Senin, 21 September 2015

Pengantar Perjanjian Lama


PENGANTAR PERJANJIAN LAMA

  1. Pendahuluan
    Otoritas Perjanjian Lama
Kristus sendiri mengakui otoritas penuh dan sifat yang mengikat dari kitab Perjanjian Lama, bahkan Dia sering mengutip Perjanjian Lama sebagai dasar pengajaran-Nya. Yesus memandang Perjanjian Lama sebagai tulisan yang diilhami dan berotoritas, yang mencatat karya Allah dalam sejarah yang menuju kepada puncaknya dalam kerajaan-Nya yang akan datang.
Demikian juga Paulus mengakui pengilhaman dan otoritas penuh dari Kitab Suci Perjanjian Lama (2 Tim. 3:16) dan menemukan maknanya yang terdalam dalam rangka penantian dan persiapan Perjanjian Baru. Tulisan-tulisan dalam surat Ibrani, Yakobus, dan Wahyu juga banyak memakai kiasan dan kutipan Perjanjian Lama.

Penyataan Dan Pengilhaman
Berkaitan dengan pengajaran tentang Alkitab perlu dibedakan 3 (tiga) istilah berikut:
  1. Wahyu (Revelation), artinya pembukaan, penyataan kebenaran-kebenaran baru.
  2. Ilham (Inspiration), artinya pengawasan, pimpinan dalam pencatatan kebenaran-kebenaran firman Allah.
  3. Iluminasi (illumination), artinya penerangan mengenai kebenaran-kebenaran firman Allah.

Wahyu (Revelation) terbagi 2: Wahyu Umum dan Khusus.
1.      Wahyu Umum (Common Revelation): Penciptaan alam semesta.
2.      Wahyu Khusus (Special Revelation): Alkitab Firman Allah dan puncakya adalah Logos menjadi manusia Yesus Kristus.

Pengilhaman (Inspiration)
Kata yang diterjemahkan dengan “diilhamkan” adalah theopneustos, berasal dari bahasa Yunani: Theos Allah, Pneustos dihembus/nafas Allah (God’s Bread ). Secara harafiah berarti: dihembus, atau nafas Allah. Maka ungkapan “tulisan yang diilhamkan” berarti: tulisan yang ke dalamnya dihembuskan atau ditiupkan nafas atau Roh Allah.

Dua hal yang tampak jelas dari bahan-bahan tersebut di atas, yaitu:
1.    Bahwa Tuhan Allahlah yang berfirman. Maka Dialah yang memiliki gagasan.
2.    Bahwa manusia (yaitu para Nabi atau Rasul) berkata-kata atau menulis, karena didorong oleh Roh Kudus.
Pengilhaman adalah Karya Allah melalui Allah Roh Kudus memilih serta  membimbing  orang –orang yang dipercayakan-Nya (Nabi dalam PL dan Rasul dalam PB) untuk menulis Firman Allah (Alkitab). Dimana Nabi dan Rasul menulis di bawah inspirasi Roh Allah, di bawah pimpinan Roh Kudus, di bawah hembusan Roh Allah. Mereka menuliskannya infallibility (tanpa salah) dan inerrantly/innerancy (tanpa salah).
Pengilhaman yang benar adalah PLENARY VERBAL INSPIRATION SUPRANATURAL.
Plenary (Keseluruhan). Verbal (kata-kata), Inspiration (Pengilhaman), Supranatural (Dengan Kuasa Allah Roh kudus).



Ada tiga teori inspirasi yang tidak benar:
1.    Teori “rasionalistik.
Kaum rasionalis tidak percaya tentang pribadi Allah. Ia tidak percaya hal-hal
yang bersifat supranatural, dan baginya Alkitab dihasilkan oleh pikiran dan kemampuan serta kejeniusan manusia belaka.
2.    Teori “fractional.”
“Fractional” adalah teori yang mengajarkan bahwa hanya bagian-bagian tertentu dari Alkitab diinspirasikan, tetapi bukan keseluruhan Alkitab. Alkitab adalah Firman Allah TIDAK SAMA DENGAN Alkitab berisi Firman Allah.
3.    Teori  “mekanis”
Ini disebabkan oleh karena liberalisme menyerang iman umat Allah yang percaya Alkitab, sehingga mereka berkata bahwa kita percaya dalam teori “mekanis” tentang inspirasi. Bahwa Allah mendiktekan firman Allah dan Ia sebagai Pendiktenya sedangkan penulis Alkitab menulis sama seperti yang didiktekan Tuhan.

Ketaksalahan Alkitab (Inerrancy)
Dalam kamus Oxford, istilah ‘inerrancy’ diberi defenisi sebagai berikut: “kualitas atau kondisi dari keberadaan yang tanpa salah atau tidak salah; bebas dari kesalahan”. Sedangkan ‘inerrant’ berarti “tidak berbuat kesalahan”. Sebaliknya istilah ‘errant’ didefenisikan sebagai berikut: “tindakan atau keadaan yang salah”; “keadaan salah dalam pandangan”; “suatu yang dilakukan secara tidak tepat karena ketidaktahuan atau karena tidak hati-hati; suatu kesalahan”.

Kesimpulan: Jadi keseluruhan Alkitab baik PL maupun PB adalah dilhamkan oleh Allah tanpa salah.
Penyataan adalah perbuatan yang mengungkapkan atau membuka. Dalam pengertian aktif, penyataan terdapat dalam komunikasi Allah dengan manusia melalui penglihatan yang diberikan-Nya, firman yang diucapkan-Nya, dan perbuatan yang dilakukan-Nya, baik melalui karya-Nya dalam sejarah maupun firman-Nya. Sehingga tanpa penyataan melalui firman, sedikit sekali manusia yang mengetahui penyataan-Nya melalui karya-Nya.

Penyataan Allah perlu karena Allah melampaui ruang dan waktu yang diamati indra manusia dan karena manusia yang telah jatuh dalam dosa sehingga tidak dapat mendengar, melihat, dan memahami apa yang dinyatakan Allah dengan jelas. Penyataan Allah kepada manusia terjadi melalui alam (penyataan alamiah) kepada setiap manusia dan melalui Alkitab (penyataan khusus) terhadap sekelompok orang yang dipilih-Nya. Di samping karya-Nya dalam penciptaan dan sejarah, Allah menyatakan diri-Nya melalui mimpi, penglihatan dan kata-kata. Penyataan yang paling sempurna ada dalam diri Kristus, Anak-Nya yang menjadi manusia (Ibrani 1:1-3).
Dalam proses memberikan penyataan-Nya, Allah tidak menyatakan segala sesuatu tentang diri dan rencana-Nya pada suatu saat. Ia memberikan serangkaian penyataan yang semakin lengkap dan jelas (misal. Kej. 12:1, 7, 15:13). Yesus sendiri menyatakan Dia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya (Mat. 5:17). Jadi Dia tidak meniadakan hukum Taurat dan kitab para nabi (PL) melainkan untuk menambahkan “sesuatu yang baru”, yang membuat hal-hal sebelumnya menjadi “lama”. Jadi PL harus dipahami dalam terang penyataan yang lengkap dari PL dan PB.
Tujuan utama Allah dalam menyatakan diri dan kehendak-Nya bukanlah untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia, melainkan untuk menyelesaikan rencana-Nya (bagi manusia) untuk mencapai keselamatan. Bahkan Samuel menjawab pertanyaan Saul dengan menyatakan kehendak Allah (1 Sam. 9:3-10:8). Tugas nabi bukan untuk meramal melainkan menyatakan kedaulatan Allah atas sejarah Israel (1 Raj. 22:1-28).
Pengilhaman adalah karya Roh Allah atas “orang-orang suci pada masa lampau” supaya mereka menyampaikan penyataan Allah dengan tepat secara lisan dan tulisan. Sedangkan bagi generasi berikutnya penyataan itu diteruskan melalui Alkitab yang tertulis. Pengilhaman kata per kata berarti Roh Allah sedemikian meresapi pikiran para penulis Alkitab sehingga mereka memilih kata-kata, ungkapan-ungkapan yang tepat dari perbendaharaan kata dan pengalaman mereka untuk menyampaikan pesan Allah yang tepat.

Kanon
Kanon adalah kumpulan tulisan berwibawa yang ajarannya mengikat penganutnya. Dalam pembentukan kanon PL, ada empat langkah yang berkaitan erat yaitu:
 
• Ucapan-ucapan yang berwibawa, yang dimulai ketika Musa mencatat firman-Nya di Gunung Sinai (Kel. 24:3-4).
• Tulisan-tulisan berwibawa Musa menuliskan perkataan Hukum Taurat dan disimpan dalam Tabut Perjanjian TUHAN/Tabut Allah (Ulangan 31:24-26).
•Kumpulan kitab-kitab berwibawa (Taurat, Nabi-nabi dan Kitab-kitab)
•Kanon yang baku, yaitu 39 kitab PL. sedangkan Katolik menyisipkan kitab Apokrifa (tulisan yang tidak diilhami dan tidak otentik) di antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Susunan Kanon PL
Perjanjian Lama terdiri dari 39 Kitab:
1.   Pentateukh 5 kitab Musa: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan.
2.   Kitab Sejarah 12 kitab: Yosua, Hakim-hakim, Rut, I & II Samuel, I & II Raja-raja, I & II Tawarikh, Ezra, Nehemia, Ester.
3.   Kitab Puisi (syair) 5 kitab: Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung.
4.   Kitab nabi-nabi Besar 5 kitab: Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel.
5.   Kitab nabi-nabi Kecil 12 kitab: Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakaria, Maleakhi.

Catatan: Istilah “Nabi besar” dan “Nabi kecil” hanya suatu istilah saja untuk membedakannnya ditinjau dari segi karyanya

Perjanjian Lama
Perjanjian Lama adalah bagian utama pertama dalam Alkitab, biasanya dibagi kepada kategori-kategori hukum, sejarah, puisi dan nubuat. Semua buku-buku atau kitab-kitab tersebut ditulis sebelum kelahiran Yesus. Perjanjian Lama kadang-kadang disebut Kitab-Kitab Ibrani, karena 97% isinya ditulis dalam bahasa Ibrani.
Seluruh kanon Perjanjian Lama adalah sama dengan kanon dari Kitab Suci Yahudi yaitu Tanakh, tetapi dengan urutan yang berbeda. Susunan urutan kanon Tanakh berakhir dengan Kitab Tawarikh, sedangkan Perjanjian Lama berakhir dengan Kitab Maleakhi.



