Minggu, 09 Agustus 2015

"Ketetapan Allah dalam kaitan dengan Dosa"

Dalam kaitan dengan dosa, ketetapan Allah adalah bersifat mengijinkan. Ketetapan Allah dalam kaitan dengan kejahatan moral ini disebut sebagai ketetapan yang mengijinkan atau memperbolehkan. Melalui ketetapanNya Allah mengijinkan tindakan atau perbuatan dosa manusia tanpa adanya maksud menyebabkan perbuatan dosa itu dengan cara bertindak langsung. Hal ini berarti bahwa Allah tidaklah secara positif bertindak dalam diri manusia "baik untuk menghendaki maupun melakukan" pada saat manusia melakukan sesuatu yang bertentangan dengan dengan firmanNya. Akan tetapi harus senantiasa kita perhatikan bahwa ketetapan yang mengijinkan ini tidaklah mengandung maksud adanya satu ijin pasif akan sesuatu yang tidak berada di bawah pengaturan kehendak Allah. Ketetapan ini adalah ketetapan yang melihat tindakan berdosa di masa datang sebagai sesuatu yang mutlak pasti, tetapi yang di dalamnya Allah menentukan: (a) tidak untuk menghalangi penentuan sendiri yang berdosa dari kehendak manusia yang terbatas, dan (b) mengatur dan mengawasi hasil dari keputusan sendiri yang berdosa dari manusia ini, Mzm 78:29; 106:15; Kis 14:16; 17:30.

Doktrin ini tidak bertentangan dengan Atribut Allah "Mahakudus" (Kesucian Allah). Tidak melanggar kebebasan moral manusia, dan tidak menjadikan Allah sebagai Pencipta dosa.
(Louis Berkhof)

6 komentar:

  1. syallom pak,,
    saya kurang mengerti pak ketetapanNya Allah menginjinkan atau perbauatan dosa manusia tanpa adanya maksud?...menyebabkan perbauatan dosa itu dengan cara bertindak langsung..

    BalasHapus
  2. Sdr Oktav.
    Allah menetapkan manusia jatuh dalam dosa, dalam pengertian bhw kejatuhan dosa adalah sesuatu yang mutlak pasti terjadi dan di dalamnya Allah menentukan pasti terjadi. Dlm hal ini ada kaitan antara Kedaulatan Allah yang menetapkan dengan kemahatahuan Allah. Dan kedua hal ini tidak terpisahkan. Allah bukan Pencipta dosa, melainkan Allah menetapkan hal itu pasti terjadi krn tidak ada segala sesuatu yang terjadi boleh terjadi tanpa penentuan/penetapan Tuhan di dalam kedaulatanNya.
    Apabila kita berpandangan bahwa Tuhan hanya sebatas mengetahui tapi tidak menetapkan, maka hal ini sama saja dengan bahwa Allah tidak berdaulat atas segala sesuatu yg terjadi..!
    Mengetahui tanpa menetapkan adalah kemustahilan apabila dihubungkan dengan kedaulatan Allah.
    Kedaulatan Allah dalam hal ini adalah kedaulatan atas terjadinya dosa yg pasti terjadi oleh kehendak manusia dan pasti/mutlak terjadi. Allah menetapkan dosa pasti terjadi oleh manusia. Allah menetapkan peristiwa itu pasti terjadi, tetapi bukan Allah yang mendorong manusia untuk berbuat dosa. Allah bukan pencipta dosa, Allah bukan Sang Inisiator manusia jatuh dalam dosa, tapi Allah menetapkan hal itu pasti terjadi!
    Harus dibedakan dengan baik antara: Allah menetapkan dosa pasti terjadi dengan Allah menyebabkan manusia berdosa.
    Manusia jatuh dalam dosa akibat kehendaknya sendiri/keputusannya yg bebas. Tapi Allah menetapkan hal itu pasti terjadi, dengan kemahatahuannya dan atas ijinNya. Namun baik kemahatahuanNya dan ijinNya itu Allah berdaulat untuk memutuskan hal itu pasti terjadi oleh penetapanNya/penentuanNya di dalam KedaulatanNya.
    Manusia jatuh dalam dosa akibat kehendaknya sendiri/keputusannya yg bebas. Tapi Allah menetapkan hal itu pasti terjadi, dengan kemahatahuannya dan atas ijinNya. Namun baik kemahatahuanNya dan ijinNya itu Allah berdaulat untuk memutuskan hal itu pasti terjadi oleh penetapanNya/penentuanNya di dalam KedaulatanNya.
    Contoh saja seumpama kalau Allah tidak mengijinkan manusia jatuh dalam dosa, apakah mungkin manusia jatuh dalam dosa? Jawabannya tidak mungkin. Dalam hal ini Allah bukan hanya mengijinkan, tetapi menetapkan peristiwa itu pasti terjadi.

