dan yang tidak percaya secara serentak. Para martir pada ayat 4 merupakan simbol dari semua umat Allah. Ayat 5 tidaklah menerangkan tentang kebangkitan literal orang-orang yang mati di luar Kristus pada akhir Kerajaan Seribu Tahun, melainkan melukisan keadaan orang-orang tidak percaya yang tidak akan menikmati kebahagiaan kekal, seperti yang dialami oleh orang-orang percaya kepada Kristus.
·      Kaum Amill berpendapat bahwa 7 tahun terakhir dari 70 minggu itu sudah terjadi di dalam sejarah, yaitu ketika Yesus melayani di dunia. Tiga setengah tahun dari 7 tahun tersebut digenapi dalam pelayanan Yesus, selanjutnya di tengah 7 tahun itu Yesus disingkirkan atau disalibkan. Hal ini merupakan prinsip penafsiran yang non-literal dari kalangan Amill.


POSTMILLENNIALISME
·         Berpandangan bahwa Kristus datang kembali ke bumi setelah masa Kerajaan Millenium. Gereja adalah alat untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia. Kehadiran Kristus yang kedua akan terjadi setelah Kerjaan Seribu Tahun.
·         Masa Seribu Tahun tidak terjadi secara literal, tetapi merupakan waktu yang sangat panjang dan tidak terbatas hanya dalam periode waktu selama seribu tahun.
·         Amanat Agung akan diberitakan ke seluruh dunia dan membuat hampir semua orang di dunia akan diselamatkan. Jika orang tidak percaya, Amanat Agung dianggap tidak efektif dan kuasa Allah tidak bekerja. Melalui program penginjilan, dunia akan semakin baik sehingga pada kondisi tertentu ketika dunia telah menjadi sempurna Kristus segera datang dan diikuti dengan terjadinya peristiwa kebangkitan dan penghakiman secara umum.
·         Secara eskatologis, Postmill mengajarkan bahwa Kristus akan kembali ke bumi setelah dunia diperbaiki dan dipenuhi dengan kedamaian. Mengenai kebangkitan orang mati dan penghakiman, Postmill setuju dengan pandangan Amill yang mengatakan bahwa kebangkitan dan penghakiman orang mati yang percaya dan tidak percaya akan terjadi serentak ketika Kristus datang kedua kali pada akhir zaman.


Sejarah Postmillennialism
·         Berdiri pada abad 19 hingga awal abad 20 oleh tokoh: Charles Hodge, William Shedd, Warfield A.A. Hodge, dan A.H. strong. Konsepnya menekankan pada zaman kekinian. Secara teologis Postmill menganggap bahwa Kerajaan Allah saat ini sedang terjadi melalui pemberitaan Injil dan karya penyelamatan Roh Kudus di dalam hati setiap orang percaya sehingga pada suatu saat melalui masa yang panjang dunia dapat dikristenkan dan seluruh dunia akan dipenuhi oleh kedamaian dan kebenaran. Dipopulerkan oleh Daniel Whitby hingga pada awal abad 20 dan berakhir pada perang dunia kedua.
·         Joachim 1135-1202), menguraikan konsep eksistensi Allah Tritunggal demikian: PL adalah zaman pertama ketika Bapa berkarya, PB adalah zaman kedua yaitu masa anugerah ketika Anak berkuasa, sedangkan periode yang dimulai tahun 1260 M hingga kini merupakan zaman ketiga yakni era Roh Kudus yang menyebabkan dunia pada akhirnya akan bertobat.
·         Kenneth L. Gentry menyatakan bahwa tokoh Postmill, Robert B. Strimple mempercayai paham Postmill karena menganggap bahwa “masa keemasan” penuh damai yang dinubuatkan dalam Yes 2:2-4 sudah dan sedang digenapi sekarang. Strimple percaya bahwa nubuat Mazmur 2 terjadi pada abad pertama. Segala sesuatu tang diungkapkan pada pasal tersebut sudah dan sedang terlaksana pada masa sekarang (Maz 2:8-11). Demikian juga, pemerintahan dan pengadilan Kristus atas para musuh-Nya yang dinubuatkan dalam 1 Kor 15:25 sudah dan sedang digenapi saat ini.

Hermeneutik Postmillennialisme
·         Postmill menerima pandangan Premil dan sebaliknya menolak paham Amill yang memandang Wahyu 20 secara simbolis/alegoris.
·         Perbedaannya dengan Premill ialah bahwa postmill menganggap penunggang kuda putih yang dijelaskan dalam Wahyu 19 menunjuk pada gambaran kemenangan Kristus atas para musuh-Nya melalui pemberitaan Injil yang telah dilakukan gereja masa kini. Sedangkan premill melihat figur penunggang kuda putih itu secara literal, yaitu menunjuk pada Kristus. Menurut postmill, teks itu tidak menjelaskan kedatangan Kristus yang kedua melainkan suatu perubahan rohani besar yang terjadi dalam sejarah gereja.


PREMILLENNIALISME
Berpandangan bahwa Kristus datang kembali ke bumi sebelum masa Kerajaan Millenium.
·         Membedakan program Allah bagi Israel dan program Allah bagi gereja.
·         Prinsip penafsiran literal pada Alkitab.
·         Premill percaya bahwa gereja akan mengalami pengangkatan ketika Kristus datang di angkasa (1 Tes 4:13-18) sebelum masa tribulasi. Dalam masa tribulasi, Allah akan menghakimi bangsa-bangsa yang tidak percaya dan Israel yang tidak taat. Namun, Ia akan menyelamatkan kedua bangsa itu pada saat mereka percaya kepada Yesus di masa kesusahan tersebut (Why 6-19). Pada akhir masa tribulasi Kristus akan turun ke bumi untuk mendirikan Kerajaan Seribu Tahun sesudah membelenggu setan (Why 20:1-6).