Teks-teks Perjanjian Lama
Teks Masoret
Teks tulisan tangan Perjanjian Lama kuno yang utuh sekarang ini adalah Kodeks B19 yang saat ini berada di Perpustakaan di St. Petersburg. Teks ini dikenal dengan nama Kodeks Leningradensis, yang juga dikenal dengan nama Kodeks Petropolitanus, ditulis pada tahun 1008 di Kairo dan merupakan teks tulisan tangan terbaik, sehingga para ilmuan Alkitab banyak mengacu kepada teks ini.
Kodeks Leningradensis berasal dari tradisi penulisan teks Alkitab Ibrani yang sangat rumit, yaitu berasal dari para Masoret dari abad ke-8 sampai ke-10 M di Tiberias di pantai danau Genesaret. Oleh karena itu orang menyebut teks yang berasal dari tradisi penulisan ini sebagai teks Masoret. Terdapat dua keluarga Yahudi dalam tradisi penulisan ini, yaitu Ben Asyer dan Ben Naftali. Pada dasarnya huruf-huruf Ibrani adalah konsonan semua. Hal ini juga berlaku kepada teks Perjanjian Lama. Teks Perjanjian Lama yang ditulis dengan huruf konsonan semua disebut teks konsonan. Pembacaan teks konsonan ini didasarkan pada tradisi pembacaan kitab suci yang turun temurun. Kodeks Aleppo, yang merupakan teks konsonan, yang menjadi teks dasar, diberi tanda vokal (vokalisasi) oleh Harun ben Asyer, lalu hasil dari vokalisasi yang dilakukan oleh Harun ben Asyer disalin lagi oleh Samuel ben Yakub. Kodeks Leningradensis yang telah disebutkan di atas adalah hasil salinan yang dikerjakan oleh Samuel ben Yakub.
Yang menjadi pendorong pemberian tanda vokal pada teks konsonan Ibrani yang dilakukan oleh Ben Asyer dan Ben Naftali adalah Sekte Kareer ("Para Pengikut Kitab Suci"), yang pada abad ke-8 berkembang di daerah Babilonia. Sekte ini mengabaikan penafsiran rabi-rabi Yahudi yang didasarkan pada tradisi Talmud, dan mereka lebih mengarahkan pengajaran mereka hanya pada Kitab Suci. Sehingga pada waktu itu berkembang pemikiran, bahwa jika tradisi pembacaan ini terputus dan hilang, maka anak-cucu mereka tidak dapat membaca Kitab Suci lagi serta tidak dapat memahaminya, karena teks Kitab Sucinya adalah berbentuk konsonan. Kebutuhan yang mendesak ini juga dipikirkan oleh para Masoret yang adalah para rabi (bukan berasal dari Sekte Kareer!), sehingga dua keluarga yang telah disebutkan di atas mengerjakan vokalisasi teks konsonan.
Teks Pentateukh Samaritan
Tradisi penyalinan teks kitab suci yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi tersebut di atas yang biasa disebut teks masoret bukanlah satu-satunya tradisi penyalinan teks kitab suci Ibrani. Di samping tradisi penyalinan ini terdapat juga tradisi penyalinan yang dilakukan oleh orang-orang Samaria. Tradisi penyalinan yang dilakukan oleh orang-orang Samaria ini dimulai sejak keterpisahan (skisma) jemaat Yahudi dan Samaria pada tahun yang tidak diketahui lagi, tetapi yang pasti pada zaman setelah pembuangan. Orang-orang Samaria adalah penduduk yang tinggal di wilayah Israel utara setelah pada tahun 722 SM ditaklukkan oleh bangsa Asyur. Mereka adalah campuran antara Israel dan bangsa-bangsa lain yang tinggal di daerah tersebut. Mereka hanya mengakui Pentateukh sebagai Kitab Suci mereka. Teks tulisan tangan yang tertua dari tradisi ini yang masih ada berasal dari abad ke-12 M yang sekarang ini berada di Perpustakaan Universitas Leipzig.
Teks Qumran
Antara tahun 1947 dan 1956 ditemukan fragmen-fragmen teks Perjanjian Lama dalam bentuk lebih dari 190 gulungan dari dalam 11 gua di Qumran, yang terletak di pantai Laut Mati, yaitu sekitar 15 km sebelah selatan dari kota Yerikho. Dimulai dari ketidak sengajaan pada tahun 1947, yaitu ketika seorang gembala muda dari suku Badui, yang mencoba untuk mencari dombanya yang hilang di sekitar gua-gua di Qumran, dan ketika dia mencoba untuk mencari dombanya di sebuah gua, dia secara tidak sengaja menemukan gulungan-gulungan kitab. Penemuan ini merupakan penemuan pertama gulungan-gulungan kitab Qumran, dan sejak saat itu para arkeolog meneliti di Qumran dan menemukan gulungan-gulungan kitab yang lainnya. Sebagian besar fragmen tersebut berasal dari abad ke-2 SM dan ke-1 SM, namun ada juga sebagian kecil yang berasal dari abad ke-3 SM. Setiap bagian dari kitab-kitab Perjanjian Lama (kecuali kitab Ester) ditemukan di Qumran. (Lihat Naskah Laut Mati) Gambar 1: Qumran

Teks Yunani
Tradisi penerjemahan Alkitab Ibrani ke Yunani juga merupakan sumber yang sangat penting, yang disebut Septuaginta. Nama ini berasal dari bahasa Latin yang berarti "tujuh puluh" dan biasanya disingkat dengan huruf romawi LXX. Legenda tentang Septuaginta ini didasarkan pada Surat Aristeas pada abad ke-1 SM: Demetrius dari Phaleron, ketua Perpustakaan di Alexandria, mengusulkan kepada Raja Ptolemeus II Philadelphus (285-246 SM) untuk memasukkan kitab Taurat Yahudi ke dalam Perpustakaan Alexandria. Untuk melaksanakan proyek ini, maka 72 tua-tua Yahudi (enam dari masing-masing suku Israel/ 6 x 12 = 72), dikirim oleh Imam Besar Eliezer ke Alexandria untuk menerjemahkan kitab Taurat, dan penerjemahan itu memakan waktu selama 72 hari dan hasil dari penerjemahan ini digunakan oleh jemaat Yahudi yang saat itu berada di Diaspora Mesir. Legenda ini didasarkan pada motif mujizat munculnya Septuaginta. Namun dari legenda ini kita dapat memperoleh informasi, bahwa kitab Taurat dalam bahasa Yunani pada awalnya dipergunakan oleh jemaat Yahudi yang berada di Diaspora Mesir yang tidak bisa berbahasa Ibrani lagi, yaitu pada pertengahan abad ke-3 SM. Satu abad setelah itu, yaitu sekitar pertengahan abad ke-2 SM, seluruh Alkitab telah diterjemahkan dalam bahasa Yunani. Hal ini didasarkan pada Prolog kitab Sirakh (sekitar 132 SM), bahwa "Taurat, para Nabi, dan kitab-kitab lain" (mengacu kepada tiga bagian dari kitab Ibrani, yaitu Torah, Nebi'im dan Ketubim) telah diterjemahkan dalam "bahasa lain" (tentunya dalam hal ini bahasa Yunani).
Tradisi Septuaginta sangat berbeda dengan tradisi Masoret, baik dari sisi bahasa maupun teksnya. Nampaknya teks Ibrani yang digunakan oleh para penerjemah adalah teks yang berbeda dengan teks dari tradisi Masoret. Hal ini didasarkan pada bukti: bahwa (1) Septuaginta memuat beberapa kitab di luar kitab Ibrani, (2) bahwa kitab Daniel dan Ester di Septuaginta lebih panjang dari versi kitab Ibrani, dan juga kitab Yeremia versi Septuaginta lebih pendek dari versi kitab Ibrani, secara khusus perbedaan bentuk teks antara teks Ibrani yang digunakan oleh Septuaginta dan teks Ibrani Masoret akan nampak jika kita membandingkannya secara mendetail dari kitab Daniel.
Pada awalnya tradisi Septuaginta menjadi teks yang sangat penting bagi orang Yahudi pada waktu itu. Namun setelah konsili Yamnia (sekitar 95 M) tradisi ini menduduki peranan yang tidak penting lagi. Hal ini mungkin karena teks Septuaginta menjadi pegangan penting bagi orang Kristen mula-mula, dan teks ini mendapat tandingan dari terjemahan Yunani yang baru, yaitu Aquila (130 M), Theodotion (abad ke-2 M) dan Symmakus (abad ke-3 M). Namun tradisi ini mendapat tempat yang sangat penting dalam tradisi Kristen. Kemudian Septuaginta direvisi oleh para ahli Kristen:
  1. oleh Origenes (antara 232-254 di Kaisarea dalam edisi teks kritik Septuaginta),
  2. oleh Uskup Mesir Hesikhius (meninggal sekitar 310),
  3. oleh Tua-Tua Lukian di Antiokhia (meninggal sekitar 311).
Menurut keterangan Hieronimus, orang Kristen di Alexandria dan Mesir menggunakan Septuaginta versi Hesikhius; sedangkan orang Kristen di Konstantinopel sampai Antiokhia menggunakan Septuaginta versi Lukian Sang Martir; dan di samping itu orang Kristen di Palestina menggunakan Septuaginta versi Origenes.
Kemudian berdasarkan Septuaginta diterjemahan Alkitab Perjanjian Lama dalam beberapa bahasa lain, yaitu pada abad ke-3 M ke dalam bahasa Koptik, salah satu dialek bahasa Mesir; lalu pada abad ke-4 M ke dalam bahasa Ethiopia; di samping itu pada abad ke-4 M ke dalam bahasa Gotik oleh Uskup Gotik Ulfias. Berdasarkan versi Origenes Alkitab Perjanjian Lama diterjemahkan ke dalam bahasa Armenia pada sekitar tahun 440 M.
Ketika bahasa Ibrani bukan lagi menjadi bahasa pengantar di Palestina, banyak orang yang tidak mengerti isi kitab suci, karena kitab suci tertulis dalam bahasa Ibrani. Oleh karena itu diambil inisiatif, bahwa dalam ibadah di Sinagoga, setelah dibacakannya kitab suci dalam bahasa Ibrani, teks Ibrani tersebut diterjemahkan (dalam tradisi lisan) ke dalam bahasa Aram. Terjemahan kitab suci ke dalam bahasa Aram dalam tradisi lisan tersebut (targum, jamak: targumim) baru mulai sekitar tahun 300 M ditulis oleh ahli-ahli kitab suci. Oleh karena itu banyak terjadi kesalahan penerjemahan dan ketidak-tentuan, karena penerjemahannya sendiri lebih berdasarkan interpretasi. Namun di sisi lain, dalam kritik teks, Targum kadang juga menjadi penting untuk diperhatikan, karena dia merupakan terjemahan dari teks yang lebih tua dari teks Masoret. Terdapat dua Targum yang terkenal dan penting, yaitu Targum Palestina dan Targum Babilonia.
Pesyitta
Pesyitta merupakan terjemahan PL dalam tradisi Kristen. Penerjemahannya sangat bergantung dengan Targum, sehingga kedudukannya dalam kritik teks tidaklah menduduki tempat yang penting. Selain bergantung dengan Targum, Pesyitta juga menggunakan LXX.
Terjemahan-terjemahan dalam Bahasa Latin
Sampai sekitar tahun 250 M bahasa Yunani merupakan bahasa pengantar resmi di seluruh kerajaan Romawi. Namun di beberapa provinsi, misalnya di Afrika Utara, bahasa Latin masih menjadi bahasa pergaulan masyarakat, sehingga dibutuhkan penerjemahan kitab suci ke dalam bahasa Latin untuk masyarakat yang berdiam di provinsi-provinsi tersebut. Terjemahan-terjemahan kitab suci ke dalam bahasa Latin tersebut mulai muncul pada awal abad ke-2 M. Tradisi penerjemahan yang tertua adalah terjemahan dari Afrika, dan yang lebih muda adalah terjemahan dari Italia. Terjemahan-terjemahan Latin ini disebut dengan nama "Vetus Latina" atau oleh orang Galia-Selatan disebut dengan nama "Itala" (versio Itala). Penerjemahan-penerjemahan ini berdasarkan teks LXX.
Paus Damasus (366-384) memutuskan untuk merevisi Alkitab latin dan hasil dari perevisian ini akan menjadi teks resmi gereja Katolik. Untuk mewujudkannya, dia memerintahkan kepa-da Sophronius Eusebius Hieronimus (347-419) untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa latin atau sedikitnya merevisi teks-teks latin yang sudah ada. Hieronimus menyelesaikan penerjemahannya pada tahun 406. Terjemahan Alkitab ke dalam bahasa latin tersebut disebut Vulgata. Pada tahun 801 Vulgata kembali direvisi oleh Abt Alkuin.
Melalui keputusan pada Konsili Vatikan II Vulgata direvisi kembali dan revisi tersebut selesai pada tahun 1979. Hasil revisi Vulgata tersebut disebut Nova Vulgata.
Kanonisasi Perjanjian Lama
Umat Yahudi mengakui 39 kitab (atau menurut mereka 22 kitab, karena kedua kitab Samuel (1 Samuel dan 2 Samuel); kedua kitab Raja-raja (1 Raja-raja dan 2 Raja-raja); kedua kitab Tawarikh (1 Tawarikh dan 2 Tawarikh); kitab Ezra dan kitab Nehemia; dan 12 kitab nabi-nabi kecil: masing-masing dihitung satu kitab; dan kitab Rut digabungkan dengan kitab Hakim-Hakim; dan kitab Ratapan digabungkan dengan kitab Yeremia) yang ditulis dalam bahasa Ibrani (veritas hebraica) sebagai kanon.
Penetapan ke-39 kitab tersebut sebagai kanon terjadi pada sekitar tahun 95 M dalam sebuah konsili yang diadakan di Yamnia (sekarang ini bernama Yabne, terletak di dekat pantai Laut Tengah, di sebelah barat daya Israel. Setelah Yerusalem dihancurkan oleh tentara Roma pada tahun 70 M, kota ini menjadi pusat umat Yahudi yang sangat penting). Penetapan ini memberikan legitimasi, bahwa 39 kitab ini tergolong Kitab Suci. Orang-orang Yahudi dewasa ini masih tetap mengakui kanonisasi berdasarkan penetapan di konsili Yamnia. Tradisi Protestan juga menganut tradisi ini.
Di samping tradisi kanonisasi Ibrani terdapat juga di kalangan Yahudi kuno kanonisasi yang didasarkan pada kitab-kitab Yunani yang terdapat dalam Septuaginta. Kitab-kitab Yunani tersebut di kalangan Yahudi kuno (juga pada zaman Yesus dan jemaat Kristen perdana) diakui sebagai kanonis. Tradisi kanonisasi Yunani pada awalnya mempunyai wibawa di kalangan umat Yahudi, tetapi setelah tradisi ini dipegang oleh jemaat Kristen perdana dan setelah kanonisasi di Yamnia, maka tradisi kanonisasi Yunani tidak lagi diakui oleh umat Yahudi.
Tradisi kanonisasi ini kemudian diambil alih atau diteruskan oleh Hieronimus dalam menyusun Vulgata. Gereja Katolik mengakui tradisi ini. Jumlah kitab yang diakui sebagai kanonik adalah 46 kitab. Jumlah ini 7 kitab lebih banyak dari tradisi Protestan, yaitu: Kitab Tobit, Yudit, 1 dan 2 Makabe, Kebijaksanaan Salomo, Yesus Sirakh, Surat Barukh, dan Tambahan-tambahan pada Kitab Ester, Daniel, dan Tawarikh). Tujuh kitab ini disebut dalam tradisi Katolik sebagai “Deutrokanonika”, sementara ke-39 kitab Ibrani disebut sebagai Protokanonika. Kitab-kitab ini oleh kalangan Protestan dahulu disebut “Apokrif”. Menurut Luther kitab-kitab ini baik dan berguna untuk dibaca, tetapi tidak dapat dianggap sebagai kitab suci.