    Tapi harus diperhatikan bahwa Allah bukan hanya mengijinkan dan mengetahui, krn pengajaran ini bisa berujung pada DEISME. Di mana Allah tidak berdaulat atas segala sesuatu.
    Yang ditetapkan Allah bukanlah dlm arti bhw Allah dengan sekenarionya menjatuhkan manusia dengan sengaja ke dalam dosa. BUKAN..! Tapi Allah menetapkan bahwa peristiwa kejatuhan manusia ke dalam dosa (atas kehendak manusia sendiri) itu pasti terjadi. Jika Allah tidak menetapkan, maka peristiwa itu tidak akan pernah terjadi.
    Posisi manusia Pra-dosa adalah: memiliki kehendak untuk taat dan juga memiliki kehendak untuk tidak taat. Namun kenyataannya manusia jatuh dalam dosa, dan hal itu adalah suatu kepastian/tidak mungkin tidak..! Yang terjadi adalah manusia jatuh dalam dosa. Di luar dari itu adalah kosong (tidak akan terjadi).
    Teologi yang kosong adalah teologi yg berandai-andai; seandainya manusia tidak jatuh dalam dosa. Itu menghayal..! Kejatuhan manusia dalam dosa adalah pasti (terjadi).

    Harus dibedakan antara Allah menetapkan dosa dengan Allah Pencipta dosa. Sy meyakini bhw Allah menetapkan dosa pasti terjadi dan itu atas kehendak manusia yg memilih dan melakukan.
    Allah menetapkan manusia binasa krn memang semua manusia berdosa dan layak binasa. Oleh anugerahNya umatNya diselamatkan. GBU



    BalasHapus
  3. Shalom pak selamat pagi,,saya mau bertanya pak,,ketika manusia melakukan dosa, apakah ada kerinduan Allah atau ada sesuatu yg Allah lakukan supaya manusia tsb tdk melakukan dosa lagi, atau itu tergantung dari manusianya sendiri, Karna manusia ada kehendak bebas?? Bagaimana pak?

    BalasHapus
  4. Setelah manusia jatuh dalam dosa, tentu Allah tidak tinggal diam. Allah menyediakan korban pendamaian. Dan perencanaan pendamaian ini sudah dirancang Allah dalam kekekalan.


    1 Pet. 1:18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
    1:19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
    1:20 Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir

    Setelah jatuh dalam dosa manusia mati total!
    Efesus 2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

    Manusia tidak memiliki kehendak bebas, melainkan menuruti dosa dan kedagingan!


    Efesus 2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka

    Kehendak manusia yang di luar Kristus hanyalah melakukan dosa. GBU

    BalasHapus
  5. shalom bapa..
    saya mau bertanya, bagaimanakah kehidupan orang farisi ketika dikatakan mereka adalah orang berdosa? secara kasat mata manusia yang dilihat bahwa orang farisi itu adalah orang yang baik. menurut (Lukas18:12) apa sebabnya sehingga mereka dikatakan musu Allah? bukankah pengampunan dosa itu telah dikerjakan oleh Yesus sendiri.

    BalasHapus
  6. Org Farisi merasa dirinya benar oleh perbuatannya dgn melakukan Hukum Taurat, sdgkan kita ketahui bersama bhw tidak seorangpun benar krn melakukan H. Taurat krn manusia tdk mampu utk hidup di dlmnya. Dan Org Farisi dlm hal ini menipu dirinya sendiri dan munafik. Justru kejahatan yg mereka lakukan sprti: org buta menuntun org buta.

    BalasHapus