Sejarah lahirnya Premillennialisme
·         Pada abad 17 dan 18 pandangan Premill hidup kembali, secara khusus dengan munculnya sejumlah gerakan Premill yang dipelopori oleh Charles Wesley, Isaac Watts, Bengel, Lange, Godet, Ellicot, Trench, Alford, serta kelompok Injili lainnya.

Dalam perkembangannya Premillennialisme terbagi 2 yaitu: Premillianniasme Dispensasional dan Premilliannisme Sejarah.

Premillianniasme Dispensasional
Dispensasional berasal dari kata Yunani, oikonomia, yang artinya penatalayanan (Luk 16:2-4; 1 Kor 9:17; Ef 1:10; 3:2; Kol 1:25, dan 1 Tim 1:4. Dalam Ef 1:10 Paulus menggunakan gagasan dispensasi guna mengungkapkan rencana Allah dalam mengatur serta mempersatukan di dalam Kristus segala sesuatu yang ada di sorga maupun di bumi. Menurut Paulus, penyatuan dan pengaturan tersebut akan direalisasikan dalam dispensasi Kerajaan Millenium. Dan dalam Yoh 1:17, Yohanes menjelaskan bahwa Hukum Taurat diberikan Allah melalui Musa, sedangkan anugerah dan kebenaran direalisasikan di dalam Kristus. Periode Musa sangat berbeda dengan zaman di bawah Kristus yang dikenal dengan dispensasi kasih anugerah.
Secara teologis dispensasi bermakna pengaturan terhadap wahyu progresif ilahi yang dinyatakan secara bertahap melalui periode tertentu.

·         John Nelson Darby 1800-1882) mensistematiskan sehingga terbentuk pandangan Premillennialisme Dispensasional. Susunannya terdiri dari: dispensasi Eden hingga air bah, dispensasi Nuh, dispensasi Abraham, dispensasi Israel meliputi: Hukum Taurat, para imam, dan raja-raja. dispensasi non-Yahudi, dan dispensasi Kerajaan Seribu Tahun. Secara akademis dipopulerkan oleh C.I. Scofield dalam dunia teologi Injili dan Kekristenan. Hal ini mempengatuhi seminari teologi di Amerika Serikat, seperti: Biola, Moody Bible Institute, Dallas Theological Seminary, dan Grace Theological Seminary.
·         Secara akademis teologi dispensasi diteruskan oleh Charles Ryrie, John Walvoord, J. Dwight Pentecost, dan Alva J. McClaim  dengan memberikan penekanan pada rapture yang terjadi sebelum masa tribulasi dan kedatangan Yesus ke bumi untuk mendirikan Kerajaan Millenium sesudah masa kesusahan.

Hermeneutik dan Pandangan Premillennialisme Dispensasional
·         Memegang prinsip penafsiran Literal Interpretation (penafsiran literal), dan sering disebut the principle of grammatical-historical, yaitu menekankan pemahaman dan pengertian literal dari masing-masing kata berdasarkan kebenaran gramatika serta fakta sejarah yang akurat. Disebut juga the normal interpretation.
·         Pemahamannya terhadap Israel dimana Allah memberikan janji yang tanpa syarat (unconditional covenant) kepada Abraham Kej 12:1-3). Israel bukanlah gereja. Israel adalah keturunan Yakub biologis. Israel tidak pernah dirohanikan menjadi gereja.
·         Pandangan ini menyatakan bahwa Kristus akan kembali sebelum Kerajaan Millenium dan bahwa Ia akan memerintah dalam Kerajaan-Nya. Kerajaan Damai yang berlangsung selama seribu tahun tidak bisa dirohanikan dengan alasan apapun.
·         Hal-hal Kerajaan Sorga memang saat ini sudah mulai terjadi secara rohani melalui gereja (Rm 14:17), dalam kuasa pelayanan Mesias pada kedatangan-Nya pertama, namun pemenuhan kerajaan tersebut secara fisik serta realisasinya secara sempurna akan terjadi di dalam Kerajaan Millenium yang akan datang.
·         Kedatangan Kristus  ke bumi akan terjadi secara literal sebelum Kerajaan Seribu Tahun didirikan (Kis 1:11). Dalam kerajaan tersebut, janji-janji kepada Israel akan digenapi secara literal selama seribu tahun. Setelah itu, Kristus akan menyerahkan Kerajaan-Nya kepada Bapa untuk seterusnya memasuki Kerajaan Kekal (1 kor 15:24-25).

Premillennialisme Sejarah
·         Pelopor utamanya adalah George Eldon Ladd (pertengahan abad 20) dan J. Barton Payne.
·         Perbedaan pokok yang ada pada kedua pandangan tersebut terletak pada sistem hermeneutik dalam upaya menafsirkan beberapa nubuat.


Hermeneutik dan Pandangan Premillennialisme Sejarah
·    Metode penafsiran literal tidak selamanya harus diterapkan secara konsisten. Metodenya ialah sistem penafsiran rohani (spiritualizing hermeneutic).  Bahwa perbedaan Israel dan gereja tidak perlu terlalu dipertahankan. Ladd mengatakan bahwa Gereja adalah Israel rohani.
·         Premill Sejarah mengajarkan bahwa Kerajaan Millenium bukan dimulai pada saat yang akan datang, tetapi sudah diawali sekarang ini dari sorga. Saat ini Ia duduk di sebelah kanan Allah sebagai Raja Mesianik.
·         Paham ini juga meyakini bahwa kerajaan Mesianik tidak saja terjadi dalam Kerajaan Millenium, tetapi juga dalam sejarah. Bahwakn, Kristus sudah memulai pemerintahan Mesianik-Nya sejak peristiwa bersejarah, yaitu pada saat kebangkitan hingga kenaikan-Nya. Sebab itu, pandangan ini disebut Premillennialisme sejarah.
·         Di sisi lain, Premill sejarah juga menerima pandangan postribulasi yang meyakini bahwa gereja akan masuk ke dalam masa tibulasi, seperti diketahui dari PL dan PB berkenaan dengan kesusahan yang telah dan sedang dialami oleh orang-orang percaya selama ini. (Yoh 16:33; Kis 14:22; Why 1:9).
·         Penganiayaan yang dialami gereja saat ini akan terus berlangsung hingga pada puncaknya. Gereja akan dilindungi oleh Allah di dalam masa tribulasi (Why 3:10; 7:14).
·         Dengan demikian penganut Premill sejarah meyakini bahwa rapture akan terjadi setelah masa tribulasi, ketika Kristus datang bersama umat-nya sebagaimana yang menjadi keyakinan dan pengharapan orang-orang percaya (1 Tes 2:19; 3:13; 1 Yoh 2:28) sesuai dengan PB (Mat 24:3, 27, 39; 2 Tes 2:8).