 Bahasa Kitab Perjanjian Lama
Kitab Perjanjian Lama sebagian besar ditulis dalam bahasa Ibrani dan ada beberapa bagian ditulis dalam bahasa Aram. Sebagian kecil yang ditulis dalam bahasa Aram tersebut terdapat dalam kitab Daniel dan Ezra.
Penulisan Perjanjian Lama
Bahasa asli PL adalah bahasa Ibrani dan sedikit bahasa Aram. Salah satu masalah utama dalam teks adalah menentukan bentuk asli tulisan-tulisan dalam Alkitab dengan tepat. Media yang digunakan dalam penulisan adalah perkamen (kulit yang disamak), papirus, lembaran kayu, lilin atau tanah liat serta pecahan keramik. Sedangkan pemakaian kodeks dalam bentuk buku baru digunakan sejak abad pertama Masehi. Alat-alat tulis yang digunakan pun bermacam-macam sesuai dengan medianya, misalnya pahat, pena besi dengan mata intan, pena buluh. Proses penyalinan dan penyuntingan selama berabad-abad menyebabkan sedikit perubahan dalam teks aslinya (walau tidak merubah maksud dan artinya). Untuk menentukan teks asli ada beberapa petunjuk praktis yaitu:
• Mengikuti teks Masora kecuali artinya tidak jelas atau banyak bukti yang berbeda.
• Teks yang lebih sulit dan tua biasanya lebih mungkin asli.
• Teks yang lebih singkat biasanya asli karena orang cenderung suka menambahkan daripada mengurangi.
• Menerima teks yang memberikan penjelasan terbaik tentang terjadinya semua variasi lainnya, sebagai yang asli.
Macam-macam terjemahan-terjemahan kuno adalah Taurat Samaria, Targum Aram, Septuaginta (LXX), dan terjemahan-terjemahan Yunani lainnya, terjemahan Siria, terjemahan-terjemahan Latin, dan terjemahan sekunder lainnya.

Geografi (Dunia Alkitab)
Penyataan Allah terjadi dalam ruang dan waktu, sehingga data geografis dan historis menjadi penting dalam penafsiran. Dunia Alkitab adalah sebuah daerah tempat bertemunya benua Eropa, Asia, dan Afrika. Perbatasan bagian Utara dilindungi oleh barisan pegunungan yang menahan angin musim dingin. Di sebelah Selatan dunia Alkitab terdapat gurun Sahara dan Siria-Arabia. Gurun ini menghalangi penyerbuan dari arah selatan. Di tempat itulah manusia mengalami perkembangan dan tempat itu menjadi “tempat lahirnya kebudayaan”.
Nama Palestina mulai dipakai sejak abad ke-5 S.M. Dalam PL, tanah itu disebut sebagai “tanah perjanjian” (Kanaan). Setelah pendudukan Israel, tanah itu disebut sebagai “Israel”. Daerah itu terbentang dari lereng selatan Gunung Hermon hingga tepi gurun selatan (Nagreb) dan di batasi oleh Laut Tengah (barat) dan Lembah Yordan (Timur). Pada zaman Yunani dan Romawi, daerah itu juga meliputi beberapa daerah di sebelah timur sungai Yordan atau Trans-Yordan. Sedangkan menurut pembagian politis selama kerajaan Israel, bagian utara disebut Samaria dan bagian selatan disebut Yudea.

Arti pentingnya geografi dapat dilihat secara politis dan teologis. Secara politis Palestina merupakan jembatan antara kebudayaan-kebudayaan Eropa, Asia Barat Daya dan Afrika Utara. Keadaan alam menerangkan mengapa orang Israel hidup terisolasi, juga menerangkan mengapa perpecahan sering terjadi di Israel. Kerajaan Yehuda terletak di lembah sempit yang penuh dengan batu besar sehingga sukar untuk ditaklukkan, sedangkan Samaria yang terletak di dataran lebih mudah untuk diserang musuh. Secara teologis keadaan geografis dapat dipahami paling jelas pada saat nabi-nabi berjuang melawan Baal. Orang Kanaan memuja Baal yang mencakup pelacuran seksual untuk membujuk tanah agar memberikan hasilnya. Keadaan ini sangat berbeda dengan kepercayaan bangsa Israel yang yakin bahwa Allah-lah yang menciptakan dunia, memberi atau menahan hasilnya.

B. Taurat
Kitab Taurat adalah lima kitab pertama PL yang tidak berdiri sendiri, melainkan membentuk satu kesatuan yang besar. Hal ini tersirat dalam kisah sejarah yang membentuk tulang punggung dan kerangka Taurat yang di dalamnya tercakup kumpulan hukum-hukum. Kitab Taurat mempunyai unsur-unsur janji, pemilihan, pembebasan, ikatan perjanjian, hukum dan tanah perjanjian.
Di samping kesatuan, kitab Taurat mempunyai keaneka-ragaman sastra seperti perbedaan gaya bahasa, penggunaan nama Yahweh dan Elohim yang bergantian, susunan kalimat, dsb. Karena hal itu, ada pendapat yang mengatakan bahwa kitab Taurat ditulis bukan oleh Musa (misal teori JEDP). Penelitian bukti-bukti teks dan tradisi menyatakan bahwa Musa adalah penulis kitab Taurat. Walaupun demikian, mungkin Ezra-lah (Ezra 7:6, 11a) yang membentuk kumpulan tulisan-tulisan Musa itu menjadi kitab Taurat yang dikenal sekarang. Secara logis tidak mungkin Musa mencatat kematiannya sendiri.

Kitab Kejadian I: Riwayat Zaman Permulaan
Berdasarkan isinya kitab Kejadian dibagi menjadi dua bagian yang merupakan peng
antar ke dalam sejarah umat pilihan Allah, yaitu:
• Sejarah zaman permulaan (Kej. 1-11)
disebut Pra-Israel.
Bagian ini merupakan pengantar ke dalam sejarah keselamatan, yang mengemukakan asal mula dunia, manusia dan dosa. Bagian ini terdiri dari penciptaan langit dan bumi, taman Eden dan kejatuhan manusia, bapa leluhur sebelum air bah, air bah dan akibatnya, dan kehidupan para bapa leluhur setelah air bah.
• Sejarah bapa leluhur (Kej. 12-50)
Bagian ini menjelaskan asal mula sejarah keselamatan dalam pemilihan Allah atas para bapa leluhur dan janji-Nya tentang tanah dan keturunan. Bagian ini terdiri dari kisah Abraham dan keluarganya, Yakub dan anak-anaknya, dan Yusuf dan anak-anaknya. Dua riwayat lain yang melengkapi adalah kisah Ismael pada akhir kisah Abraham (25:12-18) dan Esau pada akhir kisah Yakub (36:1-34).

Kitab Kejadian bukanlah mitos namun juga bukan laporan obyektif oleh saksi mata melainkan menyampaikan kebenaran teologis tentang peristiwa zaman dahulu. Ada empat tema teologis utama dalam pola yang berulang dan berkesinambungan dalam kitab ini yaitu:
• Allah sebagai pencipta.
Dikatakan bahwa semua ciptaan Allah itu baik adanya.
• Masalah dosa.
Masalah timbul ketika manusia jatuh dalam dosa.
• Penghakiman Allah atas dosa manusia.
Dosa manimbulkan penghakiman Allah atas manusia.
• Anugerah Allah yang tidak berkesudahan.
Walaupun demikian, Allah sangat mengasihi manusia sehingga memberikan anugerahnya dalam rancangan keselamatan manusia.


Kitab Kejadian II: Sejarah Bapak-Bapak Leluhur
Kisah pemilihan dan pemanggilan Abraham merupakan jembatan yang menjembatani jurang yang diakibatkan dosa manusia. Sebagian besar ahli menempatkan zaman ini pada awal Zaman Perunggu Tengah II, yaitu sekitar abad ke-20 S.M. (Bersamaan dengan perpindahan orang Amori). Bukti-bukti dalam Alkitab dan luar Alkitab mendukung hal ini yaitu:
• Penelitian menunjukkan sifat dan tujuan kisah bapa leluhur sebagai tulisan sejarah.
• Kisah bapa leluhur mencerminkan keadaan Timur Tengah kuno pada awal abad ke-20 S.M. Hal ini didukung dengan miripnya nama-nama mereka dengan nama orang Amori pada abad itu, perjalanan Abraham cocok dengan zaman itu, cara hidup mereka sesuai dengan lingkungan kebudayaan pada zaman itu, berbagai adat istiadat dan hukum mereka mencerminkan kebiasaan masyarakat Timur Tengah kuno, dan gambaran umum tentang agama bapa-bapa leluhur termasuk gambaran yang tua dan otentik.
Tema teologis kisah bapa-bapa leluhur adalah sebagai berikut:
• Pemilihan dan janji-janji Allah.
Pemanggilan Abraham oleh Allah adalah awal dari pemenuhan janji-janji Allah kepada bangsa Israel. Janji itu semakin diperteguh generasi lewat generasi berikutnya.
• Iman dan kebenaran.
Ketaatan dan kepercayaan Abraham kepada Allah menunjukkan hubungan yang erat antara iman dan kebenaran. Kebenaran Abraham adalah kepercayaannya (imannya) kepada janji Allah.
• Perjanjian.
Perjanjian yang diadakan Allah kepada Abraham (ps. 15 dan 17) adalah salah satu gagasan utama dalam Alkitab. Perjanjian itu adalah peneguhan komitmen pada perbuatan tertentu yang tidak terjadi secara alamiah. Hal ini disertai dengan sanksi-sanksi dan sumpah.