TRIBULASI

Tribulasi dari bahasa Inggris yaitu tribulation, artinya kesengsaraan. Secara eskatologis, kata tribulasi dipakai sebagai sebutan untuk masa penyiksaan dahsyat menjelang kedatangan Kristus yang kedua.

Premillennialisme Dispensasi terbagi dalam beberapa kelompok keyakinan atas peristiwa pengangkatan gereja atau rapture:

Pandangan Posttribulasi
·         Pandangan Posttribulasi mengajarkan bahwa jemaat akan masuk ke dalam  tribulasi dan mengalami penderitaan selama tujuh tahun tersebut. Setelah masa itu berakhir, gereja akan diangkat ketika Kristus datang yang kedua kali.
·         Nasib semua orang percaya akan mengalami nasib yang sama dengan seluruh orang yang menolak Kristus. Setelah itu gereja akan diangkat untuk kembali lagi ke bumi bersama Kristus untuk memerintah dalam Kerajaan Millenium.
·         Pandangan ini juga diyakini oleh amillennialisme dan postmillennialisme. Gereja akan akan masuk ke dalam masa tribulasi total. Setelah itu, Kristus datang di angkasa untuk mengangkat gereja-Nya dan selanjutnya kembali ke bumi. Bagi mereka tribulasi bukan merupakan murka Allah, melainkan ujian dan cobaan bagi gereja. Sedangkan, bagi orang yang tidak percaya hal itu adalah murka Allah. Dan janji-janji tentang masa tribulasi (Mat 24:9-11; Mrk 13:9-13) ditujukan kepada gereja, bukan Israel dan bangsa-bangsa.
·         Premill Sejarah memiliki pandangan yang sama dengan Posttribulasi. Premill Sejarah diwakili oleh George Eldon Ladd berpendapat bahwa Gereja akan masuk dan mengalami masa tribulasi selama tujuh tahun.


Pandangan Midtribulasi
·         Mengajarkan bahwa gereja akan diangkat tepat pada pertengahan masa tujuh tahun dari tribulasi atau pada akhir tiga setengah tahun pertama. Gereja akan masuk dan berada dalam masa sengsara itu selama tiga setengah tahun, kemudian diangkat ke sorga. Menurut mereka tiga setengah tahun ini adalah permulaan penderitaan (Mat 24:8), sedangkan tiga setengah tahun kedua adalah masa siksaan dahsyat (Mat 24:21). Mendasarkan keyakinan pada kitab Wahyu 11 mengenai kebangkitan dan kenaikan dari dua saksi di akhir masa tiga setengah tahun (Why 11:11-12).
·         Argumentasi penting Midtribulasi: pertama janji tentang tribulasi ditujukan kepada gereja. Kedua, Allah tidak merancang dua program berbeda antara gereja dan Israel seolah-olah timpang tidih. Ketiga, tanda dan terompet bukan perwujudan murka ilahi. Tanda-tanda menunjuk pada diaktifkannya program manusia, terompet menandakan lebih aktifnya program setan, dimana Allah sebagai pengontrol dan pemberi izin. Keempat, penolakan rapture secara imanen, artinya tidak bisa dibenarkan jika gereja akan bersama Kristus dan terangkat ke sorga sebelum masa tribulasi.

Pandangan Partial
·         Beranggapan bahwa hanya sebagian orang percaya yang siap secara rohani akan mengalami rapture atau terhindar dari siksaan masa tribulasi, sedangkan orang percaya yang seringkali jatuh dalam dosa akan masuk ke dalam tribulasi dan akan diangkat setelah memenuhi syarat pengangkatan. Syaratnya ialah kesucian hidup.


Pandangan Pretribulasi
Pada prinsipnya semua penganut Pretrib setuju bahwa kedatangan Kristus yang kedua akan terjadi sebelum Kerajaan Seribu Tahun. Tetapi keyakinan mengenai waktu terjadinya pengangkatan gereja yang berbeda.
·         Kaum Pretribulasi meyakini bahwa gereja akan menikmati rapture (pengangkatan) dengan kemuliaan Kristus sebelum tribulasi (masa kesengsaraan) tiba (1 Tes 5:9-10).
·         Bukti-bukti Alkitab mendukung pendapat bahwa gereja tidak akan  masuk dalam masa tribulasi. Bahkan, jemaat mula-mula senantiasa menantikan kedatangan Kristus yang mendahului masa sengsara tersebut.
·         Orang-orang percaya akan terhindar dari masa penganiayaan itu sebab gereja akan diangkat sebelum masa tribulasi. Meskipun gereja berdosa, tetapi dosa mereka sudah ditebus oleh Kristus secara lunas.
·         Alasan teologis: (1) sifat tribulasi mengerikan di mana Allah mencurahkan murka yang dahsyat sebagai suatu bentuk pengadilan dan penghakiman Allah bagi dunia yang berdosa (Yes 24:21-22; Why 14:7; 15:4). (2) lingkup tribulasi meliputi seluruh bumi (Yes 24:11; 3-6; Why 3:10), sebagai hukuman dan disiplin bagi Israel (Yer 30:7; Dan 9:24). (3) tujuan tribulasi adalah untuk mengadili bangsa-bangsa yang ada di bumi (Why 6:10; 11:10) serta mempersiapkan Israel utnuk menyambut Raja mereka (Yeh 36:18-32; Mal 4:5-6), dan bukan untuk gereja. (4) kesatuan tribulasi, dimana masa tribulasi merupakan minggu ketujuh puluh menurut kitab Daniel. Daniel 9:27 menjelaskan bahwa tribulasi ditujukan kepada Israel. (5) pembebasan dari masa tribulasi. Gereja, sebagaimana mempelai yang dikasihi Kristus, tentunya tidak akan Tuhan biarkan mengalami murka-Nya itu (Rom 5:9; 1 Tes 5:9-10).
·         Unsur penting bagi Pretribulasi ialah adanya ketegasan membedakan Israel dengan gereja. Kaum non-premill serta sebagian penganut non-pretribulasi cenderung menyamakan gereja dengan Israel. Tetapi, keterangan Alkitab membedakan gereja dengan Israel.
·         Premillennialisme Dispensasional menjelaskan bahwa rapture dan Kerejaan Seribu Tahun akan direalisasikan secara literal di masa yang akan datang. Gereja akan diangkat sebelum masa tribulasi.




REFORMED PREMILL PRETRIBULASI
Dalam hal Doktrin Soteriologi, tentu Teologi Reformed berbeda dengan teologi Dispensasionalisme. Reformed menekankan pada Doktrin kedaulatan Allah dalam Pemilihan tanpa syarat (monergisme), sedangkan Dispensasional berpandangan pada pemilihan bersyarat (adanya respon dari si penerima) atau yg dikenal dengan sinergisme.
Demikian juga dalam hal doktrin eklesiologi (doktrin gereja) dan eskatologi (doktrin akhir zaman), Reformed cenderung berpendapat bahwa gereja dalah Israel rohani dengan demikian menyatakan bahwa di dlm gereja seluruh nubuatan utk Israel terpenuhi. Namun berbeda dengan Dispensasionalisme yg menegaskan perbedaan antara gereja dan Israel. Perbedaan nyata antara Israel sebagai bangsa yang dipilih Allah, dan Gereja sebagai tubuh Kristus. Gereja bukanlah Israel, dan Israel tidak pernah digantikan Gereja. Dengan kata lain, Allah memiliki dua rencana berbeda bagi umatNya, satu bagi Israel, dan satu lagi bagi Gereja.
Dalam hal doktrin tribulasi, Reformed cenderung mengalegoriskan masa Tribulasi (kesusahan) dengan berpendapat bahwa kesusahan/kesukaran itu merupakan apa yg dialami gereja pada masa kini di bumi. Dengan demikian masa Tribulasi yg bersifat eskatologis tersebut tidak terjadi pada masa yg akan datang tetapi terjadi pada masa kini. Masa tribulasi tidak terjadi secara literal dan bersifat eskatologis, melainkan ditafsirkan secara alegoris dan terjadi pada masa kini di dunia.
Reformed Premill Pretribulasi
Reformed Premill Pretribulasi percaya bahwa apa yang tertulis dalam Kitab Wahyu 20:1-6 (Kerajaan Seribu Tahun) atau Kerajaan Millenium akan tergenapi secara Literal. Yesus Kristus akan datang kembali ke bumi sebelum masa Kerajaan Millenium. Yesus Kristus akan memerintah di bumi selama seribu tahun (Kerajaan Seribu Tahun). Dan sebelum masuk dalam masa tribulasi (kesusahan selama 7 tahun), maka gereja akan diangkat.
Apabila Gereja masuk dalam masa Tribulasi, hal ini melanggar konsep penebusan Kristus yang sempurna. Kesatuan tubuh Kristus (1 Kor 12:12-13), disatukan dalam kematian-Nya (Ef 5:30), dimana rapture juga dialami semua orang yang telah ditebus Kristus yang adalah kepala tubuh, bukan hanya sebagian. Kesempurnaan kebangkitan dan pengangkatan semua orang percaya bukan sebagian (1 Kor 15:51-52; 1 Tes 4:14). Menolak pembedaan atara Israel dan gereja. Menempatkan posisi gereja masuk tribulasi hal yang sangat mustahil terjadi sebab tujuan tribulasi ialah untuk mengadili dunia.

GEREJA
Apa yang Allah telah rencanakan bagi Israel sebagai isi Perjanjian Allah dengan Israel, yang berhubungan dengan umat Israel dan bangsa Israel, akan digenapi seluruhnya dengan sempurna karena Ia adalah Allah yang memelihara dan menggenapi janji. Rencana penyelamatan Allah bagi manusia diberikan dalam Kitab Suci bersifat kontinuti (berkelanjutan). Oleh karena itu, ketika Allah menyatakan wahyu penyelamatanNya, Ia menyatakannya sebagai wahyu perjanjian. Dengan cara yang sama, Allah akan menggenapi apa yang telah janjiankanNya kepada Gereja sebagia umat tebusanNya.
Pengangkatan gereja sangat berhubungan dengan ajaran kedatangan Kristus yang kedua. Secara terminologis, kedatangan Yesus kedua ke dunia berasal dari istilah Yunani parousia yang berarti “kedatangan” atau “penampakan”, sebagaimana dicatat dalam 1 Tes 4:15. Kata parousia berasal dari kata para yang artinya “dengan’, dan ousia, yang artinya “ada” (dari eimi). Dengan demikian, dua kata tersebut berarti “kedatangan” atau “hadir bersama”.
Di dalam PB, kata tersebut digunakan untuk menerangkan gagasan tentang “kedatangan Kristus yang kedua”, yakni mendirikan Kerajaan Allah. Istilah parousia 24 kali dalam PB umumnya menjelaskan tentang kedatangan Kristus yang kedua. Kedatangan Kristus tersebut meliputi peristiwa pengangkatan gereja (rapture) dan kedatangan-Nya ke bumi secara fisik bersama umat-Nya untuk memerintah dalam Kerajaan Damai selama seribu tahun.