Kitab Keluaran I: Latar Belakang Historis
Akhir “zaman bapa-bapa leluhur” kira-kira tahun 1550 S.M., dan dilanjutkan hingga kira-kira tahun 1200 S.M., ketika bangsa Israel telah memasuki Palestina. Pada masa-masa itu Mesir mendominasi dunia zaman kuno dan Palestina terletak dalam batas-batas kerajaannya. Peristiwa Keluarnya bangsa Israel dari Mesir kira-kira tahun 1300 – 1200 S.M. Firaun penindas Israel adalah Seti I (1305 – 1290 S.M.) dan Firaun dalam kitab Keluaran adalah Rameses II (1290 – 1224 S.M.)

Kitab Keluaran II: Isi Dan Teologi
Kitab ini berpusatkan pada dua peristiwa penting yaitu pembebasan orang Israel dari perbudakan di Mesir melalui karya penyelamatan Allah di Laut Teberau (kel. 1-18) dan pengukuhan diri-Nya sebagai Allah mereka melalui perjanjian di Gunung Sinai (Kel. 19-40).
Garis besar isi kitab ini adalah sbb:
Pembebasan dari Mesir dan perjalanan ke Sinai (1 – 18)
• Kelahiran dan masa muda Musa: panggilan dan misinya kepada Firaun (2:1 – 6:27)
• Tulah dan Paskah (6:28 – 13:16)
• Berangkat dari Mesir dan pertolongan di Laut Teberau (13:17 – 15:21)
• Perjalanan ke Sinai (15:22 – 18:27)

Perjanjian di Sinai (19 – 24)
• Tuhan menampakkan diri di Sinai (19)
• Pemberian perjanjian (20:1 – 21)
• Kitab perjanjian (20:22 – 23:33)
• Pengesahan perjanjian (24)

Petujuk untuk mendirikan Kemah Suci dan upacara-upacara keagamaan (25 – 31)
• Kemah Suci dan peralatan (25 -27; 29:36 – 30:38)
• Para imam dan persembahan (28:1 – 29:35)
• Para tukang Kemah Suci (31:1 – 11)
• Peringatan untuk menguduskan hari Sabat (31:12 – 18)

Pengingkaran dan pembaruan perjanjian (32 – 34)
• Anak lembu emas (32)
• Kehadiran Allah bersama Musa dan umat Israel (33)
• Pembaruan perjanjian (34)

Pembangunan Kemah Suci (35 -40)
• Persembahan sukarela (35:1 – 29)
• Pengangkatan para tukang (35:30 – 36:1)
• Mendirikan Kemah Suci dan peralatannya (36:2 – 39:43)
• Penyelesaian dan upacara peresmian Kemah Suci (40)

Kitab Imamat
Nama “Imamat” berasal dari Septuaginta yang berarti “kitab mengenai imam-imam”. Tokoh utamanya adalah Harun dan tugas keimamannya terbatas pada dia dan putra-putranya. Tema inti kitab ini adalah kekudusan dan kudus. Pengertian akan konsep kekudusan pada mulanya hanya berarti sebagai sesuatu yang dipisahkan atau dikhususkan bagi maksud keagamaan. Dalam perkembangan berikutnya kekudusan mencakup arti kesempurnaan moral.
Ada tujuh jenis kurban dalam kitab Imamat, yaitu kurban bakaran, kurban penghapus dosa, kurban penebus salah, kurban sajian, kurban keselamatan, kurban syukur, dan kurban nazar. Semua kegiatan kurban tersebut dipimpin oleh imam dan harus mencurahkan darah binatang kurban. Kematian binatang kurban melambangkan kematian orang yang berdosa. Hukuman atas dosa adalah kematian, tetapi hewan mati sebagai ganti orang yang berbuat dosa. Jadi kegiatan kurban binatang dalam kitab ini merupakan tipologi dari kurban Kristus yang sempurna di masa mendatang.

Kitab Bilangan
Kitab Bilangan mencatat kisah bangsa Israel antara peristiwa keluaran dan sinai hingga persiapan di Moab untuk memasuki negeri perjanjian. Sebenarnya rute langsung hanya membutuhkan waktu beberapa hari dan jalan melalui Edom maupun Moab tidak lebih dari dua pekan. Oleh karenanya perjalanan selama 38 tahun 9 bulan adalah hukuman atas ketidakpercayaan mereka sehingga tidak ada seorangpun dari generasi yang tidak beriman itu dapat memasuki negeri itu.
Kitab Bilangan dibagi menjadi tiga bagian utama (di Sinai, di Kadesy, dan di dataran Moab) yang dipisahkan oleh catatan mengenai perjalanan orang Israel.
Isi kitab ini adalah sbb:
Di Sinai: Persiapan keberangkatan (1:1 – 10:10)
• Sensus pertama (1)
• Perkemahan suku-suku Israel dan para pemimpinnya (2)
• Jumlah dan kewajiban orang Lewi (3 – 4)
• Hukum-hukum dan peraturan (5)
• Hukum mengenai kenaziran (6)
• Persembahan pada waktu penabishan Kemah Suci (7 – 8)
• Ketetapan-ketetapan mengenai perayaan Paskah (9:1 – 14)
• Tiang awan memimpin perjalanan Israel (9:5 – 10:10)
• Perjalanan dari Sinai sampai Kadesy (10:11 – 12:16)
• Berangkat dari Sinai (10:11 – 36)
• Peristiwa-peristiwa dalam perjalanan (11 – 12)

Di Kadesy, dalam padang gurun Paran (13 – 20)
• Keduabelas pengintai dan laporan mereka (13)
• Keputusan umat dan penghukuman Allah (14)
• Hukum dan peraturan (15)
• Pemberontakan Korah (16)
• Kisah tongkat Harun (17)
• Bagian para imam (18)
• Pentahiran orang yang najis (19)
• Peristiwa penutup di Kadesy (20:1 – 13)
• Perjalanan dari Kadesy ke Dataran Moab (20:14 – 22:1)
• Penolakan Edom (20:14 – 21)
• Kematian Harun, kemenangan atas musuh-musuh (20:22 – 22:1)

Di Dataran Moab (22:2 – 32:42)
• Bileam dan Balak (22:2 – 24:25)
• Kemurtadan di Peor dan hukuman Allah (25)
• Sensus kedua (26)
• Anak-anak perempuan Zelafehad; hak waris bagi anak-anak perempuan (27:1 – 11)
• Yosua ditunjuk untuk menggantikan Musa (27:12 – 23)
• Persembahan pada perayaan-perayaan (28 – 30)
• Pembalasan atas orang Midian (31)
• Warisan suku-suku Trans-Yordan (32)
• Hal-hal lain (33 – 36)
• Tinjauan perjalanan dari Mesir (33)
• Batas-batas tanah orang Israel (34)
• Kota-kota orang Lewi (35)
• Anak-anak perempuan Zelafehad dan hak waris anak-anak perempuan (36)

Makna teologis kitab Bilangan adalah sbb:
• Kehadiran Allah
Allah menyatakan kehadiran-Nya lewat tiang awan dan api.
• Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan Allah melebihi manna dan burung puyuh.
• Kesabaran Allah
Kitab ini penuh dengan keluhan bangsa Israel dan Allah menunjukkan kesabaran-Nya.
• Syafaat
Musa ber-syafaat pada Allah agar mengampuni bangsa Israel.
• Allah dan bangsa-bangsa lain
Allah Israel adalah Allah yang berkuasa atas ilah-ilah bangsa-bangsa dan berkuasa mengendalikan manusia.
• Nubuat agung
Bileam bernubuat tentang seorang penguasa yang akan terbit dari Israel untuk membinasakan musuh-musuh mereka. Dari sinilah timbul pengharapan akan seorang Mesias yang akan memerintah dengan kebenaran dan damai sejahtera.

Kitab Ulangan
Setelah generasi yang keluar dari Mesir telah meninggal seluruhnya, Israel melanjutkan perjalanan dengan memutar lewat Edom, sampai berkemah di Moab dan menantikan perintah akhir untuk memasuki Kanaan. Pada saat itulah Musa memberikan tiga amanat perpisahannya sbb:
Prakata (1:1 – 5)
Amanat pertama: Perbuatan Allah (1:6 – 4:40)
Amanat kedua: Hukum Allah (4:44 – 11:32)
Amanat ketiga: Perjanjian dengan Allah (29 – 30)
Kata penutup dan nyanyian Musa (31:1 – 32:47)
Kematian Musa (32:48 – 34:12)

Kitab Ulangan memberikan pandangan teologis yang mempengaruhi pemikiran dan kehidupan orang Israel, Yahudi dan Kristen sbb:
• Pengakuan iman
Ulangan 6:4 – 5 merupakan ringkasan pengakuan iman Israel yang menyatakan keesaan dan keunikan Allah.
• Allah yang berkarya
Allah menghukum Israel ketika mereka melupakan perintah-Nya, tetapi mengampuni jika mereka berbalik pada-Nya.
• Pemilihan Israel
Pemilihan Israel sebagai milik-Nya dinyatakan dengan banyak cara oleh Allah.
• Perjanjian
Dalam perjanjian antara Allah dan manusia, Allah tidak berhutang apapun melainkan manusia yang harus memenuhi syarat-syarat perjanjian itu.
• Pengertian tentang dosa
Israel banyak melakukan dosa seperti pemberontakan dan sungut-sungut, tetapi dosa terburuk adalah berpaling pada ilah-ilah lain.
• Allah dalam sejarah
Sesungguhnya Allah telah masuk dan berkarya melalui sejarah manusia.

C. Sejarah

Sejarah Yang Pertama
Orang Yahudi dalam kanon Ibrani menggolongkan kitab-kitab ini sebagai “Nabi-nabi Terdahulu”, se
dangkan kanon Yunani menggolongkannya sejarah kitab-kitab “sejarah”. Sebenarnya kitab-kitab itu bukanlah sejarah seperti yang ditulis oleh sejahrawan modern melainkan sejarah yang ditulis dari sudut pandang profetik dengan ciri menggambarkan kuasa Allah atas sejarah dengan karya dan firman-Nya, menonjolkan perbuatan nabi Samuel, Natan, Elia dan Elisa, memperlihatkan tema khas yaitu karya penyelamatan Allah dan penggenapan janji-Nya.

Kitab Yosua
Kitab Yosua merupakan lanjutan dari kitab Ulangan. Kitab ini terdiri dari dua bagian besar yaitu tinjauan sekilas tentang pendudukan tanah Kanaan dan gambaran tentang bagaimana tanah itu dibagi di antara kedua belas suku Israel. Strukturnya adalah sbb:
• Penugasan kepada Yosua (1:1 – 9)
• Memasuki tanah Kanaan (1:10 – 5:12)
• Penaklukan tanah Kanaan (5:13 – 12:24)
• Pembagian tanah Kanaan (13 – 22)
• Hari-hari terakhir Yosua (23 – 24)

Pemahaman teologis kitab Yosua adalah sbb:
• Allah yang menepati janj
Allah menepati janji-Nya pada Abraham untuk memberikan tanah Kanaan kepada keturunannya.
• Gagasan perjanjian
Hubungan Allah dan Israel merupakan suatu perjanjian.
• Sampai pada tempat perhentian
Pada akhirnya bangsa Israel mencapai Kanaan dan mendapat tempat perhentian setelah penderitaan di padang gurun dan perang.

Kitab Hakim-Hakim
Kitab Hakim-hakim mencatat bahwa Israel hanya berhasil menundukkan sebagian dari musuh-musuhnya karena mereka meninggalkan Allah dan berpaling pada ilah-ilah Kanaan. Yang dimaksud dengan hakim adalah para pemimpin militer atau tokoh pembebas. Pola yang berulang dalam kitab ini adalah Israel melakukan hal yang jahat, Allah mendatangkan suatu bangsa untuk menindas mereka, Israel berseru kepada Allah, Allah membangkitkan seorang hakim, bangsa penindas dikalahkan, amanlah negeri itu.