Pertemuan di Angkasa
Perjumpaan Kristus dengan gereja-Nya secara pasti akan terjadi di angkasa, bukan di bumi atau di tempat yang tidak bisa dijangkau oleh indera manusia (1 Tes 4:17), kata nephelais yang berarti “awan”, di dalam awan. Sebab itu, Paulus dalam 1 tes 5:16-17 telah memperlihatkan adanya fakta tentang penyatuan orang-orang percaya yang dibangkitkan dengan jemaat yang masih hidup yang diubahkan supaya mereka dapat diangkat bersama-sama  ke tempat yang jelas dan pasti, yakni di angkasa untuk menyongsong Sang Mesias.

Kedatangan-Nya Secara Tiba-tiba
Dalam 1 Tes 5:2-3 diinformasikan bahwa “hari Tuhan”, yaitu kedatangan Kristus sesungguhnya akan terjadi secara “tiba-tiba”. Seperti pencuri yang datang pada malam hari yang tidak terduga (Mat 24:43), dan juga pernah Petrus dan Yohanes ajarkan (2 Pet 3:10; Why 3:3; 16:15). Kedatangan Kristus ditetpkan menurut keputusan ilahi dan kedaulatan Bapa di sorga yang tidak dapat dipahami oleh siapapun (Mat 24:36).

Pengangkatan Gereja sebelum Tribulasi
Alkitab menyatakan bahwa Tuhan telah berjanji dan menjamin secara pasti bahwa jemaat-Nya akan diangkat ke angkasa sebelum murka yang menyala-nyala itu terjadi (Rm 5:9; 1 Tes 1:10; 5:9-10; Why 3:10) sehingga gereja terhindar dari malapetaka itu. Ada 4 argumen utama yang dapat diberikan guna membuktikan keyakinan tersebut: Pertama, argumentasi kontekstual, yaitu ketika Paulus mengkonfirmasikan berita pengharapan mengenai kepastian kedatangan Kristus untuk mengangkat gereja-Nya (1 Tes 4:13-18). Apabila tribulasi tiba, gereja sudah diangkat sebelumnya (1 Tes 4:16-17; 5:9-10) sehingga jemaat tidak akan masuk ke dalam kesengsaraan itu. Kedua, argumentasi teologis, yaitu konsep soteriologi yang Paulus munculkan dalam 1 Tes 5:9-10 secara tegas menyatakan bahwa karena kasih anugerah Allah yang begitu besar kepada gereja-Nya Tuhan tidak “menetapkan” umat-Nya untuk masuk ke dalam dan mengalami masa kesusahan itu. Murka dan maut tidak diizinkan menguasai gereja. Ketiga, argumentasi gramatika, memperlihat adanya komitmen Allah Yang Mahakuasa dan Mahakasih untuk membebaskan gereja dari masa kesusahan (Why 3:10).mengeluarkan jemaat dari masa kesusahan itu sebelum waktunya tiba. Keempat, argumentasi tujuan tribulasi. Alkitab menjelaskan bahwa tribulasi adalah masa kesusahan bagi bangsa Israel (Dan 12:1-2; Yer 30:7).  Tidak dimaksudkan untuk gereja. Kesusahan itu bertujuan untuk mempersiapkan Israel dan bangsa yang lain untuk bertobat.

Pengangkatan Gereja ke Sorga
Gereja tidak berhenti di angkasa setelah diangkat melalui peristiwa rapture. Setelah selesai menyediakan tempat di rumah Bapa Dia akan kembali untuk membawa jemaat-Nya ke sorga (Yoh 14:1-3). Sesudah pertemuan di angkasa gereja akan menghadap tahta pengadilan Kristus di sorga (Rm 14:10; 2 Kor 5:10). Sidang pengadilan dilakukan di sorga sebab tahta-Nya berada di tempat kudus (Maz 11:4; 103:19; Why 3:21; 4:2). Tahta pengadilan Kristus (bema) berada di sorga, tempat setiap orang Kristen akan menghadap tahta pengadilan tersebut setelah gereja diangkat (1 Tes 4:17). Karenanya, ketika masih di bumi orang percaya diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengumpulkan harta kekal di sorga (Mat 6:20).

Bangsa Israel
Bangsa Israel secara bangsa akan masuk ke dalam masa tribulasi, sebab Allah masih memberikan kesempatan terakhir kepada bangsa itu untuk bertobat dan mengakui Mesias (Dan 12:1); Yes 26:20-21; Yer 30:7-9). Penyelamatan Israel dari masa “kesusahan besar” (Mat 24:21; Why 7:14; 12:7) ditegaskan oleh Daniel (Dan 12:1) melalui istilah malat, yang artinya “membebaskan” atau “menyelamatkan”. Yehezkiel mengutarakan bahwa dalam masa tribulasi bangsa Israel yang masih hidup akan dilindungi di padang gurun untuk selanjutnya masuk ke dalam Kerajaan Seribu Tahun (Yeh 20:34-38), sebagaimana dilukiskan dalam Matius 25:1-30. Alkitab mengatakan bahwa kesengsaraan itu merupakan kesusahan bagi Yakub. Namun, keturunan Abraham itu akan diselamatkan (Yer 20:7).
Pada saat itu, bangsa Israel yang tersebar di seluruh penjuru dunia akan dikumpulkan untuk diadili guna menetapkan siapa siapa dari orang Israel yang menjadi anggota Israel di masa yang akan datang. Setelah diselamatkan dari masa kesusahan besar, umat pilihan itu akan masuk ke dalam Kerajaan Millenium tanpa diberikan tubuh baru. Sebab itu, bangsa Israel yang selamat dari tribulasi akan masuk ke dalam Kerajaan Millenium dengan tubuh yang fana dan akan berkembang sehingga menjadi orang tua bagi bayi-bayi yang lahir dalam kerajaan tersebut.