Struktur kitab ini adalah sbb:
Ikhtisar penaklukan tanah Kanaan (1:1 – 2:5)
Permulaan zaman hakim-hakim (2:6 – 3:31)
Debora dan Barak (4 – 5)
Gideon (6 – 9)
Pemerintahan yang singkat oleh Abimelekh (8:33 – 9:57)
Akhir zaman hakim-hakim (10 – 12)
Penindasan Filistin dan tindakan Simson (13 – 16)
Peristiwa-peristiwa lain pada zaman itu (17 – 21)
Pemahaman teologis kitab hakim-hakim adalah:
• Allah adalah juruselamat
• Pandangan sejarah
• Kerajaan

Kitab Rut
Kitab ini mengisahkan
Naomi, orang Moab yang menikah dengan Elimelekh, orang Yehuda. Setelah kematian suaminya, Boas menikahi Rut dan dari kelanjutan garis keluarga ini menjadi pentingkarena Obed menjadi ayah Isai yang memperanakan Daud. Kisah Boas yang menikahi Rut adalah berkaitan dengan perkawinan levirat dan penebusan tanah. Perkawinan levirat (Ul. 25:5 - 10) adalah bila seorang laki-laki meninggal tanpa meninggalkan anak lelaki, maka kewajiban untuk melanjutkan keturunannya terletak pada kerabat terdekatnya. Sedangkan penebusan tanah berarti tanah tidak boleh dijual kepada orang luar dan kerabat terdekat wajib untuk membelinya sehingga tanah itu tetap terpelihara dalam lingkungan keluarga. Kerabat terdekat yang wajib untuk mengawini Rut dan melakukan penebusan tanah ternyata menolak sehingga Boas-lah yang mengambil kewajiban itu. Kisah Rut menunjukkan peranan Allah sebagai penyebab segala sesuatu. Dia bekerja di balik layar melalui motivasi dan peristiwa yang biasa.

Berdirinya Kerajaan (1 Samuel 1 – 31)
Kitab Samuel pada mulanya hanya merupakan satu kitab, namun kemudian menjadi dua jilid. Kematian Saul yang tragis menandai pembagian kitab ini. Tradisi Yahudi menyebut Samuel sebagai penulis kitab ini. Pembagian kitab ini adalah sbb:
Samuel: imam, nabi, hakim (1 – 7)
• Masa kecil Samuel (1 – 3)
• Bangsa Filistin dan tabut Tuhan (4 – 7)
Samuel dan Saul: peralihan (8 – 15)
• Mencari seorang raja (8:1 – 12:25)
• Kehebatan militer Saul (13 – 14)
• Keputusan Saul yang fatal (15)
Daud bergumul dengan Saul (16 – 31)
• Daud, kesayangan raja (16 – 20)
• Daud dikejar-kejar (21 – 27)
• Jatuhnya Saul (28 – 31)

Zaman Keemasan Israel (2 Sam 1 – 1 Raj 11)
Kitab ini mencakup durasi sejarah selama kira-kira delapan tahun. Daud dan putranya menempa Israel menjadi kesatuan militer yang mampu menguasai wilayah sekitarnya, sekaligus menjadi pusat perdagangan yang membawa kekayaan dan kejayaan. Para suku yang tidak erat hubungannya, disatukan dalam kerajaan yang kuat. Tema kitab ini adalah sbb:
Pemerintahan Daud yang kuat (1 – 8)
• Menjadi raja Yehuda di Hebron (2 Sam 1 – 4)
• Menjadi raja seluruh Israel di Yerusalem (5 – 8)
Putra-putra Daud (9 – 1 Raj. 2)
• Kebaikan dan kelemahan Daud (9 – 12)
• Ambisi Absalom untuk berkuasa (13 – 18)
• Hari-hari terakhir Daud (2 Sam 19 – 1 Raj 2)
Salomo dan kemuliaannya (1 Raj. 3 – 11)
• Penulisan kitab Raja-raja
• Salomo, orang bijak terbesar
• Salomo, saudagar dan negarawan

Kerajaan Yang Terpecah (1 Raj 12 – 2 Raj 17)
Isi kitab ini adalah sebagai berikut:
Pecahnya kerajaan (1 Raj 12 – 14)
• Kebijakan Rehabeam yang keras (1 Raj 12:1 – 24)
• Yerobeam mendirikan tempat-tempat ibadat yang lain (1 Raj 12:25 – 14:20)
• Pergolakan di dalam dan di luar (1 Raj 14:21 – 15:34)
• Raja Omri (1 Raj 16)
Nabi Elia (1 Raj 17 – 22)
• Kemahiran Ahab dalam bidang politik
• Perlawanan Izebel terhadap kepercayaan Israel
• Pertarungan di gunung Karmel (1 Raj 18)
Nabi Elisa (2 Raj 1 – 8)
• Nabi Elia dan Elisa
• Elisa dan Yoram
• Elisa dan orang-orang Aram
Kekacauan di Israel Utara (2 Raj 9 – 14)
• Atalya dan Yoas
• Raja Yerobeam II
Hari-hari terakhir Israel (2 Raj 15 – 17)
• Uzia, Yotam dan Ahas
• Raja Hosea

Yehuda Sendiri (2 Raj 18 – 25)
Garis besar kitab ini adalah:
Reformasi Hizkia (18 – 20)
• Pemberontakan menentang Asyur
• Persepakatan dengan Mesir
• Tawaran Babel
• Serbuan Sanherib
Pemberontakan Manasye (21)
• Kompromi dengan Asyur
• Perselisihan dengan para Nabi
Pembaruan oleh Yosia (22:1 – 23:30)
• Kitab taurat
• Pertempuran dengan Nekho
Jatuhnya Yerusalem (23:31 – 25:30)
• Dominasi Mesir
• Penaklukan oleh Babel
• Pemberontakan Zedekia
• Pembebasan Yoyakhin

Masalah Kronologis
Terdapat banyak data-data tanggal kronologis dalam PL. sebagian data kronologis dapat disesuaikan dengan sistem penanggalan modern dengan mudah, sementara yang lain menimbulkan masalah yang pelik. Sebagai contoh, perbedaan pengertian hari, bulan, dan tahun zaman PL dan masa kini.
• Hari
Dalam dunia PL, hari dimulai dengan terbenamnya matahari atau dengan munculnya bintang pertama.
• Bulan
Sistem penanggalan PL menggunakan dasar bulan (bulan lunar dengan jumlah hari 29 atau 30). Penanggalan masa kini menggunakan dasar matahari (bulan solar dengan jumlah hari 30 atau 31 hari).
• Tahun
Penghitungan tahun mengikuti peralihan musim yang pada gilirannya ditentukan oleh siklus matahari sebanyak 365, 25 hari. Tetapi bulan lunar yang diperoleh dari siklus bulan dan tahun-tahun menurut siklus matahari tidak dapat dicocokkan dengan tepat.
• Penyisipan
Untuk menyesuaikan tahun lunar dengan tahun matahari diperlukan penyisipan sebanyak 7 kali dalam 19 tahun.
• Tahun umum dan tahun agama
Orang Yahudi menandai tahun baru secara agama pada bulan Nisan dan perayaan tahun baru pada bulan Tisyri.
• Tahun naik tahta dan tahun non-naik tahta
Penghitungan tahun sesuai dengan naik tahtanya seorang raja dapat menimbulkan penafsiran yang salah. Misalnya seorang raja naik tahta pada tanggal 20 Agustus dan tahun pertama dapat dianggap dimulai pada tanggal 20 Agustus itu atau pada tahun Tisyri misalnya 20 September.

Sudut Pandang Kitab Tawarikh
Kitab Tawarikh mencatat ulang sejarah yang dicatat dalam kitab Samuel dan Raja-raja dengan warnanya sendiri yang segar dan khusus, dan memberi bahan yang kaya bagi pemikiran teologis. Ada empat bagian pokok dari kita ini yaitu:
• Silsilah dari Adam sampai Daud (1 Taw 1 – 9)
• Pemerintahan Daud (1 Taw 10 – 29)
• Pemerintahan Salomo (2 Taw 1 – 9)
• Pemerintahan raja-raja keturunan Daud (2 Taw 10 – 36)

Dari sudut pandang teologis, kitab ini mempunyai banyak segi, misalnya:
• Menekankan karya Allah yang langsung. kemenangan atau kekalahan dalam perang tergantung pada kehendak Allah.
• Menyatakan kebenaran mengangkat derajat bangsa.
• Menggaris-bawahi penekanan teologisnya atas otoritas KItab Suci.
• Perhatian pada tempat ibadat, peribadatan, dan orang Lewi sebagai petugasnya.

Kitab Ezra-Nehemi
a
Secara kronologis kitab ini merupakan lanjutan dari kitab Tawarikh. Nama dedua kitab ini diambil dari nama tokohnya masing-masing. Kedua kitab ini mengkisahkan peristiwa-peristiwa dari dua kurun waktu yang berbeda dalam pemulihan Israel ke negeri perjanjian setelah pembuangan, yaitu:
• Kembalinya mereka dari pembuangan dan pembangunan kembali Rumah Allah tahun 538 – 516 S.M. (Ezra 1 – 6)
• Pekerjaan para pemimpin menata kembali kehidupan mereka secara religius (Ezra) maupun secara fisik (Nehemia) tahun 458 – 420 S.M. (Ezra 7 – Neh 13).
Secara sepintas peristiwa jatuhnya Yerusalem dan peristiwa pembuangan ke Babel memadamkan janji Allah yang telah memilih Israel selama-lamanya sebagai tahta-Nya di bumi dan janji dinasti yang kekal kepada Daud. Tetapi Ezra maupun Nehemia menafsirkan peristiwa ini sebagai hukuman Allah bagi dosa Israel yang telah jauh dari memenuhi kewajiban-kewajiban perjanjian dari Allah. Dengan demikian, malapetaka ini bukan sebuah kontradiksi melainkan sebuah pembenaran (penyucian) iman Israel. Ketika Ezra dan Nehemia meyelesaikan tugasnya menjelang akhir abad berikutnya, masyarakat Israel telah berdiri kokoh secara fisik maupun keagamaan. Ezra melakasnakan pembangunan kerohanian dan Nehemia memantapkan kondisi fisiknya.

Kitab Ester
Kitab Ester adalah satu-satunya kitab yang tidak menyebut nama Allah atau YHWH dalam teks Ibraninya. Kitab ini mengkisahkan perkawinan antara Ester, seorang perempuan Yahudi dan raja Persia, Ahasyweros (mungkin Xerxes I, 485 – 465 S.M.). haman yang mempunyai dendam pada paman Ester, Mordekhai, berencana untuk memusnahkan bangsa Israel. Melalui campur tangan kuasa Allah, Ester akhirnya dapat mementahkan rencana jahat Haman bahkan Haman sendiri di hukum mati oleh raja dan Mordekhai menjadi “orang kedua” setelah raja. Peristiwa ini diperingati bangsa Israel sebagai hari raya Purim.
Meskipun kitab ini sama sekali tidak menyebut nama Allah, kuasa pemeliharaan Allah pada bangsa Israel sangatlah jelas. Mengingat kuasa Persia pada waktu itu meliputi India sampai Etiophia, hampir seluruh Asia Kecil, Siria, Palestina dan negara-negara yang lain, maka rencana pemusnahan itu berlaku bagi hampir seluruh orang Yahudi di dunia. Jadi selain pemeliharaan Allah yang setia pada janji-Nya, kitab ini juga menyatakan bahwa umat Allah dapat dan akan menjadi sasaran penganiayaan oleh dunia walau pertolongan dan kelepasan dari Allah akan muncul.




Pengantar Perjanjian Lama II

Pendahuluan
Buku ini adalah lanjutan buku Pengantar Perjanjian Lama jilid pertama. Seperti pada buku jilid pertama, secara khusus para penulis memberikan pengantar kepada latar belakang, isi, sifat sastra dan berita Perjanjian Lama mulai dari kitab Mazmur sampai dengan kitab Maleakhi. Salah seorang penulisnya, William Sanford LaSor melayani sebagai profesor Perjanjian Lama di Fuller Theological Seminary sampai pada pensiunnya.