Rabu, 12 Oktober 2016

Silabus dan SAP Kolokium PB



SILABUS

Matakuliah                  : Kolokium Perjanjian Baru
Bobot                          : 3 SKS                   
Program                       : Pasca Sarjana (Magister Pendidikan Agama Kristen)
Dosen                          : Dr. Junior Natan Silalahi

I.     Deskripsi :

Terminologi
Colloqioum bhs Inggris arti: seminar. Kolokium menurut KBBI: pertemuan keahlian; seminar; kegiatan belajar (pada tataran pendidikan sarjana) yang dilakukan dalam bentuk seminar untuk membahas proyek penelitian bertaraf lanjutan.

Deskripsi Matakuliah Koloqium Perjanjian Baru
Kolokium Perjanjian Baru adalah salah satu matakuliah yang disajikan dalam kuliah tingkat Pasca Sarjana dengan konsentrasi bidang kajian kitab Perjanjian Baru. Dalam matakuliah ini akan diseminarkan tentang pokok-pokok penting yang menjadi kajian dalam kitab Perjanjian Baru. Adapun tema-tema yang dipilih adalah tema sentral dalam Perjanjian Baru.

Matakuliah ini tentunya merupakan tingkat lanjutan dari jenjang Sarjana; di mana dalam tingkat ini telah membahas matakuliah-matakuliah tertentu yang menjadi dasarnya: Pengantar Perjanjian Baru, Tafsir Perjanjian baru, Teologi Perjanjian Baru. Dalam matakuliah Kolokium PB ini akan mengulas secara singkat, jelas dan padat tema-tema pokok dalam Perjanjian Lama secara komprehensif.
Tentu, tidak akan mungkin membahas secara detail kembali semua kitab-kitab yang ada dalam PB, namun paling tidak secara prinsipil dan garis besar akan dibahas dalam matakuliah ini.

Jadi, matakuliah ini akan membicarakan  teologi dalam kitab Injil, teologi Paulus, Teologi Petrus, Teologi Yohanes, dan seterusnya. Studi ini mengevaluasi doktrin khusus apakah yang ditekankan oleh penulis-penulis PB dan bagaimana mereka mengembangkannya.


II.  Tujuan Khusus:
Setiap Mahasiswa dapat memahami hakekat dan ruang lingkup tugas Kolokium Perjanjian Baru; dimulai dari seminar teologi dalam Injil Sinoptik, teologi dalam Kitab Kisah Para Rasul sampai kitab Wahyu.
  1. Mahasiswa mampu memiliki pemahaman yang benar dan komprehensif akan Teologi yang muncul dalam konteks Perjanjian Baru.
  2. Mahasiswa mampu menghadirkan apa yang dipahami tersebut dalam bentuk pelayanan aktual sesuai dengan konteks pelayanan masing-masing.
  3. Mahasiswa mampu mengalami pertumbuhan dalam keyakinan yang benar sehingga mampu berelasi secara pribadi dengan apa yang ia terima sebagai kebenaran.

III. Materi Matakuliah:
·         Silabus
·         Isu-isu teologis yang muncul dalam Teologi Perjanjian Baru
·         Seminar Teologi Injil Sinoptik
·         Seminar Teologi Kisah Para Rasul
·         Seminar Teologi Yakobus
·         Seminar Teologi Ibrani
·         Seminar Teologi Paulus
·         Seminar Teologi Petrus
·         Seminar Teologi Yudas
·         Seminar Teologi Yohanes

IV. STANDAR PENILAIAN
1. Partisipasi dan kehadiran         : 10%
2. Meringkas 1 Buku                    : 20%
3. Presentasi                                 : 20%
4. Resensi Buku                           : 10%
4. UTS                                         :  20%
5. UAS                                         : 20%

V. Literatur:

1.      Charles Ryrie, Teologi Dasar 1. Yogyakarta: Andi.
2.      ___________, Teologi Dasar 2. Yogyakarta: Andi.
3.      Chris Marantika, Eskatologi. Yogyakarta: Iman Press.
4.      Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru: Jilid 1-3. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
5.      George Eldon Ladd, Theologi Perjanjian Baru: Jilid 1 dan 2. Bandung: Kalam Hidup.
6.      Henry  C. Thiessen, Teologi Sistematika. Malang: Gandum Mas.
7.      J. Wesley Brill, Dasar Yang Teguh. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.
8.      John Walvoord, Nubuatan-nubuatan Alkitab. Bandung: Kalam Hidup.
9.      Leon Morris, Theologi Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas.
10.  Millard J. Erickson, Teologi Kristen Volume 3. Malang: Gandum Mas.
11.  Paul Enns, The Moody Handbook of Theologi. Malang: Literatur SAAT.
12.  Wilmington, Eskatologi, Malang: Gandum Mas.





SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PASCA SARJANA SEKOLAH TINGGI TEOLOGI IKSM SANTOSA ASIH



Mata Kuliah                :  Kolokium Perjanjian Baru
Bobot                          :  3 SKS

Jurusan/Jenjang           :  Pasca Sarjana (Program S2 Magister Pendidikan Agama Kristen)

Dosen                          :  Dr. Junior Natan Silalahi

 

 

PROSES BELAJAR MENGAJAR


Dosen                          : Menerangkan (dengan contoh) ,diskusi, memberi tugas
Mahasiswa                  : Mendengar, Mencatat, diskusi, mengerjakan tugas
Media                          : Laptop, Papan Tulis dan Proyektor
Evaluasi                       : Hasil Test Mingguan, Ujian Mid, Ujian Akhir dan Tugas















 Ke
Pokok  Bahasan 
dan TIU
Sub Pokok Bahasan
dan  TIK
Teknik Pembelajaran
Estimasi Waktu
Media
Pembelajaran
Tugas
1 
Pembahasan Teologi Injil Sinoptik I