D. Sastra
Puisi Ibrani
Untuk menafsirkan bentuk puisi, sangatlah penting untuk memahami prinsip-prinsip dasar puisi Ibrani. Ciri-ciri puisi Ibrani adalah:
• Kesejajaran pemikiran, yaitu kesejajaran persamaan (Ams 20:1) di mana kata pertama dalam baris pertama (anggur) sejajar dengan kata pertama dalam baris kedua (minuman keras). Demikian juga kata kedua (pencemooh/peribut); kesejajaran pertentangan, yaitu baris kedua mengungkapkan gagasan yang sama tetapi dalam bentuk yang bertentangan (Ams 10:1); kesejajaran perlengkapan, yaitu baris kedua mengembangkan pemikiran dalam baris pertama (Ams. 1:7); bentuk yang lain (Yoel 1:4, Yes. 1:10, Yes. 1:3, Hos. 12:3, Maz. 2:9, Yes. 40:3).
• Rima, irama, dan matra. Umumnya puisi Ibrani tidak memakai rima, tetapi memakai matra dan irama. Misalnya matra 2+2 (sebuah bait mempunyai dua tekanan kuat dalam setiap baris) atau 3+2.
• Pasangan kata dan cara-cara lain. Misalnya kepala=tempurung kepala, ribu=sepuluh ribu, melayani=menyembah, dsb.

Dengan demikian, sangatlah penting untuk meneliti puisi bagi kepentingan penafsiran. Langkah pertama adalah melakukan analisa perikop menurut unsur-unsurnya, mengenal gaya bahasa puisi, aliterasi, asonansi, paronomasia, onomatope, dan berusaha untuk memelihara keindahan pengungkapannya.
Kitab Mazmur
Secara struktur, kitab Mazmur dibagi menjadi lima bagian yaitu: Mazmur 1—41; 42—72; 73—89; 90—106; 107—150. Kitab Mazmur merupakan gambaran iman alkitabiah bagi mereka yang tidak mempunyai Alkitab. Rangkuman sejarah (misalnya 78; 105; 106; 136), dorongan untuk hidup saleh (1; 119), pengetahuan akan penghakiman (37; 49; 73), jaminan atas kesetiaan-Nya (103), dsb.
Kitab Mazmur mempunyai beberapa jenis sastra yaitu:
• Nyanyian pujian yang terdiri dari tiga unsur yaitu panggilan untuk beribadat (105:1, 105:6); Gambaran tentang karya atau sifat-sifat Allah (105:7, 105:7, 105:43); Kesimpulan (105:45c). selain itu ada sub-kategori yang berkisar pada peristiwa khusus, misalnya nyanyian kemenangan, nyanyian arak-arakan, nyanyian Sion, nyanyian penobatan.
• Keluhan umat. (12; 44; 58; 60; 74; dsb)
• Keluhan pribadi (22:2; 22:13; 22:5; 22:20-21; 22:10; 22:23; 22:25).
• Nyanyian syukur pribadi (23; 30; 32; 34; dsb)
• Mazmur kerajaan, berupa penobatan, pernikahan, doa sebelum atau sesudah peperangan.
• Mazmur hikmat, yang dapat berbentuk kumpulan amsal, akrostik dan uraian.

Sastra Hikmat
Dalam Perjanjian Lama sastra hikmat meliputi kitab Ayub, Amsal dan Pengkhotbah. Beberapa Mazmur juga mencerminkan tema-tema hikmat (1; 32; 34; 37, dsb) dan baik Kidung Agung dan Ratapan menunjukkan pengaruh hikmat dalam kiasan maupun gaya bahasanya.
Bentuk umum sastra hikmat dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu:
1. Hikmat dalam bentuk amsal, peribahasa, ucapan singkat yang penuh arti dalam kehidupan.
2. Hikmat spekulatif yang bersifat perenungan, berupa dialog, monolog, atau karangan yang menyelidiki masalah pokok manusia seperti arti kehidupan dan penderitaan.

Kitab Amsal
Kitab Amsal merupakan kumpulan tulisan dengan aneka ragam gaya yang berbeda-beda. Hikmat Ibrani adalah seni untuk mencapai keberhasilan dan kitab Amsal adalah buku petunjuk untuk hidup yang berhasil. Dengan melukiskan kebiasaan hidup yang negatif dan positif, Amsal menjelaskan perilaku yang benar dan salah dalam berbagai keadaan. Jadi tujuan utama kitab ini adalah untuk menjelaskan dengan cermat, tepat dan mudah dingat apa yang dimaksud dengan siap melayani Allah sepenuhnya.
Isi atau susunan kitab Amsal dapat dibagi menjadi paling tidak delapan kumpulan yang mandiri yaitu:
• Pentingnya hikmat (1—9)
• Amsal-amsal Salomo (10:1—22:16)
• Amsal-amsal orang bijak (22:17—24:22)
• Perkataan-perkataan tambahan (24:23—34)
• Amsal-amsal Salomo kumpulan Hizkia (25—29)
• Perkataan-perkataan Agur bin Yake dari Masa (30)
• Perkataan-perkataan Lemuel (31:1-9)
• Gambaran tentang istri yang cakap (31:10-31)

Kitab Ayub

Nama Ayub ditafsirkan oleh Albright sebagai “Di manakah Bapa(ku)?” dalam surat Amarna (1350 sM) dan naskah kutukan dari Mesir (2000 sM). Dalam kedua tulisan itu, nama Ayub adalah seorang pemimpin suku di Palestina dan sekitarnya. Waktu penulisan kitab Ayub sulit ditentukan karena umumnya para ahli membagi pasal 1 – 2 dan pasal 42:7 – 17 berasal dari zaman kuno dan pasal 3:1 – 42:6 sebagai bagian yang berasal dari waktu yang kemudian. Agaknya kitab ini diselesaikan antara tahun 700 dan 600 sM. Penulis kitab ini sendiri tidak diketahui.
Susunan kitab ini secara sekilas adalah sbb:
• Pembukaan, dalam bentuk prosa (1 – 2)
• Ratapan Ayub, dalam bentuk puisi (3)
• Dialog antara Ayub dan ketiga sahabatnya dalam tiga babak (puisi, 4 – 27)
• Syair tentang hikmat (puisi, 28)
• Keluhan Ayub (puisi, 29 – 31)
• Kata-kata Elihu (puisi, 32 – 37)
• Jawaban Allah kepada Ayub (puisi, 38:1 – 42:6)
• Penutup (prosa, 42:7 – 7:17)
Secara teologis, kitab ini memaparkan beberapa hal yaitu:
• Kebebasan Allah dalam bertindak
• Adanya pencobaan oleh iblis
• Adanya kekuatan untuk menderita.


Kitab Pengkhotbah
Penulis kitab ini tidak diketahui namanya. Penulisnya adalah seorang yang bijak yang bermaksud untuk menentang pendapat dan nilai-nilai orang bijak lainnya. Pada umumnya para ahkli sependapat bahwa kitab ini ditulis jauh setelah abad ke-10 sM atau jauh setelah zaman Salomo.
Struktur kitab ini adalah sebagai berikut:
• Pembukaan (1:1 – 3)
• Temanya diperlihatkan I (1:4 – 11), terdiri dari kehidupan manusia secara umum, pengatahuan, kesenangan, nasib semua manusia, jerih payah manusia, dan kesimpulan.
• Temanya diperlihatkan II (3:1 – 4:16), terdiri dari pengendalian Allah atas semua peristiwa, kurangnya kekekalan, penindasan, pekerjaan, timbunan kekayaan secara kikir, sifat ketenaran yang cepat berlalu.
• Kata-kata nasihat I (4:17 – 5:11), terdirin dari hormati Allah dalam ibadahmu, bayarlah nazarmu, pasti ada ketidak-adilan dalam pemerintahan, jangan mencintai kekayaan.
• Temanya diperlihatkan III (5:12 – 6:12), terdiri dari kekayaan yang hilang dalam usaha, kekayaan yang tidak dapat dinikmati, ketetapan takdir.
• Kata-kata nasihat II (7:1 – 8:9): kehormatan lebih baik dari kemewahan, ketenangan lebih baik dari kesembronoan, waspada lebih baik dari tergesa-gesa, hilmat dan kekayaan lebih baik dari hikmat saja, kesabaran lebih baik dari amarah, keterbatasan lebih baik dari melampaui batas, pria lebih baik dari wanita, kompromi kadang lebih baik dari bertindak benar.
• Tema yang diperlihatkan IV (8:10 – 9:12): ketidakpastian dalam keadilan, rahasia karya Allah, kematian adalah nasib semua orang, ketidaktentuan hidup.
• Kata-kata nasihat III (9:13 – 12:8): cerita tentang nilai hikmat, hikmat dan kebodohan, pemerintahan raja-raja, cara-cara usaha yang baik, nikmati hidup sebelum datang hari tua.
• Penutup (12:9 – 14)

Secara teologis, kitab ini memaparkan beberapa hal yaitu:
• Kebebasan Allah dan batas-batas hikmat
• Menghadapi kenyataan hidup
• Persiapan untuk Injil


Kidung Agung
Menurut tradisi, kitab ini ditulis oleh Salomo walaupun ada beberapa alasan yang menunjukkan bahwa penyuntingan akhir dilakukan pada waktu yang lebih kemudian dari masa Salomo. Kidung Agung bukan tulisan hikmat karena bentuknya yang paling menonjol adalah puisi cinta.
Oleh karena bentuknya yang berupa puisi cinta, penafsiran kitab ini menjadi tidak mudah. Dalam sejarahnya, ada beberapa cara penafsiran yang dilakukan yaitu:
• Alegoris yang dipakai oleh penafsiran Yahudi yang paling awal sampai zaman bapa-bapa gereja.
• Tipologis. Metode ini berusaha menghindari subyektifitas tafsiran alegoris dan mempertahankan tafsiran harafiah puisi itu, dengan menekankan tema-tema utama tentang kasih dan pengabdian.
• Tafsir dramatis, yaitu memperlakukan kitab ini sebagai drama.
• Kidung pernikahan yaitu membandingkan perayaan perkawinan di Siria dengan Kidung Agung.
• Upacara-upacara liturgis, yaitu menganggap kitab ini berasal dari upacara liturgis penyembahan dewa Tamus, dewa kesuburan Babel.
• Kidung cinta kasih, yaitu memandang kitab ini sebagai puisi atau kumpulan puisi cinta, yang mungkin tapi tidak harus dihubungkan dengan perayaan perkawinan atau peristiwa tertentu lainnya.

E. Nubuat
Nabi Dan Nubuat

Pengertian kata “nabi” adalah seorang yang dipanggil untuk berbicara atas nama Allah. Selain itu seorang nabi disebut juga “peliat” yang berarti orang yang melihat dalam suatu penglihatan. Seorang nabi mempunyai ciri-ciri bahwa dia mempertahankan kesadaran dan penguasaan dirinya di bawah penyataan Allah, dipanggil untuk menyampaikan pesan Allah, dan orang yang kudus dalam arti penyerahan diri. Secara umum  ada dua pendekatan terhadap nubuat, yaitu menekankan unsur ramalan dan menekankan pemberitaan yang diterapkan pada keadaan saat itu.


Kitab Amos
Amos adalah seorang peternak domba dari Tekoa, suatu desa kira-kira 15 km sebelah selatan Betlehem. Amos bernubuat pada masa Yerobeam II (793 – 753 sM). Nubuat Amos dibagi menjadi tiga bagian: auman singa (1: - 3:8), dakwaan Allah terhadap Israel (3:9 – 6:14), dan hukuman Allah (7:1 – 9:15). Bagian pertama berisi delapan dakwaan dengan ancaman hukuman Allah terhadap enam bangsa di sekitarnya, serta Yehuda dan Israel sendiri.
Pandangan teologis kitab Amos adalah:
• Allah yang Maha Tinggi
Seruan Amos tentang keadilan sosial timbul karena sifat Allah sendiri. secara moral Allah adalah sempurna dan menuntut tingkah laku moral dari setiap orang dan mereka harus mempertanggung-jawabkannya.
• Allah Israel
Inti agama Perjanjian Lama adalah pemilihan Israel menjadi umat Allah. Hubungan khusus ini diperlihatkan juga dalam penghukuman yang diberikan ketika Israel berdosa.
• Tanggung jawab dan pemilihan
Pemilihan Israel sebagai bangsa pilihan membawa konsekuensi untuk bertanggung-jawab untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Amos mengakhiri kitabnya dengan menyhatakan perjanjian Allah tidak dihancurkan walau mereka terus menerus berdosa. Bahkan Allah berjanji akan menjadikan mereka lebih mulia, sehingga mereka akan mengalami kelimpahan, kemantapan dan keamanan yang belum pernah dialami sebelumnya.

Kitab Hosea
Kira-kira sepuluh tahun setelah Amos, Allah memanggil Hosea untuk melayani sebagai nabi. Pelayanan Hosea adalah pada masa pemerintahan Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia di Yehuda dan Yerobeam II di Israel.
Inti pasal 1 – 3 adalah mengenai perkawinan Hosea. Jelas bahwa Hosea menghubungkan panggilannya sebagai nabi perkawinannya dengan Gomer. Latar belakang Israel pada masa Hosea adalah dipenuhi dengan kemerosotan rohani dan moral yang dalam. Penyembahan Baal terus berlangsung sehingga Allah menggambarkan perzinahan rohani ini dengan menyuruh Hosea mengawini seorang wanita sundal. Nama anak-anak Hosea (Lo-Ruhama : tidak disayangi dan Lo-Ami: bukan umat-Ku) menggambarkan hubungan Allah dan Israel. Israel tidak akan kembali kepada Allah, karenanya Dia sendiri akan mengambil umat-Nya kembali kepada-Nya (2:13 – 22). Kemudian Allah menyuruh Hosea untuk memulihkan Gomer sebagai istrinya dengan membelinya dengan harga seorang budak. Kemerosotan moral Israel melambangkan “upah” yang dibayar oleh dosa. Namun pengampunan Allah dibayar dengan pendisiplinan melalui pembuangan.
Inti pasal 4 – 14 merangkumkan pelayanan Hosea sebagai pengajar dan pemberita sbb:
• Pengenalan akan Allah.
Pengenalan akan Allah bukan hanya berarti pengetahuan akan Allah, melainkan hubungan dengan-Nya dalam kasih dan ketaatan.
• Kebodohan sikap tak berterima kasih.
Tidak mengucap syukur kepada Allah menghasilkan penyembahan berhala atau pemujaan diri sendiri.
• Kesia-sian keagamaan tanpa kesalehan.
Imam-imam menjadi sasaran khusus kemarahan Hosea karena mereka sama bejatnya dengan rakyat yang seharusnya mereka bimbing.
• Belas kasihan Allah yang tak berubah.
Pada akhirnya belas kasihan Allah tidak berubah walau ada keseimbangan antara kasih dan hukuman sebagai dasar hubungan antara Allah dan Israel.

Kitab Yunus
Kitab Yunus mencatat keunikan yang tidak ada dalam kitab yang lain. Kitab ini berisi cerita pengalaman seorang nabi dan bukan laporan pemberitaannya. Sumbangsih teologis kitab Yunus adalah sbb:
• Konsep Allah
Yunus mengakui adanya hubungan antara ketidak-taatannya dengan badai besar, ia percaya Allah mendengar dan menjawab doanya, Allah pengasih dan penyayang, dan Allah akan memperlihatkan anugerah-Nya kepada orang Niniwe jika mereka bertobat.
• Rencana penyelamatan yang universal
Satu-satunya konsep yang tidak ditemukan dalam kitab-kitab nabi lainnya adalah Allah menyuruh nabi-Nya untuk memberitakan amanat-Nya kepada bangsa lain dan Ia akan menyelamatkan mereka jika bertobat.


Kitab Mikha
Nama Mikha berarti “siapa yang sama dengan Tuhan?”. Dia hidup pada masa pemerintahan Yotam, Ahas dan Hizkia (sekitar 735 – 700 sM). Mikha berasal dari desa dan mungkin seorang petani kecil. Ia menentang penyelewengan Yerusalem dan Samaria serta memperlihatkan bagaimana penghukuman akan segera terjadi dan mempengaruhi Yudea Selatan. Selain itu Mikha mengecam penindasan dan penghisapan pada orang miskin.
Struktur kitab Mikha adalah sbb:
• Bagian pertama (1:2 – 2:13)
 Hukuman yang panjang (1:2 – 2:11)
Ø
 Hukuman yang pendek (2:12 – 13)
Ø
• Bagian kedua (3 – 5)
 Hukuman yang panjang (3)
Ø
 Harapan yang pendek (4:1 – 5)
Ø
 Harapan bagi orang-orang yang susah (4:6 – 8)
Ø
 Kesusahan yang panjang, harapan yang pendek (4:9 – 10)
Ø
 Kesusahan yang pendek, harapan yang panjang (4:11 – 13)
Ø
 Kesusahan yang pendek, harapan yang lebih panjang (4:14 – 5:5)
Ø
 Harapan bagi sisa Israel yang susah (5:6 – 8)
Ø
 Hukuman yang panjang (5:9 – 13)
Ø
 Hukuman yang pendek (5:14)
Ø
• Bagian ketiga (6 – 7)
 Hukuman yang panjang (6:1 – 7:7)
Ø
 Harapan yang pendek (7:8 – 20)
Ø

Kitab Yesaya I: Latar Belakang
Yesaya adalah penulis kitab ini walau tidak berarti dialah pengarang atau penyunting akhirnya. Yesaya memulai pelayanannya pada tahun wafatnya Uzia sampai pada pemerintahan raja Yotam, Ahaz, dan Hizkia (740 – 701 sM). Tradisi mengatakan pelayanan Yesaya berlanjut sampai pada masa pemerintahan raja Manasye dan Yesaya mati syahid karena digergaji pada masa pemerintahan raja Manasye pada tahun 687 sM.
Struktur kitab Yesaya adalah sbb:
• Bagian pertama: Penghukuman (1 – 35)
 Dosa-dosa Yehuda (1 – 12)
Ø
 Ucapan ilahi tentang penghukuman (13 – 23)
Ø
 Maksud Allah dalam penghukuman (24 – 27)
Ø
 Peringatan tentang usaha manusia mencari keselamatan (28 – 35)
Ø
 Selingan sejarah (36 – 39)
Ø
• Bagian kedua: Penghiburan (40 – 66)
 Pembebasan (40 – 48)
Ø
 Penebusan (49 – 59)
Ø
 Kemuliaan (60 – 66)
Ø

Pada umumnya para ahli tidak menganggap Yesaya menulis sendiri keseluruhan kitabnya. Ada yang berpendapat kitab ini ditulis oleh dua orang, tiga orang, bahkan lima orang atau lebih. Alasan-alasan utama yang dikemukakan adalah adanya perbedaan sudut pandang sejarah, sebutan nama Koresy, gaya bahasa, dan pandangan teologis. Akhir-akhir ini muncul pendapat bahwa kitab Yesaya pasal 1 – 39 ditulis oleh Yesaya dan pasal 40 – 66 ditulis oleh seorang nabi lain yang tidak dikenal namanya. Sebenarnya perdebatan mengenai penulis aslinya tidak penting. Hal terpenting adalah adanya pengakuan bahwa secara keseluruhan kitab ini merupakan karya Roh Allah sehingga otoritasnya tidak diragukan lagi.

Kitab Yesaya II: Pemberitaan
Pemberitaan kitab Yesaya adalah sbb:
• Penglihatan dan misi Yesaya
Sedikitnya ada dua penglihatan yang ditunjukkan (1:1; 2:1). Penglihatan itu berisi penyataan tentang Allah Mahakudus dan membuat Yesaya dalam keadaannya yang berdosa. Yesaya melihat dirinya sebagai orang berdosa dan mendapat pelayanan yang dibebankan padanya. Misi Yesaya selain menyampaikan pemberitaan tentang penolakan umat Israel oleh Allah, juga menyampaikan janji Mesianik.
• Ajaran tentang Allah
Ajaran tentang Allah dalam kitab Yesaya berisi pokok bahasan tentang Allah yang Mahakudus, Allah sebagai penyelamat, Allah sebagai penebus, Allah sebagai Bapa, Allah sebagai penguasa tertinggi, dan Roh Allah.
• Hubungan Allah dengan manusia
Ajaran kitab Yesaya tentang hubungan Allah dengan manusia adalah tentang kebenaran, keadilan dan hamba Tuhan. Kata “kebenaran” mempunyai arti “apa yang ditetapkan secara tegas, berhasil dan tetap tahan dalam kehidupan manusia”.


Nubuat Mesianik
Seperti nubuat pada umumnya, nubuatan Mesianik bukan hanya ramalan tentang peristiwa yang akan terjadi pada masa depan. Namun nubuat itu ada hubungannya dengan maa depan, khususnya dengan Mesias yang akan datang. Karena itu nubuat apapun yang mengkaitkan masa sekarang dengan rencana Allah yang pokok (yang berpuncak dalam diri Kristus) dapat disebut ‘mesianik”.
Dalam Perjanjian Lama, tidak ada istilah “Mesias” secara langsung. walaupun demikian, apa yang dikatakan oleh Perjanjian Lama secara langsung menunjukkan ciri-ciri Mesias itu sendiri, yaitu:
• Anak Daud
Ketika Yesus masuk ke Yerusalem, Dia menggenapi nubuatab Zakharia (Mat 21:5 – Zak 9:9). Demikian juga murid-murid-Nya secara jelas menghubungkan nama keturunan Daud dengan Kristus (Kis 1:16; 2:25; 2:29 – 31; 34 – 36).
• Keturunan Daud
Yesus berasal dari garis keturunan Daud dan nabi-nabi menyebut keturunan Daud akan menjadi raja di tengah-tengah mereka (Yes 9:5 – 6; 11:1; Yer 33:17, 20 – 21; 23: 5 – 6; 33:14 – 16; 30:9; Yeh 34:23 – 24).
• Mazmur-mazmur kerajaan
Mazmur-mazmur juga banyak yang mengacu kepada Yesus, misalnya mazmur 2, 45, 110, dsb.
• Kerajaan mesianik
Nabi-nabi tidak hanya menubuatkan kesinambungan dinasti Daud, melainkan ungkapan “anak Daud” mempunyai pengertian yang lebih luas dan dalam. Dalam Perjanjian Baru, gambaran Mesias digambarkan lebih dari sekedar penggenapan raja ideal, anak Daud, tetapi juga orang bijak yang melebihi Salomo (mat 12:42), Anak Manusia yang menggenapi penglihatan Daniel (Dan 7:14), nabi dan pemberi hukum yang adalah Musa yang kedua (Mat 5 – 7), imam yang lebih tinggi dari Harun (Ibr 5 – 7), hamba Allah yang mengorbankan nyawa sebagai tebusan bagi banyak orang (Mrk 10:44).

Kitab Yeremia
Yeremia adalah seorang nabi yang tidak ada taranya dalam pemahamannya tentang nubuat dan dalam kemampuannya mengungkapkan nubuat itu. Sepanjang empat puluh tahun yang penuh kekacauan, dia mewartakan firman Allah kepada raja dan rakyat dengan penuh pengorbanan. Firman Allah datang padanya pertama kali pada tahun ketiga belas pemerintahan Yosia (627 sM) ketika dia masih seorang pemuda. Pelayanan Yeremia berlangsung lebih dari empat puluh tahun, sampai sesudah tahun 586 sM, ketika Yerusalem jatuh ke tangan Nebukadnezar.
Sebagai seorang nabi, Yeremia mempunyai watak yang kuat, yang dapat dijelaskan melalui lima ciri khasnya yaitu jujur, berani melaksanakan apa-apa yang ia yakini walau harus menderita, memperlihatkan kebencian yang besar terhadap tingkah laku yang secara moral dan spiritual tidak pantas, memiliki kepekaan akan penderitaan bangsanya serta kemanusiaan yang sejati, dan mempunyai pengharapan akan masa depan berdasar kesetiaan Allah.
Unsur utama dalam pemahaman teologis Yeremia adalah tekanannya pada peristiwa keluaran sebagai pengalaman rohani Israel yang dominan. Jadi sumbangan teologis Kitab Yeremia adalah sbb:
• Kekuasaan Allah dalam sejarah
Yeremia menegaskan bahwa peristiwa-peristiwa di Yehuda, Mesir dan Babel lebih ditentukan oleh kekuasaan Allah daripada politik manusia.
• Taurat lama dan baru
Yeremia melihat dosa-dosa bangsa Israel secara keseluruhan sebagai pelanggaran terhadap hukum perjanjian. Untuk memperbaiki keadaan harus ada perjanjian yang baru yang lebih bersifat pribadi daripada janji perkawinan, ditulis dalam hati, bukan pada lempengan batu, yang menghasilkan pengenalan yang benar akan Allah, dan menjamin pengampunan sepenuhnya terhadap dosa (31:32 – 34)
• iman pribadi yang kuat
Dedikasi dan kepercayaan teguh Yeremia walau dalam penganiayaan bersumber pada Allah perjanjian saja.