TIU
Mampu memahami Teologi Injil Sinoptik


1.    Doktrin Allah dalam Injil Sinoptik
2.    Doktrin Kristus dalam Injil Sinoptik

Sasaran Belajar:
Mahasiswa mampu menjelaskan doktrin Allah dan doktrin Kristus dalam Injil Sinoptik


Dosen :
Menerangkan (dengan contoh), diskusi, memberi tugas

Mahasiswa:
Mendengar, Mencatat, diskusi, mengerjakan tugas
1 x 120
Menit
Laptop, Papan Tulis dan Proyektor

Makalah

 Ke
Pokok  Bahasan 
dan TIU
Sub Pokok Bahasan
dan  TIK
Teknik Pembelajaran
Estimasi
Waktu
Media Pembelajaran
Tugas
2
Pembahasan Teologi Injil Sinoptik II

TIU
Mampu memahami Teologi Injil Sinoptik


1.    Doktrin Roh Kudus dalam Injil Sinoptik
2.    Doktrin Gereja dalam Injil Sinoptik
3.    Doktrin Akhir Zaman dalam Injil Sinoptik

Sasaran Belajar:
Mahasiswa mampu menjelaskan doktrin Roh Kudus, doktrin Gereja, dan doktrin Akhir zaman dalam Injil Sinoptik


Dosen :
Menerangkan (dengan contoh), diskusi, memberi tugas

Mahasiswa:
Mendengar, Mencatat, diskusi, mengerjakan tugas
1 x 120 menit
Laptop, Papan Tulis dan Proyektor

Resensi Buku
Ke
Pokok  Bahasan  dan TIU
Sub Pokok Bahasan
dan  TIK
Teknik pembelajaran
Estimasi Waktu
Media Pembelajaran
Tugas
3
Teologi kitab Kisah Para Rasul I

TIU:
Mampu memahami teologi kitab Kisah Para Rasul

1.    Pengantar teologi Kisah Para Rasul
2.    Doktrin Allah
3.    Doktrin Kristus
4.    Doktrin Roh Kudus


Sasaran Belajar:
Mahasiswa mampu menjelaskan doktrin Allah, Kristus, dan doktrin Roh Kudus, dalam kitab Kisah Para Rasul

Dosen :
Menerangkan (dengan contoh), diskusi, memberi tugas

Mahasiswa:
Mendengar, Mencatat, diskusi, mengerjakan tugas
1x120 menit
Laptop, Papan Tulis dan Proyektor

Kuis
Ke

Pokok  Bahasan  dan TIU

Sub Pokok Bahasan
dan  TIK

Teknik pembelajaran

Estimasi waktu
Media Pembelajaran

Tugas

4

Teologi kitab Kisah Para Rasul II

TIU:
Mampu memahami teologi kitab Kisah Para Rasul



1.    Doktrin Keselamatan
2.    Doktrin Gereja


Sasaran Belajar:
Mahasiswa mampu menjelaskan doktrin keselamatan, Gereja dalam kitab Kisah Para Rasul


Dosen :
Menerangkan (dengan contoh), diskusi, memberi tugas

Mahasiswa:
Mendengar, Mencatat, diskusi, mengerjakan tugas

1x 120 menit

Laptop, Papan Tulis dan Proyektor




Ke
Pokok  Bahasan 
dan TIU
Sub Pokok Bahasan
Dan  TIK
Teknik pembelajaran
Estimasi waktu
Media Pembelajaran
Tugas
5
Pengantar Teologi kitab Yakobus I

TIU:
Mampu memahami pengantar teologi kitab Yakobus

1.     Introduksi
2.     Kitab Suci
3.     Allah
4.     Manusia dan dosa

Sasaran Belajar:
Mahasiswa mampu menjelaskan introduksi teologi kitab Yakobus, pengajaran tentang Kitab Suci, doktrin Allah, doktrin manusia dan dosa
Dosen :
Menerangkan (dengan contoh), diskusi, memberi tugas

Mahasiswa:
Mendengar, Mencatat, diskusi, mengerjakan tugas
1x120 menit
Laptop, Papan Tulis dan Proyektor
Presen-
tasi
Ke

Pokok  Bahasan 
dan TIU
Sub Pokok Bahasan
Dan  TIK
Teknik pembelajaran
Estimasi waktu
Media Pembelajaran
Tugas

6

Pengantar Teologi kitab Yakobus II

TIU:
Mampu memahami pengantar teologi kitab Yakobus



1.    Manusia dan dosa
2.    Keselamatan

Sasaran Belajar:
Mahasiswa mampu menjelaskan  teologi kitab Yakobus tentang doktrin manusia dan dosa, keselamatan



Dosen :
Menerangkan (dengan contoh), diskusi, memberi tugas

Mahasiswa:
Mendengar, Mencatat, diskusi, mengerjakan tugas

1x 120 menit

Laptop, Papan Tulis dan Proyektor




Ke
Pokok  Bahasan  dan TIU
Sub Pokok Bahasan
dan  TIK
Teknik pembelajaran
Estimasi waktu
Media Pembelajaran
     Tugas
7
Teologia kitab Ibrani
1

TIU:
Mampu memahami teologi kitab Ibrani

1.    Doktrin Allah
2.    Dokrin Kristus


Sasaran Belajar:
Mahasiswa mampu menjelaskan  teologi kitab Ibrani tentang doktrin Allah, dan Kristus


Dosen :
Menerangkan (dengan contoh), diskusi, memberi tugas

Mahasiswa:
Mendengar, Mencatat, diskusi, mengerjakan tugas
1 x 120 menit
Laptop, Papan Tulis dan Proyektor


Ke
Pokok  Bahasan  dan TIU
Sub Pokok Bahasan
dan  TIK
Teknik pembelajaran
Estimasi waktu
Media Pembelajaran
     Tugas

8

Teologi kitab Ibrani ke-2

TIU:
Mampu memahami teologi kitab Ibrani


1.    Doktrin Roh Kudus
2.    Dokrin Dosa
3.    Doktrin Keselamatan

Sasaran Belajar:
Mahasiswa mampu menjelaskan  teologi kitab Ibrani tentang doktrin Roh Kudus, dosa, dan keselamatan



Dosen :
Menerangkan (dengan contoh), diskusi, memberi tugas

Mahasiswa:
Mendengar, Mencatat, diskusi, mengerjakan tugas

1x 120 menit

Laptop, Papan Tulis dan Proyektor



Ujian Tengah Semester
Ujian Tengah Semester



Ujian Tengah Semester
1 x 50
menit
Laptop, Papan Tulis dan Proyektor

UTS
Ke
Pokok  Bahasan  dan TIU
Sub Pokok Bahasan
dan  TIK
Teknik pembelajaran
Estimasi waktu
Media Pembelajaran
Tugas
9
Introduksi Teologi Paulus

TIU:
Mampu memahami introduksi teologia Paulus

1. Introduksi Teologi Paulus (latar belakang dan pelatihan)
2. Kronologis kehidupan Paulus

Sasaran Belajar:
Mahasiswa mampu menjelaskan Introduksi Teologi Paulus (latar belakang dan pelatihan), Kronologis kehidupan Paulus.











Dosen :
Menerangkan (dengan contoh), diskusi, memberi tugas

Mahasiswa:
Mendengar, Mencatat, diskusi, mengerjakan tugas
1 x 120 menit
Laptop, Papan Tulis dan Proyektor


Ke
Pokok  Bahasan  dan TIU
Sub Pokok Bahasan
dan  TIK
Teknik pembelajaran
Estimasi waktu
Media Pembelajaran
Tugas

10
Teologi Paulus I

TIU:
Mampu memahami Teologi Paulus (tentang Allah, Kristus, Roh Kudus)

1.     Tentang Allah
2.     Tentang Kristus
3.     Tentang Roh Kudus

Sasaran Belajar:
Mahasiswa mampu menjelaskan Teologia Paulus tentang Allah, Kristus, dan Roh Kudus.

Dosen :
Menerangkan (dengan contoh), diskusi, memberi tugas

Mahasiswa:
Mendengar, Mencatat, diskusi, mengerjakan tugas

1x 120 menit

Laptop, Papan Tulis dan Proyektor


Presentasi











Ke
Pokok  Bahasan  dan TIU
Sub Pokok Bahasan
dan  TIK
Teknik pembelajaran
Estimasi waktu
Media Pembelajaran
Tugas
11
Teologia Petrus

TIU:
Mampu memahami Teologia Petrus

1.    Doktrin Kristologi
2.    Doktrin Keselamatan
3.    Kitab Suci
4.    Kehidupan orang Kristen
5.    Gereja
6.    Akhir zaman

Sasaran Belajar:
Mahasiswa mampu menjelaskan Teologi Petrus tentang Kristologi, Keselamatan, Kitab Suci, Kehidupan orang Kristen, Gereja dan Akhir zaman.
Dosen :
Menerangkan (dengan contoh), diskusi, memberi tugas

Mahasiswa:
Mendengar, Mencatat, diskusi, mengerjakan tugas
1 x 120 menit
Laptop, Papan Tulis dan Proyektor

Presentasi
12
Teologi Kitab Yudas


TIU:
Mahasiswa mampu memahami teologi kitab Yudas

1.    Doktrin Kristologi
2.    Doktrin Keselamatan
3.    Malaikat

Sasaran Belajar:
Mahasiswa mampu menjelaskan Teologia Yudas tentang doktrin Kristologi, Doktrin Keselamatan, dan Malaikat.


Dosen :
Menerangkan (dengan contoh), diskusi, memberi tugas

Mahasiswa:
Mendengar, Mencatat, diskusi, mengerjakan tugas

1 x 120 menit
Laptop, Papan Tulis dan Proyektor


Ke
Pokok  Bahasan  dan TIU
Sub Pokok Bahasan
dan  TIK
Teknik pembelajaran
Estimasi waktu
Media Pembelajaran
Tugas

13

Teologi Kitab Yohanes


TIU:
Mahasiswa mampu memahami teologi kitab Yohanes


Wahyu
1.    Dunia
2.    Inkarnasi
3.    Roh Kudus
4.    Hal-hal Terakhir

Sasaran Belajar:
Mahasiswa mampu menjelaskan Teologia Yudas tentang Wahyu, Dunia, Inkarnasi, Roh Kudus, dan Hal-hal Terakhir




Dosen :
Menerangkan (dengan contoh), diskusi, memberi tugas

Mahasiswa:
Mendengar, Mencatat, diskusi, mengerjakan tugas

1 x 120 menit

Laptop, Papan Tulis dan Proyektor


14
Ujian Akhir Semester (UAS)

Ujian Akhir Semester (UAS)

Ujian Akhir Semester (UAS)

1 x 120 menit

Laptop, Papan Tulis dan Proyektor

UAS

Literatur:
1.      Charles Ryrie, Theologi Dasar, Andi, Yogyakarta.
2.      Donald Guthrie, Theologi Perjanjian Baru: Jilid 1-3; BPK Gunung Mulia-Jakarta, 1999.
3.      George Eldon Ladd, Theologi Perjanjian Baru: Jilid 2; Kalam Hidup-Bandung.
4.      Henry  C. Thiessen, Theologi Sistematik, Gandum Mas-Malang.
5.      J. Wesley Brill, Dasar Yang Teguh, Yayasan Kalam Hidup-Bandung.
6.      Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru, Gandum Mas-Malang, 1996.
7.      Millard J. Erickson, Teologi Kristen Volume 3, Gandum Mas-Malang.
8.      Paul Enns, The Moody Handbook of Theologi, Literatur SAAT-Malang.
9.      Tenney, Merrill C. Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 1996.
10.  Wilmington, Eskatologi, Gandum Mas-Malang.