Kitab Ratapan
Kitab Ratapan tidak diketahui siapa penulisnya karena tidak menyebutkan siapa penulisnya. Walaupun demikian tradisi Yahudi menyatakan Yeremia sebagai penulisnya. Kita ini menggambarkan bencana dari pembuangan yang penuh penderitaan. Waktu penulisan diperkirakan tahun 586 – 530 sM. Kelima pasalnya berisi ratapan Yehuda terhadap hancurnya Yerusalem dan Bait Allah pada tahun 583 sM.
Kitab Ratapan ditulis untuk mengungkapkan adanya harapan setelah penghukuman Allah. Iman penyair yang kuat memberi semangat pada generasi-generasi sebangsanya untuk menemukan harapan di tengah-tengah bencana dan membimbing orang lain kepada harapan melalui pengenalan yang mendalam terhadap Allah. Kitab ini mempunyai tiga pokok utama yang terjalin bersama yaitu pemahaman yang mendalam para nabi akan penghakiman dan rahmat Allah, pergumulan orang bijak dalam misteri penderitaan, dan ungkapan liturgis dari para imam tentang penyesalan dan harapan.

Kitab Zefanya Dan Yoel

Kitab Zefanya

Nabi Zefanya hidup di antara masa yesaya dan Yeremia. Sepanjang pemerintahan Manasye selama lima puluh tahun tidak ada suara kenabian sampai Zefanya dipanggil. Pemberitaannya mendukung pekerjaan Yeremia dan mendukung pembaruan-pembaruan yang dilakukan oleh raja Yosia. Kitab ini mempunyai dua tema utama yaitu:
• Ancaman hukuman besar yang akan segera datang (1:2 – 3:7)
• Harapan akan keselamatan kelak (3:8 – 20)

Kitab Yoel
Penulisan kitab Yoel agak sukar ditetapkan waktunya. Secara tradisi ada dua pendapat yaitu pada masa pemerintahan raja Yoas (835 – 796 sM) dan setelah Israel kembali dari pembuangan (akhir abad ke 5 sM). Kitab ini mempunyai dua bagian penting yaitu:
• Tulah belalang dan hari Tuhan (1:1 – 2:17)
• Kemenangan yang akan datang (2:18 – 3:21)
Pada bagian pertama nabi Yoel berbicara dan pada bagian kedua Tuhanlah yang berbicara. Titik balik ada pada 2:18 di mana Tuhan menanggapi pertobatan umat-Nya dan membawa pembebasan.
Kitab Nahum Dan Habakuk

Kitab Nahum
Nabi Nahum bernubuat pada masa di antara dua peristiwa penting yaitu jatuhnya kota Tebe ke tangan Asyur pada tahun 663 sM (3:8 – 10) dan hancurnya Niniwe pada tahun 612 sM (1:1; 2:8; 3:7). Nubuatan Nahum sepenuhnya berpusat pada penghancuran musuh bebuyutan Israel. Nahum adalah seorang penulis sastra yang baik dan hanya sedikit yang dapat menandinginya.

Kitab Habakuk
Masa hidup dan pelayanan Habakuk kira-kira pada perempatan terakhir abad ke-7 sM, kira-kira sezaman dengan Zefanya, Yeremia, Nahum dan mungkin Yoel. Alur isi kitab ini adalah sbb:
• Keluhan Habakuk mengenai penghukuman Allah yang “tertunda” (1:2 – 4)
• Jawaban Allah bahwa Babel akan menghukum Yehuda (1:5 – 11)
• Pertanyaan Habakuk mengapa Allah memakai bangsa yang jahat (1:12 – 17)
• Jawaban Allah bahwa Babel akan mendapat balasan setimpal (2: 6, 9, 12, 15, 19)
• Respon Habakuk dengan mengaku percaya pada perjanjian-Nya (3)

Kitab Obaja
Kitab ini adalah yang tersingkat dalam Perjanjian Lama, hanya terdiri dari 21 ayat. Nabi Obaja berasal dari Yehuda dan menerima penglihatan mengenai Edom. Isi kitab ini adalah sbb:
• Penglihatan mengenai Edom (1 – 14)
 Pengumuman jatuhnya Edom (1 – 4)
Ø
 Penghancuran total (5 – 9)
Ø
 Alasan: kekejaman Edom terhadap Yehuda (10 – 14)
Ø
• Hari Tuhan (15 – 21)
 Penghakiman atas bangsa-bangsa (15 – 16)
Ø
 Pembebasan Yehuda (17 – 20)
Ø
 Kerajaan Allah (21)
Ø

Kitab Yehezkiel
Kitab Yehezkiel berasal dari zaman pembuangan (597 – 538 sM) antara tahun 593 – 571 sM. Kitab ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
• Hukuman atas Israel (1 – 24)
• Hukuman atas bangsa-bangsa kafir (25 – 32)
• Pembaruan Israel (33 – 48)

Secara teologi, kitab ini memberikan beberapa hal yaitu:
• Penglihatan akan Allah kepada Yehezkiel
• Penyembahan berhala bangsa Israel
• Tanggung jawab pribadi dengan menolak pengelakan kesalahan generasi lalu
• Peristiwa pembuangan adalah akibat langsung kegagalan Israel memlihara hari Sabat (17:21 – 27)
• Nubuatan melawan Tirus
• Yehezkiel menubuatkan hukuman terhadap bangsa-bangsa yang kejam, ketakutan di dunia orang-orang hidup
• Nubuatan akan Gembala yang sejati
• Pemberian hati dan roh yang baru

Kitab Daniel
Kitab Daniel berisi salah satu berita terbesar dalam Perjanjian Lama yaitu kerajaan-kerajaan dunia akan diganti dengan kerajaan Allah. Kitab ini termasuk jenis sastra “apokaliptik” yang menyingkapkan peristiwa-peristiwa yang akan datang. Isi kitab ini dibagi menjadi dua yaitu cerita-cerita (1 – 6) dan penglihatan-penglihatan (7 – 12). Garis besar isinya adalah sbb:
• Daniel dan raja-raja Babel dan Persia (1 – 6)
 Daniel dan teman-temannya dibawa ke Babel (1)
Ø
 Mimpi raja tentang patung (2:1 – 16)
Ø
 Patung emas (3:1 – 7)
Ø
 Mimpi Nebukadnezar tentang pohon (4:4 – 18)
Ø
 Perjamuan Belsyazar; tulisan pada dinding (5:1 – 12)
Ø
 Daniel dalam gua singa (6:1 – 18)
Ø
• Mimpi dan penglihatan Daniel (7 – 12)
 Keempat binatang dari dalam laut (7:1 – 18)
Ø
 Domba jantang, kambing jantan dan tanduk (8:1 – 14)
Ø
 Tujuhpuluh tahun yang dinubuatkan Yeremia (9:1 – 2)
Ø
 Penglihatan di tepi sangai Tigris (10:1 – 14)
Ø
 Raja negeri Utara dan raja negeri Selatan (11:2 – 28)
Ø
 Waktu kesesakan; kebangkitan (12:1 – 4)
Ø


Kitab Hagai
Orang Yahudi yang hidup dalam pembuangan di Babel mulai berkeluarga dan berkembang. Sebagian dari mereka pulang di bawah ezra dan Nehemia, namun sebagian memilih tetap tinggal di Babel. Nabi Hagai hidup sezaman dengan Zakharia. Kitab ini berisi empat nubuat yang disampaikan dalam empat bulan sbb:
• Hagai 1:1 – 11
Nubuat ini ditujukan kepada Zerubabel dan kepada imam besar Yosua untuk menyelesaikan pembangunan kembali Rumah Allah.
• Hagai 2:1b – 10
Nubuat kedua ditujukan kepada Bupati, imam besar dan bangsa itu mengenai kemegahan Rumah Allah.
• Hagai 2:11 – 20
Nubuat ini merupakanb percakapan antara Tuhan dan Hagai. Allah berjanji memberkati mereka jika bertobat.
• Hagai 2:21 – 24
Nubuat ini ditujukan kepada Zerubabel. Isinya bersifat eskalotogis karena Tuhan mengatakan akan merontokkan tahta raja-raja dan membuat Zerubabel “seperti cincin materai” sebab dia yang dipilih-Nya.

Kitab Zakaria
Arti nama Zakaria adalah “Tuhan telah mengingat”. Zakaria hidup sezaman dengan nabi Hagai. Kitab ini dibagi menjadi dua bagian. Pasal 1 -8 adalah nubuat-nubuat yang diberi keterangan waktu dan pasal 9 – 14 tidak diberi keterangan waktu. Garis besar kitab ini adalah sbb:
• Seruan untuk bertobat (1:1 – 6)
• Penglihatan-penglihatan malam (1:7 – 6:8)
• Peristiwa-peristiwa menjelang akhir zaman (9 – 11)
• Peristiwa-peristiwa akhir zaman (12 – 14)

Kitab Maleakhi
Kitab Maleakhi adalah kitab terakhir dari 12 kitab nabi kecil di Perjanjian Lama. Kata Maleakhi berarti “utusanku”. Pada saat penulisan nubuat ini Rumah Allah telah didirikan kembali dan ibadat berlangsung kembali. Keadaan waktu itu digambarkan bahwa kembalinya mereka dari pembuangan tidak membawa suatu zaman mesianis. Akibatnya mereka menjadi tawar hati, menangis, dan ragu-ragu. Perzinahan, sumpah palsu, penindasan, dan diskriminasi merajalela. Agama diremehkan dengan kawin campur yang dilarang.
Struktur kitab ini adalah sbb:
• Judul (1:1)
• Kasih Tuhan dilukiskan oleh nasib edom (1:2 – 5)
• Kecaman terhadap para imam (1:6 – 2:9)
• Penyembahan berhala dan kawin campur (2:10 – 16)
• Allah yang adil (2:17 – 3:5)
• Persepuluhan yang tidak diberikan (3:6 – 12)
• Orang benar dan orang fasik (3:13 – 18)
• Elia dan hari Tuhan (4)

Sedangkan topik teologi kitab ini adalah tentang:
• Tuhan semesta alam
• Teodisi atau pembenaran tindakan Allah
• Perintis jalan, yaitu hanya nabi Maleakhi yang mengajarkan tentang kedatangan kembali nabi Elia.



 Literatur:
a.       Hill, Andrew, Survei Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 1995.
b.      Wilkinson, Bruce dan Boa, Kenneth. Talk Thru The Bible. Nasville: Thomas NelsonPublishers.
c.       Lasor, W.S.et.al. pengantar Perjanjian Lama 1-Taurat dan sejarah. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994.
d.      Lasor, W.S.et.al. pengantar Perjanjian Lama 2-sastra dan Nabi-nabi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994.
e.       Baker, D.L. mari Mengenal Perjanjian Lama. Jakarta BPK Gunung Mulia, 1992
f.       Mulder, D.C. pembimbing Ke Dalam Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1963
g.      Groenen, C. pengantar Ke Dalam Perjanjian Lama. 2 Jilid. Yogyakarta: Kanisius, 1980
h.      Archer, Gleason. L. Jr. A Survey of Old Testament Introduction. Chicago: Moody Press. 1974.
i.        Green, Dennis. Pembimbing Pada Pengenalan  Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas.
j.        Deuren, A. van. Purbakala Alkitab dalam Kata dan Gambar. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982. 
k. Rowley, h.H. atlas Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1979.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar