PENGANTAR
PERJANJIAN LAMA
- Pendahuluan
Otoritas Perjanjian Lama
Kristus sendiri mengakui otoritas
penuh dan sifat yang mengikat dari kitab Perjanjian Lama, bahkan Dia sering
mengutip Perjanjian Lama sebagai dasar pengajaran-Nya. Yesus memandang
Perjanjian Lama sebagai tulisan yang diilhami dan berotoritas, yang mencatat
karya Allah dalam sejarah yang menuju kepada puncaknya dalam kerajaan-Nya yang
akan datang.
Demikian juga Paulus mengakui
pengilhaman dan otoritas penuh dari Kitab Suci Perjanjian Lama (2 Tim. 3:16)
dan menemukan maknanya yang terdalam dalam rangka penantian dan persiapan
Perjanjian Baru. Tulisan-tulisan dalam surat Ibrani, Yakobus, dan Wahyu juga
banyak memakai kiasan dan kutipan Perjanjian Lama.
Penyataan Dan Pengilhaman
Berkaitan dengan pengajaran tentang Alkitab perlu
dibedakan 3 (tiga) istilah berikut:
- Wahyu (Revelation), artinya pembukaan, penyataan kebenaran-kebenaran baru.
- Ilham (Inspiration), artinya pengawasan, pimpinan dalam pencatatan kebenaran-kebenaran firman Allah.
- Iluminasi (illumination), artinya penerangan mengenai kebenaran-kebenaran firman Allah.
Wahyu (Revelation)
terbagi 2: Wahyu Umum dan Khusus.
1.
Wahyu Umum (Common
Revelation): Penciptaan alam semesta.
2.
Wahyu Khusus
(Special Revelation): Alkitab Firman Allah dan puncakya adalah Logos menjadi
manusia Yesus Kristus.
Pengilhaman (Inspiration)
Kata yang diterjemahkan dengan “diilhamkan” adalah theopneustos, berasal dari bahasa Yunani: Theos Allah, Pneustos
dihembus/nafas Allah (God’s Bread ). Secara harafiah
berarti: dihembus, atau nafas Allah. Maka ungkapan “tulisan yang diilhamkan”
berarti: tulisan yang ke dalamnya dihembuskan atau ditiupkan nafas atau Roh Allah.
Dua
hal yang tampak jelas dari bahan-bahan tersebut di atas, yaitu:
1. Bahwa
Tuhan Allahlah yang berfirman. Maka Dialah yang memiliki gagasan.
2. Bahwa
manusia (yaitu para Nabi
atau Rasul) berkata-kata atau
menulis, karena didorong oleh Roh Kudus.
Pengilhaman adalah
Karya Allah melalui Allah Roh Kudus memilih serta membimbing orang
–orang yang dipercayakan-Nya (Nabi dalam PL dan Rasul dalam PB) untuk
menulis Firman Allah (Alkitab). Dimana
Nabi dan Rasul menulis di bawah inspirasi Roh
Allah, di bawah pimpinan Roh Kudus, di bawah hembusan Roh Allah. Mereka
menuliskannya infallibility (tanpa salah) dan
inerrantly/innerancy
(tanpa salah).
Pengilhaman yang
benar adalah PLENARY VERBAL INSPIRATION
SUPRANATURAL.
Plenary
(Keseluruhan). Verbal (kata-kata), Inspiration (Pengilhaman), Supranatural
(Dengan Kuasa Allah Roh kudus).
Ada
tiga teori inspirasi yang tidak benar:
1.
Teori “rasionalistik.”
Kaum rasionalis tidak percaya tentang pribadi Allah.
Ia tidak percaya hal-hal
yang
bersifat supranatural, dan baginya Alkitab dihasilkan oleh pikiran dan
kemampuan serta kejeniusan manusia belaka.
2.
Teori “fractional.”
“Fractional”
adalah teori yang mengajarkan bahwa hanya
bagian-bagian tertentu dari Alkitab diinspirasikan,
tetapi bukan keseluruhan Alkitab.
Alkitab adalah Firman Allah TIDAK SAMA
DENGAN Alkitab berisi Firman Allah.
3. Teori “mekanis”
Ini
disebabkan oleh karena liberalisme menyerang iman umat Allah yang percaya
Alkitab, sehingga mereka berkata bahwa kita percaya dalam teori “mekanis” tentang inspirasi.
Bahwa Allah mendiktekan firman Allah dan Ia sebagai Pendiktenya sedangkan
penulis Alkitab menulis sama seperti yang didiktekan Tuhan.
Ketaksalahan
Alkitab (Inerrancy)
Dalam kamus Oxford, istilah ‘inerrancy’
diberi defenisi sebagai berikut: “kualitas atau kondisi dari keberadaan yang tanpa salah atau tidak
salah; bebas dari kesalahan”. Sedangkan ‘inerrant’
berarti “tidak berbuat kesalahan”. Sebaliknya istilah ‘errant’ didefenisikan sebagai berikut: “tindakan atau keadaan yang
salah”; “keadaan salah dalam pandangan”; “suatu yang dilakukan secara tidak
tepat karena ketidaktahuan atau karena tidak hati-hati; suatu kesalahan”.
Kesimpulan:
Jadi keseluruhan Alkitab baik PL maupun PB adalah dilhamkan oleh Allah tanpa salah.
Penyataan
adalah perbuatan yang mengungkapkan atau membuka. Dalam pengertian aktif,
penyataan terdapat dalam komunikasi Allah dengan manusia melalui penglihatan
yang diberikan-Nya, firman yang diucapkan-Nya, dan perbuatan yang
dilakukan-Nya, baik melalui karya-Nya dalam sejarah maupun firman-Nya. Sehingga
tanpa penyataan melalui firman, sedikit sekali manusia yang mengetahui
penyataan-Nya melalui karya-Nya.
Penyataan
Allah perlu karena Allah melampaui ruang dan waktu yang diamati indra manusia
dan karena manusia yang telah jatuh dalam dosa sehingga tidak dapat mendengar,
melihat, dan memahami apa yang dinyatakan Allah dengan jelas. Penyataan Allah
kepada manusia terjadi melalui alam (penyataan alamiah) kepada setiap manusia
dan melalui Alkitab (penyataan khusus) terhadap sekelompok orang yang
dipilih-Nya. Di samping karya-Nya dalam penciptaan dan sejarah, Allah
menyatakan diri-Nya melalui mimpi, penglihatan dan kata-kata. Penyataan yang
paling sempurna ada dalam diri Kristus, Anak-Nya yang menjadi manusia (Ibrani
1:1-3).
Dalam
proses memberikan penyataan-Nya, Allah tidak menyatakan segala sesuatu tentang
diri dan rencana-Nya pada suatu saat. Ia memberikan serangkaian penyataan yang
semakin lengkap dan jelas (misal. Kej. 12:1, 7, 15:13). Yesus sendiri
menyatakan Dia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk
menggenapinya (Mat. 5:17). Jadi Dia tidak meniadakan hukum Taurat dan kitab
para nabi (PL) melainkan untuk menambahkan “sesuatu yang baru”, yang membuat
hal-hal sebelumnya menjadi “lama”. Jadi PL harus dipahami dalam terang
penyataan yang lengkap dari PL dan PB.
Tujuan
utama Allah dalam menyatakan diri dan kehendak-Nya bukanlah untuk memuaskan
rasa ingin tahu manusia, melainkan untuk menyelesaikan rencana-Nya (bagi
manusia) untuk mencapai keselamatan. Bahkan Samuel menjawab pertanyaan Saul
dengan menyatakan kehendak Allah (1 Sam. 9:3-10:8). Tugas nabi bukan untuk
meramal melainkan menyatakan kedaulatan Allah atas sejarah Israel (1 Raj.
22:1-28).
Pengilhaman
adalah karya Roh Allah atas “orang-orang suci pada masa lampau” supaya mereka
menyampaikan penyataan Allah dengan tepat secara lisan dan tulisan. Sedangkan
bagi generasi berikutnya penyataan itu diteruskan melalui Alkitab yang
tertulis. Pengilhaman kata per kata berarti Roh Allah sedemikian meresapi
pikiran para penulis Alkitab sehingga mereka memilih kata-kata,
ungkapan-ungkapan yang tepat dari perbendaharaan kata dan pengalaman mereka
untuk menyampaikan pesan Allah yang tepat.
Kanon
Kanon adalah kumpulan tulisan berwibawa yang ajarannya mengikat penganutnya. Dalam pembentukan kanon PL, ada empat langkah yang berkaitan erat yaitu:
• Ucapan-ucapan yang berwibawa, yang dimulai ketika Musa mencatat firman-Nya di Gunung Sinai (Kel. 24:3-4).
•
Tulisan-tulisan berwibawa Musa menuliskan perkataan Hukum Taurat dan disimpan dalam
Tabut Perjanjian TUHAN/Tabut Allah (Ulangan 31:24-26).
•Kumpulan
kitab-kitab berwibawa (Taurat, Nabi-nabi dan Kitab-kitab)
•Kanon yang baku, yaitu 39 kitab PL. sedangkan Katolik menyisipkan kitab Apokrifa (tulisan yang tidak diilhami dan tidak otentik) di antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
•Kanon yang baku, yaitu 39 kitab PL. sedangkan Katolik menyisipkan kitab Apokrifa (tulisan yang tidak diilhami dan tidak otentik) di antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Susunan Kanon PL
Perjanjian Lama terdiri dari 39 Kitab:
1.
Pentateukh 5 kitab Musa: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan.
2.
Kitab Sejarah 12 kitab: Yosua, Hakim-hakim, Rut, I & II Samuel, I
& II Raja-raja, I & II Tawarikh, Ezra, Nehemia, Ester.
3.
Kitab Puisi (syair) 5 kitab: Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung
Agung.
4.
Kitab nabi-nabi Besar 5 kitab: Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel,
Daniel.
5.
Kitab nabi-nabi Kecil 12 kitab: Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha,
Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakaria, Maleakhi.
Catatan:
Istilah “Nabi besar” dan “Nabi kecil” hanya suatu istilah saja untuk membedakannnya ditinjau dari
segi karyanya
Perjanjian
Lama
Perjanjian Lama adalah bagian utama
pertama dalam Alkitab, biasanya dibagi kepada
kategori-kategori hukum, sejarah, puisi dan nubuat. Semua buku-buku atau
kitab-kitab tersebut ditulis sebelum kelahiran Yesus. Perjanjian Lama
kadang-kadang disebut Kitab-Kitab Ibrani, karena 97% isinya ditulis dalam bahasa Ibrani.
Seluruh kanon Perjanjian Lama adalah sama dengan
kanon dari Kitab Suci Yahudi yaitu Tanakh, tetapi dengan urutan
yang berbeda. Susunan urutan kanon
Tanakh berakhir dengan Kitab Tawarikh, sedangkan Perjanjian Lama berakhir dengan Kitab Maleakhi.
|
Teks-teks Perjanjian
Lama
Teks Masoret
Teks tulisan tangan Perjanjian Lama kuno yang
utuh sekarang ini adalah Kodeks B19 yang saat ini
berada di Perpustakaan di St. Petersburg. Teks ini dikenal
dengan nama Kodeks Leningradensis, yang juga dikenal
dengan nama Kodeks Petropolitanus, ditulis pada tahun
1008 di Kairo dan merupakan teks tulisan tangan terbaik, sehingga para ilmuan
Alkitab banyak mengacu kepada teks ini.
Kodeks Leningradensis berasal dari tradisi
penulisan teks Alkitab Ibrani yang sangat rumit, yaitu berasal dari para
Masoret dari abad ke-8 sampai ke-10 M di Tiberias di pantai danau Genesaret. Oleh karena itu orang
menyebut teks yang berasal dari tradisi penulisan ini sebagai teks Masoret.
Terdapat dua keluarga Yahudi dalam tradisi penulisan ini, yaitu Ben Asyer dan
Ben Naftali. Pada dasarnya huruf-huruf Ibrani adalah konsonan semua. Hal ini juga berlaku kepada teks Perjanjian Lama.
Teks Perjanjian Lama yang ditulis dengan huruf konsonan semua disebut teks konsonan. Pembacaan teks konsonan
ini didasarkan pada tradisi pembacaan kitab suci yang turun temurun. Kodeks Aleppo, yang merupakan teks
konsonan, yang menjadi teks dasar, diberi tanda vokal (vokalisasi) oleh Harun
ben Asyer, lalu hasil dari vokalisasi yang dilakukan oleh Harun ben Asyer
disalin lagi oleh Samuel ben Yakub. Kodeks Leningradensis yang telah disebutkan
di atas adalah hasil salinan yang dikerjakan oleh Samuel ben Yakub.
Yang menjadi pendorong pemberian tanda vokal
pada teks konsonan Ibrani yang dilakukan oleh Ben Asyer dan Ben Naftali adalah Sekte Kareer ("Para Pengikut
Kitab Suci"), yang pada abad ke-8 berkembang di daerah Babilonia.
Sekte ini mengabaikan penafsiran rabi-rabi Yahudi yang didasarkan pada tradisi Talmud, dan mereka lebih
mengarahkan pengajaran mereka hanya pada Kitab Suci. Sehingga pada waktu itu
berkembang pemikiran, bahwa jika tradisi pembacaan ini terputus dan hilang, maka anak-cucu mereka tidak dapat membaca
Kitab Suci lagi serta tidak dapat memahaminya, karena teks Kitab Sucinya adalah berbentuk konsonan. Kebutuhan yang mendesak ini juga
dipikirkan oleh para Masoret yang adalah para rabi (bukan berasal dari Sekte
Kareer!), sehingga dua keluarga yang telah disebutkan di atas mengerjakan
vokalisasi teks konsonan.
Teks Pentateukh
Samaritan
Tradisi penyalinan teks kitab suci yang dilakukan
oleh orang-orang Yahudi tersebut di atas yang
biasa disebut teks masoret bukanlah satu-satunya tradisi penyalinan teks kitab
suci Ibrani. Di samping tradisi penyalinan ini terdapat juga tradisi penyalinan yang dilakukan oleh
orang-orang Samaria. Tradisi penyalinan yang dilakukan oleh
orang-orang Samaria ini dimulai sejak keterpisahan (skisma) jemaat Yahudi dan
Samaria pada tahun yang tidak diketahui lagi, tetapi yang pasti pada zaman
setelah pembuangan. Orang-orang Samaria adalah penduduk yang tinggal di wilayah
Israel
utara setelah pada tahun 722 SM ditaklukkan oleh bangsa Asyur. Mereka adalah campuran antara Israel dan bangsa-bangsa
lain yang tinggal di daerah tersebut. Mereka hanya mengakui Pentateukh
sebagai Kitab Suci mereka. Teks tulisan tangan yang tertua dari tradisi ini
yang masih ada berasal dari abad ke-12 M yang sekarang ini berada di
Perpustakaan Universitas Leipzig.
Teks Qumran
Antara tahun 1947 dan 1956 ditemukan
fragmen-fragmen teks Perjanjian Lama dalam bentuk lebih dari 190 gulungan dari
dalam 11 gua di Qumran, yang terletak di pantai Laut Mati, yaitu sekitar 15 km
sebelah selatan dari kota Yerikho. Dimulai dari ketidak
sengajaan pada tahun 1947, yaitu ketika seorang gembala muda dari suku Badui,
yang mencoba untuk mencari dombanya yang hilang di sekitar gua-gua di Qumran,
dan ketika dia mencoba untuk mencari dombanya di sebuah gua, dia secara tidak
sengaja menemukan gulungan-gulungan kitab. Penemuan ini merupakan penemuan
pertama gulungan-gulungan kitab Qumran, dan sejak saat itu para arkeolog meneliti di Qumran dan
menemukan gulungan-gulungan kitab yang lainnya. Sebagian besar fragmen tersebut
berasal dari abad ke-2 SM dan ke-1 SM, namun ada juga sebagian kecil yang
berasal dari abad ke-3 SM. Setiap bagian dari kitab-kitab Perjanjian Lama
(kecuali kitab Ester) ditemukan di Qumran.
(Lihat Naskah Laut Mati) Gambar 1: Qumran
Teks Yunani
Tradisi penerjemahan Alkitab Ibrani ke Yunani juga merupakan sumber
yang sangat penting, yang disebut Septuaginta. Nama ini berasal dari bahasa
Latin yang berarti "tujuh puluh" dan biasanya disingkat
dengan huruf romawi LXX. Legenda tentang Septuaginta ini
didasarkan pada Surat Aristeas pada abad ke-1 SM: Demetrius dari Phaleron,
ketua Perpustakaan di Alexandria, mengusulkan kepada
Raja Ptolemeus II Philadelphus
(285-246 SM) untuk memasukkan kitab Taurat Yahudi ke dalam Perpustakaan
Alexandria. Untuk melaksanakan proyek ini, maka 72 tua-tua Yahudi (enam dari masing-masing suku Israel/ 6 x 12 =
72), dikirim oleh Imam Besar Eliezer ke Alexandria untuk menerjemahkan kitab
Taurat, dan penerjemahan itu memakan waktu selama 72 hari dan hasil dari penerjemahan ini digunakan oleh jemaat
Yahudi yang saat itu berada di Diaspora Mesir. Legenda ini didasarkan pada
motif mujizat munculnya Septuaginta. Namun dari legenda ini kita dapat
memperoleh informasi, bahwa kitab Taurat dalam bahasa Yunani pada awalnya
dipergunakan oleh jemaat Yahudi yang berada di Diaspora Mesir yang tidak bisa
berbahasa Ibrani lagi, yaitu pada pertengahan abad ke-3 SM. Satu abad setelah
itu, yaitu sekitar pertengahan abad ke-2 SM, seluruh Alkitab telah
diterjemahkan dalam bahasa Yunani. Hal ini didasarkan pada Prolog kitab Sirakh
(sekitar 132 SM), bahwa "Taurat, para Nabi, dan kitab-kitab lain"
(mengacu kepada tiga bagian dari kitab Ibrani, yaitu Torah, Nebi'im dan
Ketubim) telah diterjemahkan dalam "bahasa lain" (tentunya dalam hal
ini bahasa Yunani).
Tradisi Septuaginta sangat berbeda dengan tradisi
Masoret, baik dari sisi bahasa maupun teksnya. Nampaknya teks Ibrani yang
digunakan oleh para penerjemah adalah teks yang berbeda dengan teks dari
tradisi Masoret. Hal ini didasarkan pada bukti: bahwa (1) Septuaginta memuat
beberapa kitab di luar kitab Ibrani, (2) bahwa kitab Daniel dan Ester di Septuaginta lebih
panjang dari versi kitab Ibrani, dan juga kitab Yeremia versi Septuaginta lebih
pendek dari versi kitab Ibrani, secara khusus perbedaan bentuk teks antara teks
Ibrani yang digunakan oleh Septuaginta dan teks Ibrani Masoret akan nampak jika
kita membandingkannya secara mendetail dari kitab Daniel.
Pada awalnya tradisi Septuaginta menjadi teks
yang sangat penting bagi orang Yahudi pada waktu itu. Namun setelah konsili
Yamnia (sekitar 95 M) tradisi ini menduduki peranan yang tidak penting lagi.
Hal ini mungkin karena teks Septuaginta menjadi pegangan penting bagi orang
Kristen mula-mula, dan teks ini mendapat tandingan dari terjemahan Yunani yang
baru, yaitu Aquila (130 M), Theodotion (abad ke-2 M) dan Symmakus (abad ke-3
M). Namun tradisi ini mendapat tempat yang sangat penting dalam tradisi
Kristen. Kemudian Septuaginta direvisi oleh para ahli Kristen:
- oleh Origenes (antara 232-254 di Kaisarea dalam edisi teks kritik Septuaginta),
- oleh Uskup Mesir Hesikhius (meninggal sekitar 310),
- oleh Tua-Tua Lukian di Antiokhia (meninggal sekitar 311).
Menurut keterangan Hieronimus, orang Kristen di
Alexandria dan Mesir menggunakan Septuaginta versi Hesikhius; sedangkan orang
Kristen di Konstantinopel sampai Antiokhia
menggunakan Septuaginta versi Lukian Sang Martir; dan di samping itu orang
Kristen di Palestina menggunakan Septuaginta
versi Origenes.
Kemudian berdasarkan Septuaginta diterjemahan
Alkitab Perjanjian Lama dalam beberapa bahasa lain, yaitu pada abad ke-3 M ke
dalam bahasa Koptik, salah satu dialek bahasa Mesir; lalu pada abad ke-4 M ke
dalam bahasa Ethiopia; di samping itu pada
abad ke-4 M ke dalam bahasa Gotik oleh Uskup Gotik Ulfias. Berdasarkan versi
Origenes Alkitab Perjanjian Lama diterjemahkan ke dalam bahasa Armenia pada
sekitar tahun 440 M.
Ketika bahasa Ibrani bukan lagi menjadi bahasa
pengantar di Palestina, banyak orang yang tidak mengerti isi kitab suci, karena
kitab suci tertulis dalam bahasa Ibrani. Oleh karena itu diambil inisiatif,
bahwa dalam ibadah di Sinagoga, setelah dibacakannya
kitab suci dalam bahasa Ibrani, teks Ibrani tersebut diterjemahkan (dalam
tradisi lisan) ke dalam bahasa Aram.
Terjemahan kitab suci ke dalam bahasa Aram dalam tradisi lisan tersebut (targum,
jamak: targumim) baru mulai sekitar tahun 300 M ditulis oleh ahli-ahli kitab
suci. Oleh karena itu banyak terjadi kesalahan penerjemahan dan
ketidak-tentuan, karena penerjemahannya sendiri lebih berdasarkan interpretasi.
Namun di sisi lain, dalam kritik teks, Targum kadang juga menjadi penting untuk
diperhatikan, karena dia merupakan terjemahan dari teks yang lebih tua dari
teks Masoret. Terdapat dua Targum yang terkenal dan penting, yaitu Targum Palestina dan Targum Babilonia.
Pesyitta
Pesyitta merupakan terjemahan PL dalam tradisi Kristen. Penerjemahannya sangat
bergantung dengan Targum, sehingga kedudukannya dalam kritik teks tidaklah
menduduki tempat yang penting. Selain bergantung dengan Targum, Pesyitta juga
menggunakan LXX.
Terjemahan-terjemahan
dalam Bahasa Latin
Sampai sekitar tahun 250 M bahasa Yunani
merupakan bahasa pengantar resmi di seluruh kerajaan Romawi. Namun di beberapa
provinsi, misalnya di Afrika Utara, bahasa Latin masih menjadi bahasa pergaulan
masyarakat, sehingga dibutuhkan penerjemahan kitab suci ke dalam bahasa Latin
untuk masyarakat yang berdiam di provinsi-provinsi tersebut. Terjemahan-terjemahan kitab suci ke dalam
bahasa Latin tersebut mulai muncul pada awal abad ke-2 M. Tradisi
penerjemahan yang tertua adalah terjemahan dari Afrika, dan yang lebih muda
adalah terjemahan dari Italia. Terjemahan-terjemahan
Latin ini disebut dengan nama "Vetus Latina" atau oleh orang
Galia-Selatan disebut dengan nama "Itala" (versio Itala).
Penerjemahan-penerjemahan ini berdasarkan teks LXX.
Paus Damasus (366-384) memutuskan untuk merevisi
Alkitab latin dan hasil dari perevisian ini akan menjadi teks resmi gereja
Katolik. Untuk mewujudkannya, dia memerintahkan kepa-da Sophronius Eusebius
Hieronimus (347-419) untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa latin atau
sedikitnya merevisi teks-teks latin yang sudah ada. Hieronimus menyelesaikan
penerjemahannya pada tahun 406. Terjemahan
Alkitab ke dalam bahasa latin tersebut disebut Vulgata. Pada tahun 801 Vulgata
kembali direvisi oleh Abt Alkuin.
Melalui keputusan pada Konsili Vatikan II
Vulgata direvisi kembali dan revisi tersebut selesai pada tahun 1979. Hasil
revisi Vulgata tersebut disebut Nova Vulgata.
Kanonisasi Perjanjian Lama
Umat Yahudi mengakui 39 kitab (atau menurut
mereka 22 kitab, karena kedua kitab Samuel (1 Samuel dan 2 Samuel); kedua kitab Raja-raja
(1
Raja-raja dan 2 Raja-raja); kedua kitab Tawarikh
(1
Tawarikh dan 2 Tawarikh); kitab Ezra dan kitab Nehemia; dan 12 kitab nabi-nabi kecil: masing-masing
dihitung satu kitab; dan kitab Rut digabungkan dengan
kitab Hakim-Hakim; dan kitab Ratapan digabungkan dengan kitab Yeremia) yang ditulis dalam bahasa Ibrani (veritas hebraica)
sebagai kanon.
Penetapan ke-39 kitab
tersebut sebagai kanon terjadi pada sekitar tahun 95 M dalam sebuah konsili yang diadakan di Yamnia (sekarang ini bernama Yabne, terletak di dekat
pantai Laut Tengah, di sebelah barat daya Israel. Setelah Yerusalem dihancurkan oleh tentara Roma
pada tahun 70 M, kota ini menjadi pusat umat Yahudi yang sangat penting).
Penetapan ini memberikan legitimasi, bahwa 39 kitab ini tergolong Kitab Suci.
Orang-orang Yahudi dewasa ini masih tetap mengakui kanonisasi berdasarkan
penetapan di konsili Yamnia. Tradisi Protestan juga menganut tradisi ini.
Di samping tradisi kanonisasi Ibrani terdapat
juga di kalangan Yahudi kuno kanonisasi yang didasarkan pada kitab-kitab Yunani
yang terdapat dalam Septuaginta. Kitab-kitab Yunani tersebut di kalangan Yahudi
kuno (juga pada zaman Yesus dan jemaat Kristen perdana) diakui sebagai kanonis.
Tradisi kanonisasi Yunani pada awalnya mempunyai wibawa di kalangan umat
Yahudi, tetapi setelah tradisi ini dipegang oleh jemaat Kristen perdana dan
setelah kanonisasi di Yamnia, maka tradisi kanonisasi Yunani tidak lagi diakui
oleh umat Yahudi.
Tradisi kanonisasi ini kemudian diambil alih
atau diteruskan oleh Hieronimus dalam menyusun Vulgata. Gereja Katolik mengakui tradisi ini. Jumlah kitab yang diakui
sebagai kanonik adalah 46 kitab. Jumlah ini 7
kitab lebih banyak dari tradisi Protestan, yaitu: Kitab Tobit, Yudit, 1 dan 2 Makabe, Kebijaksanaan Salomo, Yesus Sirakh, Surat Barukh, dan Tambahan-tambahan pada
Kitab Ester, Daniel, dan Tawarikh). Tujuh kitab ini
disebut dalam tradisi Katolik sebagai “Deutrokanonika”, sementara ke-39 kitab
Ibrani disebut sebagai Protokanonika. Kitab-kitab ini oleh kalangan Protestan
dahulu disebut “Apokrif”. Menurut Luther kitab-kitab ini baik dan berguna untuk
dibaca, tetapi tidak dapat dianggap sebagai kitab suci.
Bahasa Kitab Perjanjian Lama
Kitab Perjanjian Lama sebagian besar ditulis
dalam bahasa Ibrani dan ada beberapa bagian
ditulis dalam bahasa Aram. Sebagian kecil yang
ditulis dalam bahasa Aram tersebut terdapat dalam
kitab Daniel dan Ezra.
Penulisan Perjanjian Lama
Bahasa asli PL adalah bahasa Ibrani dan sedikit bahasa Aram. Salah satu masalah utama dalam teks
adalah menentukan bentuk asli tulisan-tulisan dalam Alkitab dengan tepat. Media
yang digunakan dalam penulisan adalah perkamen
(kulit yang disamak), papirus, lembaran kayu, lilin atau tanah liat serta
pecahan keramik. Sedangkan pemakaian kodeks dalam bentuk buku baru
digunakan sejak abad pertama Masehi. Alat-alat tulis yang digunakan pun bermacam-macam sesuai dengan
medianya, misalnya pahat, pena besi
dengan mata intan, pena buluh. Proses penyalinan dan penyuntingan selama
berabad-abad menyebabkan sedikit perubahan dalam teks aslinya (walau tidak
merubah maksud dan artinya). Untuk menentukan teks asli ada beberapa petunjuk
praktis yaitu:
•
Mengikuti teks Masora kecuali artinya tidak jelas atau banyak bukti yang
berbeda.
• Teks yang lebih sulit dan tua biasanya lebih mungkin asli.
• Teks yang lebih sulit dan tua biasanya lebih mungkin asli.
•
Teks yang lebih singkat biasanya asli karena orang cenderung suka menambahkan
daripada mengurangi.
•
Menerima teks yang memberikan penjelasan terbaik tentang terjadinya semua
variasi lainnya, sebagai yang asli.
Macam-macam
terjemahan-terjemahan kuno adalah Taurat Samaria, Targum Aram, Septuaginta
(LXX), dan terjemahan-terjemahan Yunani lainnya, terjemahan Siria,
terjemahan-terjemahan Latin, dan terjemahan sekunder lainnya.
Geografi (Dunia
Alkitab)
Penyataan Allah terjadi dalam ruang dan waktu, sehingga data geografis dan historis menjadi penting dalam penafsiran. Dunia Alkitab adalah sebuah daerah tempat bertemunya benua Eropa, Asia, dan Afrika. Perbatasan bagian Utara dilindungi oleh barisan pegunungan yang menahan angin musim dingin. Di sebelah Selatan dunia Alkitab terdapat gurun Sahara dan Siria-Arabia. Gurun ini menghalangi penyerbuan dari arah selatan. Di tempat itulah manusia mengalami perkembangan dan tempat itu menjadi “tempat lahirnya kebudayaan”.
Nama Palestina mulai dipakai sejak abad ke-5 S.M. Dalam PL, tanah itu disebut sebagai “tanah perjanjian” (Kanaan). Setelah pendudukan Israel, tanah itu disebut sebagai “Israel”. Daerah itu terbentang dari lereng selatan Gunung Hermon hingga tepi gurun selatan (Nagreb) dan di batasi oleh Laut Tengah (barat) dan Lembah Yordan (Timur). Pada zaman Yunani dan Romawi, daerah itu juga meliputi beberapa daerah di sebelah timur sungai Yordan atau Trans-Yordan. Sedangkan menurut pembagian politis selama kerajaan Israel, bagian utara disebut Samaria dan bagian selatan disebut Yudea.
Penyataan Allah terjadi dalam ruang dan waktu, sehingga data geografis dan historis menjadi penting dalam penafsiran. Dunia Alkitab adalah sebuah daerah tempat bertemunya benua Eropa, Asia, dan Afrika. Perbatasan bagian Utara dilindungi oleh barisan pegunungan yang menahan angin musim dingin. Di sebelah Selatan dunia Alkitab terdapat gurun Sahara dan Siria-Arabia. Gurun ini menghalangi penyerbuan dari arah selatan. Di tempat itulah manusia mengalami perkembangan dan tempat itu menjadi “tempat lahirnya kebudayaan”.
Nama Palestina mulai dipakai sejak abad ke-5 S.M. Dalam PL, tanah itu disebut sebagai “tanah perjanjian” (Kanaan). Setelah pendudukan Israel, tanah itu disebut sebagai “Israel”. Daerah itu terbentang dari lereng selatan Gunung Hermon hingga tepi gurun selatan (Nagreb) dan di batasi oleh Laut Tengah (barat) dan Lembah Yordan (Timur). Pada zaman Yunani dan Romawi, daerah itu juga meliputi beberapa daerah di sebelah timur sungai Yordan atau Trans-Yordan. Sedangkan menurut pembagian politis selama kerajaan Israel, bagian utara disebut Samaria dan bagian selatan disebut Yudea.
Arti
pentingnya geografi dapat dilihat secara politis dan teologis. Secara politis Palestina merupakan jembatan
antara kebudayaan-kebudayaan Eropa, Asia Barat Daya dan Afrika Utara. Keadaan alam
menerangkan mengapa orang Israel hidup terisolasi, juga menerangkan mengapa
perpecahan sering terjadi di Israel. Kerajaan Yehuda terletak di lembah sempit
yang penuh dengan batu besar sehingga sukar untuk ditaklukkan, sedangkan
Samaria yang terletak di dataran lebih mudah untuk diserang musuh. Secara
teologis keadaan geografis dapat dipahami paling jelas pada saat nabi-nabi
berjuang melawan Baal. Orang Kanaan memuja Baal yang mencakup pelacuran seksual
untuk membujuk tanah agar memberikan hasilnya. Keadaan ini sangat berbeda
dengan kepercayaan bangsa Israel yang yakin bahwa Allah-lah yang menciptakan
dunia, memberi atau menahan hasilnya.
B. Taurat
Kitab Taurat adalah lima kitab pertama PL yang tidak berdiri sendiri, melainkan membentuk satu kesatuan yang besar. Hal ini tersirat dalam kisah sejarah yang membentuk tulang punggung dan kerangka Taurat yang di dalamnya tercakup kumpulan hukum-hukum. Kitab Taurat mempunyai unsur-unsur janji, pemilihan, pembebasan, ikatan perjanjian, hukum dan tanah perjanjian.
Di samping kesatuan, kitab Taurat mempunyai keaneka-ragaman sastra seperti perbedaan gaya bahasa, penggunaan nama Yahweh dan Elohim yang bergantian, susunan kalimat, dsb. Karena hal itu, ada pendapat yang mengatakan bahwa kitab Taurat ditulis bukan oleh Musa (misal teori JEDP). Penelitian bukti-bukti teks dan tradisi menyatakan bahwa Musa adalah penulis kitab Taurat. Walaupun demikian, mungkin Ezra-lah (Ezra 7:6, 11a) yang membentuk kumpulan tulisan-tulisan Musa itu menjadi kitab Taurat yang dikenal sekarang. Secara logis tidak mungkin Musa mencatat kematiannya sendiri.
Kitab Kejadian I: Riwayat Zaman Permulaan
Berdasarkan isinya kitab Kejadian dibagi menjadi dua bagian yang merupakan pengantar ke dalam sejarah umat pilihan Allah, yaitu:
• Sejarah zaman permulaan (Kej. 1-11) disebut Pra-Israel.
Bagian ini merupakan pengantar ke dalam sejarah keselamatan, yang mengemukakan asal mula dunia, manusia dan dosa. Bagian ini terdiri dari penciptaan langit dan bumi, taman Eden dan kejatuhan manusia, bapa leluhur sebelum air bah, air bah dan akibatnya, dan kehidupan para bapa leluhur setelah air bah.
• Sejarah bapa leluhur (Kej. 12-50)
Bagian ini menjelaskan asal mula sejarah keselamatan dalam pemilihan Allah atas para bapa leluhur dan janji-Nya tentang tanah dan keturunan. Bagian ini terdiri dari kisah Abraham dan keluarganya, Yakub dan anak-anaknya, dan Yusuf dan anak-anaknya. Dua riwayat lain yang melengkapi adalah kisah Ismael pada akhir kisah Abraham (25:12-18) dan Esau pada akhir kisah Yakub (36:1-34).
Kitab Kejadian bukanlah mitos namun juga bukan laporan obyektif oleh saksi mata melainkan menyampaikan kebenaran teologis tentang peristiwa zaman dahulu. Ada empat tema teologis utama dalam pola yang berulang dan berkesinambungan dalam kitab ini yaitu:
• Allah sebagai pencipta.
Dikatakan bahwa semua ciptaan Allah itu baik adanya.
• Masalah dosa.
Masalah timbul ketika manusia jatuh dalam dosa.
• Penghakiman Allah atas dosa manusia.
Dosa manimbulkan penghakiman Allah atas manusia.
• Anugerah Allah yang tidak berkesudahan.
Walaupun demikian, Allah sangat mengasihi manusia sehingga memberikan anugerahnya dalam rancangan keselamatan manusia.
B. Taurat
Kitab Taurat adalah lima kitab pertama PL yang tidak berdiri sendiri, melainkan membentuk satu kesatuan yang besar. Hal ini tersirat dalam kisah sejarah yang membentuk tulang punggung dan kerangka Taurat yang di dalamnya tercakup kumpulan hukum-hukum. Kitab Taurat mempunyai unsur-unsur janji, pemilihan, pembebasan, ikatan perjanjian, hukum dan tanah perjanjian.
Di samping kesatuan, kitab Taurat mempunyai keaneka-ragaman sastra seperti perbedaan gaya bahasa, penggunaan nama Yahweh dan Elohim yang bergantian, susunan kalimat, dsb. Karena hal itu, ada pendapat yang mengatakan bahwa kitab Taurat ditulis bukan oleh Musa (misal teori JEDP). Penelitian bukti-bukti teks dan tradisi menyatakan bahwa Musa adalah penulis kitab Taurat. Walaupun demikian, mungkin Ezra-lah (Ezra 7:6, 11a) yang membentuk kumpulan tulisan-tulisan Musa itu menjadi kitab Taurat yang dikenal sekarang. Secara logis tidak mungkin Musa mencatat kematiannya sendiri.
Kitab Kejadian I: Riwayat Zaman Permulaan
Berdasarkan isinya kitab Kejadian dibagi menjadi dua bagian yang merupakan pengantar ke dalam sejarah umat pilihan Allah, yaitu:
• Sejarah zaman permulaan (Kej. 1-11) disebut Pra-Israel.
Bagian ini merupakan pengantar ke dalam sejarah keselamatan, yang mengemukakan asal mula dunia, manusia dan dosa. Bagian ini terdiri dari penciptaan langit dan bumi, taman Eden dan kejatuhan manusia, bapa leluhur sebelum air bah, air bah dan akibatnya, dan kehidupan para bapa leluhur setelah air bah.
• Sejarah bapa leluhur (Kej. 12-50)
Bagian ini menjelaskan asal mula sejarah keselamatan dalam pemilihan Allah atas para bapa leluhur dan janji-Nya tentang tanah dan keturunan. Bagian ini terdiri dari kisah Abraham dan keluarganya, Yakub dan anak-anaknya, dan Yusuf dan anak-anaknya. Dua riwayat lain yang melengkapi adalah kisah Ismael pada akhir kisah Abraham (25:12-18) dan Esau pada akhir kisah Yakub (36:1-34).
Kitab Kejadian bukanlah mitos namun juga bukan laporan obyektif oleh saksi mata melainkan menyampaikan kebenaran teologis tentang peristiwa zaman dahulu. Ada empat tema teologis utama dalam pola yang berulang dan berkesinambungan dalam kitab ini yaitu:
• Allah sebagai pencipta.
Dikatakan bahwa semua ciptaan Allah itu baik adanya.
• Masalah dosa.
Masalah timbul ketika manusia jatuh dalam dosa.
• Penghakiman Allah atas dosa manusia.
Dosa manimbulkan penghakiman Allah atas manusia.
• Anugerah Allah yang tidak berkesudahan.
Walaupun demikian, Allah sangat mengasihi manusia sehingga memberikan anugerahnya dalam rancangan keselamatan manusia.
Kitab Kejadian II: Sejarah Bapak-Bapak Leluhur
Kisah pemilihan dan pemanggilan Abraham merupakan jembatan yang menjembatani jurang yang diakibatkan dosa manusia. Sebagian besar ahli menempatkan zaman ini pada awal Zaman Perunggu Tengah II, yaitu sekitar abad ke-20 S.M. (Bersamaan dengan perpindahan orang Amori). Bukti-bukti dalam Alkitab dan luar Alkitab mendukung hal ini yaitu:
• Penelitian menunjukkan sifat dan tujuan kisah bapa leluhur sebagai tulisan sejarah.
• Kisah bapa leluhur mencerminkan keadaan Timur Tengah kuno pada awal abad ke-20 S.M. Hal ini didukung dengan miripnya nama-nama mereka dengan nama orang Amori pada abad itu, perjalanan Abraham cocok dengan zaman itu, cara hidup mereka sesuai dengan lingkungan kebudayaan pada zaman itu, berbagai adat istiadat dan hukum mereka mencerminkan kebiasaan masyarakat Timur Tengah kuno, dan gambaran umum tentang agama bapa-bapa leluhur termasuk gambaran yang tua dan otentik.
Kisah pemilihan dan pemanggilan Abraham merupakan jembatan yang menjembatani jurang yang diakibatkan dosa manusia. Sebagian besar ahli menempatkan zaman ini pada awal Zaman Perunggu Tengah II, yaitu sekitar abad ke-20 S.M. (Bersamaan dengan perpindahan orang Amori). Bukti-bukti dalam Alkitab dan luar Alkitab mendukung hal ini yaitu:
• Penelitian menunjukkan sifat dan tujuan kisah bapa leluhur sebagai tulisan sejarah.
• Kisah bapa leluhur mencerminkan keadaan Timur Tengah kuno pada awal abad ke-20 S.M. Hal ini didukung dengan miripnya nama-nama mereka dengan nama orang Amori pada abad itu, perjalanan Abraham cocok dengan zaman itu, cara hidup mereka sesuai dengan lingkungan kebudayaan pada zaman itu, berbagai adat istiadat dan hukum mereka mencerminkan kebiasaan masyarakat Timur Tengah kuno, dan gambaran umum tentang agama bapa-bapa leluhur termasuk gambaran yang tua dan otentik.
Tema teologis kisah bapa-bapa leluhur adalah sebagai
berikut:
• Pemilihan dan janji-janji Allah.
Pemanggilan Abraham oleh Allah adalah awal dari pemenuhan janji-janji Allah kepada bangsa Israel. Janji itu semakin diperteguh generasi lewat generasi berikutnya.
• Iman dan kebenaran.
Ketaatan dan kepercayaan Abraham kepada Allah menunjukkan hubungan yang erat antara iman dan kebenaran. Kebenaran Abraham adalah kepercayaannya (imannya) kepada janji Allah.
• Perjanjian.
Perjanjian yang diadakan Allah kepada Abraham (ps. 15 dan 17) adalah salah satu gagasan utama dalam Alkitab. Perjanjian itu adalah peneguhan komitmen pada perbuatan tertentu yang tidak terjadi secara alamiah. Hal ini disertai dengan sanksi-sanksi dan sumpah.
Kitab Keluaran I: Latar Belakang Historis
Akhir “zaman bapa-bapa leluhur” kira-kira tahun 1550 S.M., dan dilanjutkan hingga kira-kira tahun 1200 S.M., ketika bangsa Israel telah memasuki Palestina. Pada masa-masa itu Mesir mendominasi dunia zaman kuno dan Palestina terletak dalam batas-batas kerajaannya. Peristiwa Keluarnya bangsa Israel dari Mesir kira-kira tahun 1300 – 1200 S.M. Firaun penindas Israel adalah Seti I (1305 – 1290 S.M.) dan Firaun dalam kitab Keluaran adalah Rameses II (1290 – 1224 S.M.)
Kitab Keluaran II: Isi Dan Teologi
Kitab ini berpusatkan pada dua peristiwa penting yaitu pembebasan orang Israel dari perbudakan di Mesir melalui karya penyelamatan Allah di Laut Teberau (kel. 1-18) dan pengukuhan diri-Nya sebagai Allah mereka melalui perjanjian di Gunung Sinai (Kel. 19-40).
Garis besar isi kitab ini adalah sbb:
Pembebasan dari Mesir dan perjalanan ke Sinai (1 – 18)
• Kelahiran dan masa muda Musa: panggilan dan misinya kepada Firaun (2:1 – 6:27)
• Tulah dan Paskah (6:28 – 13:16)
• Berangkat dari Mesir dan pertolongan di Laut Teberau (13:17 – 15:21)
• Perjalanan ke Sinai (15:22 – 18:27)
• Pemilihan dan janji-janji Allah.
Pemanggilan Abraham oleh Allah adalah awal dari pemenuhan janji-janji Allah kepada bangsa Israel. Janji itu semakin diperteguh generasi lewat generasi berikutnya.
• Iman dan kebenaran.
Ketaatan dan kepercayaan Abraham kepada Allah menunjukkan hubungan yang erat antara iman dan kebenaran. Kebenaran Abraham adalah kepercayaannya (imannya) kepada janji Allah.
• Perjanjian.
Perjanjian yang diadakan Allah kepada Abraham (ps. 15 dan 17) adalah salah satu gagasan utama dalam Alkitab. Perjanjian itu adalah peneguhan komitmen pada perbuatan tertentu yang tidak terjadi secara alamiah. Hal ini disertai dengan sanksi-sanksi dan sumpah.
Kitab Keluaran I: Latar Belakang Historis
Akhir “zaman bapa-bapa leluhur” kira-kira tahun 1550 S.M., dan dilanjutkan hingga kira-kira tahun 1200 S.M., ketika bangsa Israel telah memasuki Palestina. Pada masa-masa itu Mesir mendominasi dunia zaman kuno dan Palestina terletak dalam batas-batas kerajaannya. Peristiwa Keluarnya bangsa Israel dari Mesir kira-kira tahun 1300 – 1200 S.M. Firaun penindas Israel adalah Seti I (1305 – 1290 S.M.) dan Firaun dalam kitab Keluaran adalah Rameses II (1290 – 1224 S.M.)
Kitab Keluaran II: Isi Dan Teologi
Kitab ini berpusatkan pada dua peristiwa penting yaitu pembebasan orang Israel dari perbudakan di Mesir melalui karya penyelamatan Allah di Laut Teberau (kel. 1-18) dan pengukuhan diri-Nya sebagai Allah mereka melalui perjanjian di Gunung Sinai (Kel. 19-40).
Garis besar isi kitab ini adalah sbb:
Pembebasan dari Mesir dan perjalanan ke Sinai (1 – 18)
• Kelahiran dan masa muda Musa: panggilan dan misinya kepada Firaun (2:1 – 6:27)
• Tulah dan Paskah (6:28 – 13:16)
• Berangkat dari Mesir dan pertolongan di Laut Teberau (13:17 – 15:21)
• Perjalanan ke Sinai (15:22 – 18:27)
Perjanjian
di Sinai (19 – 24)
• Tuhan menampakkan diri di Sinai (19)
• Pemberian perjanjian (20:1 – 21)
• Kitab perjanjian (20:22 – 23:33)
• Pengesahan perjanjian (24)
• Tuhan menampakkan diri di Sinai (19)
• Pemberian perjanjian (20:1 – 21)
• Kitab perjanjian (20:22 – 23:33)
• Pengesahan perjanjian (24)
Petujuk
untuk mendirikan Kemah Suci dan upacara-upacara keagamaan (25 – 31)
• Kemah Suci dan peralatan (25 -27; 29:36 – 30:38)
• Para imam dan persembahan (28:1 – 29:35)
• Para tukang Kemah Suci (31:1 – 11)
• Peringatan untuk menguduskan hari Sabat (31:12 – 18)
• Kemah Suci dan peralatan (25 -27; 29:36 – 30:38)
• Para imam dan persembahan (28:1 – 29:35)
• Para tukang Kemah Suci (31:1 – 11)
• Peringatan untuk menguduskan hari Sabat (31:12 – 18)
Pengingkaran
dan pembaruan perjanjian (32 – 34)
• Anak lembu emas (32)
• Kehadiran Allah bersama Musa dan umat Israel (33)
• Pembaruan perjanjian (34)
• Anak lembu emas (32)
• Kehadiran Allah bersama Musa dan umat Israel (33)
• Pembaruan perjanjian (34)
Pembangunan
Kemah Suci (35 -40)
• Persembahan sukarela (35:1 – 29)
• Pengangkatan para tukang (35:30 – 36:1)
• Mendirikan Kemah Suci dan peralatannya (36:2 – 39:43)
• Penyelesaian dan upacara peresmian Kemah Suci (40)
Kitab Imamat
Nama “Imamat” berasal dari Septuaginta yang berarti “kitab mengenai imam-imam”. Tokoh utamanya adalah Harun dan tugas keimamannya terbatas pada dia dan putra-putranya. Tema inti kitab ini adalah kekudusan dan kudus. Pengertian akan konsep kekudusan pada mulanya hanya berarti sebagai sesuatu yang dipisahkan atau dikhususkan bagi maksud keagamaan. Dalam perkembangan berikutnya kekudusan mencakup arti kesempurnaan moral.
Ada tujuh jenis kurban dalam kitab Imamat, yaitu kurban bakaran, kurban penghapus dosa, kurban penebus salah, kurban sajian, kurban keselamatan, kurban syukur, dan kurban nazar. Semua kegiatan kurban tersebut dipimpin oleh imam dan harus mencurahkan darah binatang kurban. Kematian binatang kurban melambangkan kematian orang yang berdosa. Hukuman atas dosa adalah kematian, tetapi hewan mati sebagai ganti orang yang berbuat dosa. Jadi kegiatan kurban binatang dalam kitab ini merupakan tipologi dari kurban Kristus yang sempurna di masa mendatang.
• Persembahan sukarela (35:1 – 29)
• Pengangkatan para tukang (35:30 – 36:1)
• Mendirikan Kemah Suci dan peralatannya (36:2 – 39:43)
• Penyelesaian dan upacara peresmian Kemah Suci (40)
Kitab Imamat
Nama “Imamat” berasal dari Septuaginta yang berarti “kitab mengenai imam-imam”. Tokoh utamanya adalah Harun dan tugas keimamannya terbatas pada dia dan putra-putranya. Tema inti kitab ini adalah kekudusan dan kudus. Pengertian akan konsep kekudusan pada mulanya hanya berarti sebagai sesuatu yang dipisahkan atau dikhususkan bagi maksud keagamaan. Dalam perkembangan berikutnya kekudusan mencakup arti kesempurnaan moral.
Ada tujuh jenis kurban dalam kitab Imamat, yaitu kurban bakaran, kurban penghapus dosa, kurban penebus salah, kurban sajian, kurban keselamatan, kurban syukur, dan kurban nazar. Semua kegiatan kurban tersebut dipimpin oleh imam dan harus mencurahkan darah binatang kurban. Kematian binatang kurban melambangkan kematian orang yang berdosa. Hukuman atas dosa adalah kematian, tetapi hewan mati sebagai ganti orang yang berbuat dosa. Jadi kegiatan kurban binatang dalam kitab ini merupakan tipologi dari kurban Kristus yang sempurna di masa mendatang.
Kitab Bilangan
Kitab Bilangan mencatat kisah bangsa Israel antara peristiwa keluaran dan sinai hingga persiapan di Moab untuk memasuki negeri perjanjian. Sebenarnya rute langsung hanya membutuhkan waktu beberapa hari dan jalan melalui Edom maupun Moab tidak lebih dari dua pekan. Oleh karenanya perjalanan selama 38 tahun 9 bulan adalah hukuman atas ketidakpercayaan mereka sehingga tidak ada seorangpun dari generasi yang tidak beriman itu dapat memasuki negeri itu.
Kitab Bilangan dibagi menjadi tiga bagian utama (di Sinai, di Kadesy, dan di dataran Moab) yang dipisahkan oleh catatan mengenai perjalanan orang Israel.
Kitab Bilangan mencatat kisah bangsa Israel antara peristiwa keluaran dan sinai hingga persiapan di Moab untuk memasuki negeri perjanjian. Sebenarnya rute langsung hanya membutuhkan waktu beberapa hari dan jalan melalui Edom maupun Moab tidak lebih dari dua pekan. Oleh karenanya perjalanan selama 38 tahun 9 bulan adalah hukuman atas ketidakpercayaan mereka sehingga tidak ada seorangpun dari generasi yang tidak beriman itu dapat memasuki negeri itu.
Kitab Bilangan dibagi menjadi tiga bagian utama (di Sinai, di Kadesy, dan di dataran Moab) yang dipisahkan oleh catatan mengenai perjalanan orang Israel.
Isi kitab ini adalah sbb:
Di Sinai: Persiapan keberangkatan (1:1 – 10:10)
• Sensus pertama (1)
• Perkemahan suku-suku Israel dan para pemimpinnya (2)
• Jumlah dan kewajiban orang Lewi (3 – 4)
• Hukum-hukum dan peraturan (5)
• Hukum mengenai kenaziran (6)
• Persembahan pada waktu penabishan Kemah Suci (7 – 8)
• Ketetapan-ketetapan mengenai perayaan Paskah (9:1 – 14)
• Tiang awan memimpin perjalanan Israel (9:5 – 10:10)
• Perjalanan dari Sinai sampai Kadesy (10:11 – 12:16)
• Berangkat dari Sinai (10:11 – 36)
• Peristiwa-peristiwa dalam perjalanan (11 – 12)
Di Sinai: Persiapan keberangkatan (1:1 – 10:10)
• Sensus pertama (1)
• Perkemahan suku-suku Israel dan para pemimpinnya (2)
• Jumlah dan kewajiban orang Lewi (3 – 4)
• Hukum-hukum dan peraturan (5)
• Hukum mengenai kenaziran (6)
• Persembahan pada waktu penabishan Kemah Suci (7 – 8)
• Ketetapan-ketetapan mengenai perayaan Paskah (9:1 – 14)
• Tiang awan memimpin perjalanan Israel (9:5 – 10:10)
• Perjalanan dari Sinai sampai Kadesy (10:11 – 12:16)
• Berangkat dari Sinai (10:11 – 36)
• Peristiwa-peristiwa dalam perjalanan (11 – 12)
Di Kadesy,
dalam padang gurun Paran (13 – 20)
• Keduabelas pengintai dan laporan mereka (13)
• Keputusan umat dan penghukuman Allah (14)
• Hukum dan peraturan (15)
• Pemberontakan Korah (16)
• Kisah tongkat Harun (17)
• Bagian para imam (18)
• Pentahiran orang yang najis (19)
• Peristiwa penutup di Kadesy (20:1 – 13)
• Perjalanan dari Kadesy ke Dataran Moab (20:14 – 22:1)
• Penolakan Edom (20:14 – 21)
• Kematian Harun, kemenangan atas musuh-musuh (20:22 – 22:1)
• Keduabelas pengintai dan laporan mereka (13)
• Keputusan umat dan penghukuman Allah (14)
• Hukum dan peraturan (15)
• Pemberontakan Korah (16)
• Kisah tongkat Harun (17)
• Bagian para imam (18)
• Pentahiran orang yang najis (19)
• Peristiwa penutup di Kadesy (20:1 – 13)
• Perjalanan dari Kadesy ke Dataran Moab (20:14 – 22:1)
• Penolakan Edom (20:14 – 21)
• Kematian Harun, kemenangan atas musuh-musuh (20:22 – 22:1)
Di Dataran
Moab (22:2 – 32:42)
• Bileam dan Balak (22:2 – 24:25)
• Kemurtadan di Peor dan hukuman Allah (25)
• Sensus kedua (26)
• Anak-anak perempuan Zelafehad; hak waris bagi anak-anak perempuan (27:1 – 11)
• Yosua ditunjuk untuk menggantikan Musa (27:12 – 23)
• Persembahan pada perayaan-perayaan (28 – 30)
• Pembalasan atas orang Midian (31)
• Warisan suku-suku Trans-Yordan (32)
• Hal-hal lain (33 – 36)
• Tinjauan perjalanan dari Mesir (33)
• Batas-batas tanah orang Israel (34)
• Kota-kota orang Lewi (35)
• Anak-anak perempuan Zelafehad dan hak waris anak-anak perempuan (36)
Makna teologis kitab Bilangan adalah sbb:
• Kehadiran Allah
Allah menyatakan kehadiran-Nya lewat tiang awan dan api.
• Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan Allah melebihi manna dan burung puyuh.
• Kesabaran Allah
Kitab ini penuh dengan keluhan bangsa Israel dan Allah menunjukkan kesabaran-Nya.
• Syafaat
Musa ber-syafaat pada Allah agar mengampuni bangsa Israel.
• Allah dan bangsa-bangsa lain
Allah Israel adalah Allah yang berkuasa atas ilah-ilah bangsa-bangsa dan berkuasa mengendalikan manusia.
• Nubuat agung
Bileam bernubuat tentang seorang penguasa yang akan terbit dari Israel untuk membinasakan musuh-musuh mereka. Dari sinilah timbul pengharapan akan seorang Mesias yang akan memerintah dengan kebenaran dan damai sejahtera.
Kitab Ulangan
Setelah generasi yang keluar dari Mesir telah meninggal seluruhnya, Israel melanjutkan perjalanan dengan memutar lewat Edom, sampai berkemah di Moab dan menantikan perintah akhir untuk memasuki Kanaan. Pada saat itulah Musa memberikan tiga amanat perpisahannya sbb:
Prakata (1:1 – 5)
Amanat pertama: Perbuatan Allah (1:6 – 4:40)
Amanat kedua: Hukum Allah (4:44 – 11:32)
Amanat ketiga: Perjanjian dengan Allah (29 – 30)
Kata penutup dan nyanyian Musa (31:1 – 32:47)
Kematian Musa (32:48 – 34:12)
Kitab Ulangan memberikan pandangan teologis yang mempengaruhi pemikiran dan kehidupan orang Israel, Yahudi dan Kristen sbb:
• Pengakuan iman
Ulangan 6:4 – 5 merupakan ringkasan pengakuan iman Israel yang menyatakan keesaan dan keunikan Allah.
• Allah yang berkarya
Allah menghukum Israel ketika mereka melupakan perintah-Nya, tetapi mengampuni jika mereka berbalik pada-Nya.
• Pemilihan Israel
Pemilihan Israel sebagai milik-Nya dinyatakan dengan banyak cara oleh Allah.
• Perjanjian
Dalam perjanjian antara Allah dan manusia, Allah tidak berhutang apapun melainkan manusia yang harus memenuhi syarat-syarat perjanjian itu.
• Pengertian tentang dosa
Israel banyak melakukan dosa seperti pemberontakan dan sungut-sungut, tetapi dosa terburuk adalah berpaling pada ilah-ilah lain.
• Allah dalam sejarah
Sesungguhnya Allah telah masuk dan berkarya melalui sejarah manusia.
• Bileam dan Balak (22:2 – 24:25)
• Kemurtadan di Peor dan hukuman Allah (25)
• Sensus kedua (26)
• Anak-anak perempuan Zelafehad; hak waris bagi anak-anak perempuan (27:1 – 11)
• Yosua ditunjuk untuk menggantikan Musa (27:12 – 23)
• Persembahan pada perayaan-perayaan (28 – 30)
• Pembalasan atas orang Midian (31)
• Warisan suku-suku Trans-Yordan (32)
• Hal-hal lain (33 – 36)
• Tinjauan perjalanan dari Mesir (33)
• Batas-batas tanah orang Israel (34)
• Kota-kota orang Lewi (35)
• Anak-anak perempuan Zelafehad dan hak waris anak-anak perempuan (36)
Makna teologis kitab Bilangan adalah sbb:
• Kehadiran Allah
Allah menyatakan kehadiran-Nya lewat tiang awan dan api.
• Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan Allah melebihi manna dan burung puyuh.
• Kesabaran Allah
Kitab ini penuh dengan keluhan bangsa Israel dan Allah menunjukkan kesabaran-Nya.
• Syafaat
Musa ber-syafaat pada Allah agar mengampuni bangsa Israel.
• Allah dan bangsa-bangsa lain
Allah Israel adalah Allah yang berkuasa atas ilah-ilah bangsa-bangsa dan berkuasa mengendalikan manusia.
• Nubuat agung
Bileam bernubuat tentang seorang penguasa yang akan terbit dari Israel untuk membinasakan musuh-musuh mereka. Dari sinilah timbul pengharapan akan seorang Mesias yang akan memerintah dengan kebenaran dan damai sejahtera.
Kitab Ulangan
Setelah generasi yang keluar dari Mesir telah meninggal seluruhnya, Israel melanjutkan perjalanan dengan memutar lewat Edom, sampai berkemah di Moab dan menantikan perintah akhir untuk memasuki Kanaan. Pada saat itulah Musa memberikan tiga amanat perpisahannya sbb:
Prakata (1:1 – 5)
Amanat pertama: Perbuatan Allah (1:6 – 4:40)
Amanat kedua: Hukum Allah (4:44 – 11:32)
Amanat ketiga: Perjanjian dengan Allah (29 – 30)
Kata penutup dan nyanyian Musa (31:1 – 32:47)
Kematian Musa (32:48 – 34:12)
Kitab Ulangan memberikan pandangan teologis yang mempengaruhi pemikiran dan kehidupan orang Israel, Yahudi dan Kristen sbb:
• Pengakuan iman
Ulangan 6:4 – 5 merupakan ringkasan pengakuan iman Israel yang menyatakan keesaan dan keunikan Allah.
• Allah yang berkarya
Allah menghukum Israel ketika mereka melupakan perintah-Nya, tetapi mengampuni jika mereka berbalik pada-Nya.
• Pemilihan Israel
Pemilihan Israel sebagai milik-Nya dinyatakan dengan banyak cara oleh Allah.
• Perjanjian
Dalam perjanjian antara Allah dan manusia, Allah tidak berhutang apapun melainkan manusia yang harus memenuhi syarat-syarat perjanjian itu.
• Pengertian tentang dosa
Israel banyak melakukan dosa seperti pemberontakan dan sungut-sungut, tetapi dosa terburuk adalah berpaling pada ilah-ilah lain.
• Allah dalam sejarah
Sesungguhnya Allah telah masuk dan berkarya melalui sejarah manusia.
C. Sejarah
Sejarah Yang Pertama
Orang Yahudi dalam kanon Ibrani menggolongkan kitab-kitab ini sebagai “Nabi-nabi Terdahulu”, sedangkan kanon Yunani menggolongkannya sejarah kitab-kitab “sejarah”. Sebenarnya kitab-kitab itu bukanlah sejarah seperti yang ditulis oleh sejahrawan modern melainkan sejarah yang ditulis dari sudut pandang profetik dengan ciri menggambarkan kuasa Allah atas sejarah dengan karya dan firman-Nya, menonjolkan perbuatan nabi Samuel, Natan, Elia dan Elisa, memperlihatkan tema khas yaitu karya penyelamatan Allah dan penggenapan janji-Nya.
Kitab Yosua
Kitab Yosua merupakan lanjutan dari kitab Ulangan. Kitab ini terdiri dari dua bagian besar yaitu tinjauan sekilas tentang pendudukan tanah Kanaan dan gambaran tentang bagaimana tanah itu dibagi di antara kedua belas suku Israel. Strukturnya adalah sbb:
• Penugasan kepada Yosua (1:1 – 9)
• Memasuki tanah Kanaan (1:10 – 5:12)
• Penaklukan tanah Kanaan (5:13 – 12:24)
• Pembagian tanah Kanaan (13 – 22)
• Hari-hari terakhir Yosua (23 – 24)
Pemahaman teologis kitab Yosua adalah sbb:
• Allah yang menepati janj
Allah menepati janji-Nya pada Abraham untuk memberikan tanah Kanaan kepada keturunannya.
• Gagasan perjanjian
Hubungan Allah dan Israel merupakan suatu perjanjian.
• Sampai pada tempat perhentian
Pada akhirnya bangsa Israel mencapai Kanaan dan mendapat tempat perhentian setelah penderitaan di padang gurun dan perang.
Kitab Hakim-Hakim
Kitab Hakim-hakim mencatat bahwa Israel hanya berhasil menundukkan sebagian dari musuh-musuhnya karena mereka meninggalkan Allah dan berpaling pada ilah-ilah Kanaan. Yang dimaksud dengan hakim adalah para pemimpin militer atau tokoh pembebas. Pola yang berulang dalam kitab ini adalah Israel melakukan hal yang jahat, Allah mendatangkan suatu bangsa untuk menindas mereka, Israel berseru kepada Allah, Allah membangkitkan seorang hakim, bangsa penindas dikalahkan, amanlah negeri itu.
Sejarah Yang Pertama
Orang Yahudi dalam kanon Ibrani menggolongkan kitab-kitab ini sebagai “Nabi-nabi Terdahulu”, sedangkan kanon Yunani menggolongkannya sejarah kitab-kitab “sejarah”. Sebenarnya kitab-kitab itu bukanlah sejarah seperti yang ditulis oleh sejahrawan modern melainkan sejarah yang ditulis dari sudut pandang profetik dengan ciri menggambarkan kuasa Allah atas sejarah dengan karya dan firman-Nya, menonjolkan perbuatan nabi Samuel, Natan, Elia dan Elisa, memperlihatkan tema khas yaitu karya penyelamatan Allah dan penggenapan janji-Nya.
Kitab Yosua
Kitab Yosua merupakan lanjutan dari kitab Ulangan. Kitab ini terdiri dari dua bagian besar yaitu tinjauan sekilas tentang pendudukan tanah Kanaan dan gambaran tentang bagaimana tanah itu dibagi di antara kedua belas suku Israel. Strukturnya adalah sbb:
• Penugasan kepada Yosua (1:1 – 9)
• Memasuki tanah Kanaan (1:10 – 5:12)
• Penaklukan tanah Kanaan (5:13 – 12:24)
• Pembagian tanah Kanaan (13 – 22)
• Hari-hari terakhir Yosua (23 – 24)
Pemahaman teologis kitab Yosua adalah sbb:
• Allah yang menepati janj
Allah menepati janji-Nya pada Abraham untuk memberikan tanah Kanaan kepada keturunannya.
• Gagasan perjanjian
Hubungan Allah dan Israel merupakan suatu perjanjian.
• Sampai pada tempat perhentian
Pada akhirnya bangsa Israel mencapai Kanaan dan mendapat tempat perhentian setelah penderitaan di padang gurun dan perang.
Kitab Hakim-Hakim
Kitab Hakim-hakim mencatat bahwa Israel hanya berhasil menundukkan sebagian dari musuh-musuhnya karena mereka meninggalkan Allah dan berpaling pada ilah-ilah Kanaan. Yang dimaksud dengan hakim adalah para pemimpin militer atau tokoh pembebas. Pola yang berulang dalam kitab ini adalah Israel melakukan hal yang jahat, Allah mendatangkan suatu bangsa untuk menindas mereka, Israel berseru kepada Allah, Allah membangkitkan seorang hakim, bangsa penindas dikalahkan, amanlah negeri itu.
Struktur
kitab ini adalah sbb:
Ikhtisar penaklukan tanah Kanaan (1:1 – 2:5)
Permulaan zaman hakim-hakim (2:6 – 3:31)
Debora dan Barak (4 – 5)
Gideon (6 – 9)
Pemerintahan yang singkat oleh Abimelekh (8:33 – 9:57)
Akhir zaman hakim-hakim (10 – 12)
Penindasan Filistin dan tindakan Simson (13 – 16)
Peristiwa-peristiwa lain pada zaman itu (17 – 21)
Pemahaman teologis kitab hakim-hakim adalah:
• Allah adalah juruselamat
• Pandangan sejarah
• Kerajaan
Kitab Rut
Kitab ini mengisahkan Naomi, orang Moab yang menikah dengan Elimelekh, orang Yehuda. Setelah kematian suaminya, Boas menikahi Rut dan dari kelanjutan garis keluarga ini menjadi pentingkarena Obed menjadi ayah Isai yang memperanakan Daud. Kisah Boas yang menikahi Rut adalah berkaitan dengan perkawinan levirat dan penebusan tanah. Perkawinan levirat (Ul. 25:5 - 10) adalah bila seorang laki-laki meninggal tanpa meninggalkan anak lelaki, maka kewajiban untuk melanjutkan keturunannya terletak pada kerabat terdekatnya. Sedangkan penebusan tanah berarti tanah tidak boleh dijual kepada orang luar dan kerabat terdekat wajib untuk membelinya sehingga tanah itu tetap terpelihara dalam lingkungan keluarga. Kerabat terdekat yang wajib untuk mengawini Rut dan melakukan penebusan tanah ternyata menolak sehingga Boas-lah yang mengambil kewajiban itu. Kisah Rut menunjukkan peranan Allah sebagai penyebab segala sesuatu. Dia bekerja di balik layar melalui motivasi dan peristiwa yang biasa.
Berdirinya Kerajaan (1 Samuel 1 – 31)
Kitab Samuel pada mulanya hanya merupakan satu kitab, namun kemudian menjadi dua jilid. Kematian Saul yang tragis menandai pembagian kitab ini. Tradisi Yahudi menyebut Samuel sebagai penulis kitab ini. Pembagian kitab ini adalah sbb:
Samuel: imam, nabi, hakim (1 – 7)
• Masa kecil Samuel (1 – 3)
• Bangsa Filistin dan tabut Tuhan (4 – 7)
Samuel dan Saul: peralihan (8 – 15)
• Mencari seorang raja (8:1 – 12:25)
• Kehebatan militer Saul (13 – 14)
• Keputusan Saul yang fatal (15)
Daud bergumul dengan Saul (16 – 31)
• Daud, kesayangan raja (16 – 20)
• Daud dikejar-kejar (21 – 27)
• Jatuhnya Saul (28 – 31)
Ikhtisar penaklukan tanah Kanaan (1:1 – 2:5)
Permulaan zaman hakim-hakim (2:6 – 3:31)
Debora dan Barak (4 – 5)
Gideon (6 – 9)
Pemerintahan yang singkat oleh Abimelekh (8:33 – 9:57)
Akhir zaman hakim-hakim (10 – 12)
Penindasan Filistin dan tindakan Simson (13 – 16)
Peristiwa-peristiwa lain pada zaman itu (17 – 21)
Pemahaman teologis kitab hakim-hakim adalah:
• Allah adalah juruselamat
• Pandangan sejarah
• Kerajaan
Kitab Rut
Kitab ini mengisahkan Naomi, orang Moab yang menikah dengan Elimelekh, orang Yehuda. Setelah kematian suaminya, Boas menikahi Rut dan dari kelanjutan garis keluarga ini menjadi pentingkarena Obed menjadi ayah Isai yang memperanakan Daud. Kisah Boas yang menikahi Rut adalah berkaitan dengan perkawinan levirat dan penebusan tanah. Perkawinan levirat (Ul. 25:5 - 10) adalah bila seorang laki-laki meninggal tanpa meninggalkan anak lelaki, maka kewajiban untuk melanjutkan keturunannya terletak pada kerabat terdekatnya. Sedangkan penebusan tanah berarti tanah tidak boleh dijual kepada orang luar dan kerabat terdekat wajib untuk membelinya sehingga tanah itu tetap terpelihara dalam lingkungan keluarga. Kerabat terdekat yang wajib untuk mengawini Rut dan melakukan penebusan tanah ternyata menolak sehingga Boas-lah yang mengambil kewajiban itu. Kisah Rut menunjukkan peranan Allah sebagai penyebab segala sesuatu. Dia bekerja di balik layar melalui motivasi dan peristiwa yang biasa.
Berdirinya Kerajaan (1 Samuel 1 – 31)
Kitab Samuel pada mulanya hanya merupakan satu kitab, namun kemudian menjadi dua jilid. Kematian Saul yang tragis menandai pembagian kitab ini. Tradisi Yahudi menyebut Samuel sebagai penulis kitab ini. Pembagian kitab ini adalah sbb:
Samuel: imam, nabi, hakim (1 – 7)
• Masa kecil Samuel (1 – 3)
• Bangsa Filistin dan tabut Tuhan (4 – 7)
Samuel dan Saul: peralihan (8 – 15)
• Mencari seorang raja (8:1 – 12:25)
• Kehebatan militer Saul (13 – 14)
• Keputusan Saul yang fatal (15)
Daud bergumul dengan Saul (16 – 31)
• Daud, kesayangan raja (16 – 20)
• Daud dikejar-kejar (21 – 27)
• Jatuhnya Saul (28 – 31)
Zaman Keemasan Israel (2 Sam 1 – 1 Raj 11)
Kitab ini mencakup durasi sejarah selama kira-kira delapan tahun. Daud dan putranya menempa Israel menjadi kesatuan militer yang mampu menguasai wilayah sekitarnya, sekaligus menjadi pusat perdagangan yang membawa kekayaan dan kejayaan. Para suku yang tidak erat hubungannya, disatukan dalam kerajaan yang kuat. Tema kitab ini adalah sbb:
Pemerintahan Daud yang kuat (1 – 8)
• Menjadi raja Yehuda di Hebron (2 Sam 1 – 4)
• Menjadi raja seluruh Israel di Yerusalem (5 – 8)
Putra-putra Daud (9 – 1 Raj. 2)
• Kebaikan dan kelemahan Daud (9 – 12)
• Ambisi Absalom untuk berkuasa (13 – 18)
• Hari-hari terakhir Daud (2 Sam 19 – 1 Raj 2)
Salomo dan kemuliaannya (1 Raj. 3 – 11)
• Penulisan kitab Raja-raja
• Salomo, orang bijak terbesar
• Salomo, saudagar dan negarawan
Kerajaan Yang Terpecah (1 Raj 12 – 2 Raj 17)
Isi kitab ini adalah sebagai berikut:
Pecahnya kerajaan (1 Raj 12 – 14)
• Kebijakan Rehabeam yang keras (1 Raj 12:1 – 24)
• Yerobeam mendirikan tempat-tempat ibadat yang lain (1 Raj 12:25 – 14:20)
• Pergolakan di dalam dan di luar (1 Raj 14:21 – 15:34)
• Raja Omri (1 Raj 16)
Nabi Elia (1 Raj 17 – 22)
• Kemahiran Ahab dalam bidang politik
• Perlawanan Izebel terhadap kepercayaan Israel
• Pertarungan di gunung Karmel (1 Raj 18)
Nabi Elisa (2 Raj 1 – 8)
• Nabi Elia dan Elisa
• Elisa dan Yoram
• Elisa dan orang-orang Aram
Kekacauan di Israel Utara (2 Raj 9 – 14)
• Atalya dan Yoas
• Raja Yerobeam II
Hari-hari terakhir Israel (2 Raj 15 – 17)
• Uzia, Yotam dan Ahas
• Raja Hosea
Yehuda Sendiri (2 Raj 18 – 25)
Garis besar kitab ini adalah:
Reformasi Hizkia (18 – 20)
• Pemberontakan menentang Asyur
• Persepakatan dengan Mesir
• Tawaran Babel
• Serbuan Sanherib
Pemberontakan Manasye (21)
• Kompromi dengan Asyur
• Perselisihan dengan para Nabi
Pembaruan oleh Yosia (22:1 – 23:30)
• Kitab taurat
• Pertempuran dengan Nekho
Jatuhnya Yerusalem (23:31 – 25:30)
• Dominasi Mesir
• Penaklukan oleh Babel
• Pemberontakan Zedekia
• Pembebasan Yoyakhin
Kitab ini mencakup durasi sejarah selama kira-kira delapan tahun. Daud dan putranya menempa Israel menjadi kesatuan militer yang mampu menguasai wilayah sekitarnya, sekaligus menjadi pusat perdagangan yang membawa kekayaan dan kejayaan. Para suku yang tidak erat hubungannya, disatukan dalam kerajaan yang kuat. Tema kitab ini adalah sbb:
Pemerintahan Daud yang kuat (1 – 8)
• Menjadi raja Yehuda di Hebron (2 Sam 1 – 4)
• Menjadi raja seluruh Israel di Yerusalem (5 – 8)
Putra-putra Daud (9 – 1 Raj. 2)
• Kebaikan dan kelemahan Daud (9 – 12)
• Ambisi Absalom untuk berkuasa (13 – 18)
• Hari-hari terakhir Daud (2 Sam 19 – 1 Raj 2)
Salomo dan kemuliaannya (1 Raj. 3 – 11)
• Penulisan kitab Raja-raja
• Salomo, orang bijak terbesar
• Salomo, saudagar dan negarawan
Kerajaan Yang Terpecah (1 Raj 12 – 2 Raj 17)
Isi kitab ini adalah sebagai berikut:
Pecahnya kerajaan (1 Raj 12 – 14)
• Kebijakan Rehabeam yang keras (1 Raj 12:1 – 24)
• Yerobeam mendirikan tempat-tempat ibadat yang lain (1 Raj 12:25 – 14:20)
• Pergolakan di dalam dan di luar (1 Raj 14:21 – 15:34)
• Raja Omri (1 Raj 16)
Nabi Elia (1 Raj 17 – 22)
• Kemahiran Ahab dalam bidang politik
• Perlawanan Izebel terhadap kepercayaan Israel
• Pertarungan di gunung Karmel (1 Raj 18)
Nabi Elisa (2 Raj 1 – 8)
• Nabi Elia dan Elisa
• Elisa dan Yoram
• Elisa dan orang-orang Aram
Kekacauan di Israel Utara (2 Raj 9 – 14)
• Atalya dan Yoas
• Raja Yerobeam II
Hari-hari terakhir Israel (2 Raj 15 – 17)
• Uzia, Yotam dan Ahas
• Raja Hosea
Yehuda Sendiri (2 Raj 18 – 25)
Garis besar kitab ini adalah:
Reformasi Hizkia (18 – 20)
• Pemberontakan menentang Asyur
• Persepakatan dengan Mesir
• Tawaran Babel
• Serbuan Sanherib
Pemberontakan Manasye (21)
• Kompromi dengan Asyur
• Perselisihan dengan para Nabi
Pembaruan oleh Yosia (22:1 – 23:30)
• Kitab taurat
• Pertempuran dengan Nekho
Jatuhnya Yerusalem (23:31 – 25:30)
• Dominasi Mesir
• Penaklukan oleh Babel
• Pemberontakan Zedekia
• Pembebasan Yoyakhin
Masalah Kronologis
Terdapat banyak data-data tanggal kronologis dalam PL. sebagian data kronologis dapat disesuaikan dengan sistem penanggalan modern dengan mudah, sementara yang lain menimbulkan masalah yang pelik. Sebagai contoh, perbedaan pengertian hari, bulan, dan tahun zaman PL dan masa kini.
• Hari
Dalam dunia PL, hari dimulai dengan terbenamnya matahari atau dengan munculnya bintang pertama.
• Bulan
Sistem penanggalan PL menggunakan dasar bulan (bulan lunar dengan jumlah hari 29 atau 30). Penanggalan masa kini menggunakan dasar matahari (bulan solar dengan jumlah hari 30 atau 31 hari).
• Tahun
Penghitungan tahun mengikuti peralihan musim yang pada gilirannya ditentukan oleh siklus matahari sebanyak 365, 25 hari. Tetapi bulan lunar yang diperoleh dari siklus bulan dan tahun-tahun menurut siklus matahari tidak dapat dicocokkan dengan tepat.
• Penyisipan
Untuk menyesuaikan tahun lunar dengan tahun matahari diperlukan penyisipan sebanyak 7 kali dalam 19 tahun.
• Tahun umum dan tahun agama
Orang Yahudi menandai tahun baru secara agama pada bulan Nisan dan perayaan tahun baru pada bulan Tisyri.
• Tahun naik tahta dan tahun non-naik tahta
Penghitungan tahun sesuai dengan naik tahtanya seorang raja dapat menimbulkan penafsiran yang salah. Misalnya seorang raja naik tahta pada tanggal 20 Agustus dan tahun pertama dapat dianggap dimulai pada tanggal 20 Agustus itu atau pada tahun Tisyri misalnya 20 September.
Sudut Pandang Kitab Tawarikh
Kitab Tawarikh mencatat ulang sejarah yang dicatat dalam kitab Samuel dan Raja-raja dengan warnanya sendiri yang segar dan khusus, dan memberi bahan yang kaya bagi pemikiran teologis. Ada empat bagian pokok dari kita ini yaitu:
• Silsilah dari Adam sampai Daud (1 Taw 1 – 9)
• Pemerintahan Daud (1 Taw 10 – 29)
• Pemerintahan Salomo (2 Taw 1 – 9)
• Pemerintahan raja-raja keturunan Daud (2 Taw 10 – 36)
Dari sudut pandang teologis, kitab ini mempunyai banyak segi, misalnya:
• Menekankan karya Allah yang langsung. kemenangan atau kekalahan dalam perang tergantung pada kehendak Allah.
• Menyatakan kebenaran mengangkat derajat bangsa.
• Menggaris-bawahi penekanan teologisnya atas otoritas KItab Suci.
• Perhatian pada tempat ibadat, peribadatan, dan orang Lewi sebagai petugasnya.
Kitab Ezra-Nehemia
Secara kronologis kitab ini merupakan lanjutan dari kitab Tawarikh. Nama dedua kitab ini diambil dari nama tokohnya masing-masing. Kedua kitab ini mengkisahkan peristiwa-peristiwa dari dua kurun waktu yang berbeda dalam pemulihan Israel ke negeri perjanjian setelah pembuangan, yaitu:
• Kembalinya mereka dari pembuangan dan pembangunan kembali Rumah Allah tahun 538 – 516 S.M. (Ezra 1 – 6)
• Pekerjaan para pemimpin menata kembali kehidupan mereka secara religius (Ezra) maupun secara fisik (Nehemia) tahun 458 – 420 S.M. (Ezra 7 – Neh 13).
Secara sepintas peristiwa jatuhnya Yerusalem dan peristiwa pembuangan ke Babel memadamkan janji Allah yang telah memilih Israel selama-lamanya sebagai tahta-Nya di bumi dan janji dinasti yang kekal kepada Daud. Tetapi Ezra maupun Nehemia menafsirkan peristiwa ini sebagai hukuman Allah bagi dosa Israel yang telah jauh dari memenuhi kewajiban-kewajiban perjanjian dari Allah. Dengan demikian, malapetaka ini bukan sebuah kontradiksi melainkan sebuah pembenaran (penyucian) iman Israel. Ketika Ezra dan Nehemia meyelesaikan tugasnya menjelang akhir abad berikutnya, masyarakat Israel telah berdiri kokoh secara fisik maupun keagamaan. Ezra melakasnakan pembangunan kerohanian dan Nehemia memantapkan kondisi fisiknya.
Terdapat banyak data-data tanggal kronologis dalam PL. sebagian data kronologis dapat disesuaikan dengan sistem penanggalan modern dengan mudah, sementara yang lain menimbulkan masalah yang pelik. Sebagai contoh, perbedaan pengertian hari, bulan, dan tahun zaman PL dan masa kini.
• Hari
Dalam dunia PL, hari dimulai dengan terbenamnya matahari atau dengan munculnya bintang pertama.
• Bulan
Sistem penanggalan PL menggunakan dasar bulan (bulan lunar dengan jumlah hari 29 atau 30). Penanggalan masa kini menggunakan dasar matahari (bulan solar dengan jumlah hari 30 atau 31 hari).
• Tahun
Penghitungan tahun mengikuti peralihan musim yang pada gilirannya ditentukan oleh siklus matahari sebanyak 365, 25 hari. Tetapi bulan lunar yang diperoleh dari siklus bulan dan tahun-tahun menurut siklus matahari tidak dapat dicocokkan dengan tepat.
• Penyisipan
Untuk menyesuaikan tahun lunar dengan tahun matahari diperlukan penyisipan sebanyak 7 kali dalam 19 tahun.
• Tahun umum dan tahun agama
Orang Yahudi menandai tahun baru secara agama pada bulan Nisan dan perayaan tahun baru pada bulan Tisyri.
• Tahun naik tahta dan tahun non-naik tahta
Penghitungan tahun sesuai dengan naik tahtanya seorang raja dapat menimbulkan penafsiran yang salah. Misalnya seorang raja naik tahta pada tanggal 20 Agustus dan tahun pertama dapat dianggap dimulai pada tanggal 20 Agustus itu atau pada tahun Tisyri misalnya 20 September.
Sudut Pandang Kitab Tawarikh
Kitab Tawarikh mencatat ulang sejarah yang dicatat dalam kitab Samuel dan Raja-raja dengan warnanya sendiri yang segar dan khusus, dan memberi bahan yang kaya bagi pemikiran teologis. Ada empat bagian pokok dari kita ini yaitu:
• Silsilah dari Adam sampai Daud (1 Taw 1 – 9)
• Pemerintahan Daud (1 Taw 10 – 29)
• Pemerintahan Salomo (2 Taw 1 – 9)
• Pemerintahan raja-raja keturunan Daud (2 Taw 10 – 36)
Dari sudut pandang teologis, kitab ini mempunyai banyak segi, misalnya:
• Menekankan karya Allah yang langsung. kemenangan atau kekalahan dalam perang tergantung pada kehendak Allah.
• Menyatakan kebenaran mengangkat derajat bangsa.
• Menggaris-bawahi penekanan teologisnya atas otoritas KItab Suci.
• Perhatian pada tempat ibadat, peribadatan, dan orang Lewi sebagai petugasnya.
Kitab Ezra-Nehemia
Secara kronologis kitab ini merupakan lanjutan dari kitab Tawarikh. Nama dedua kitab ini diambil dari nama tokohnya masing-masing. Kedua kitab ini mengkisahkan peristiwa-peristiwa dari dua kurun waktu yang berbeda dalam pemulihan Israel ke negeri perjanjian setelah pembuangan, yaitu:
• Kembalinya mereka dari pembuangan dan pembangunan kembali Rumah Allah tahun 538 – 516 S.M. (Ezra 1 – 6)
• Pekerjaan para pemimpin menata kembali kehidupan mereka secara religius (Ezra) maupun secara fisik (Nehemia) tahun 458 – 420 S.M. (Ezra 7 – Neh 13).
Secara sepintas peristiwa jatuhnya Yerusalem dan peristiwa pembuangan ke Babel memadamkan janji Allah yang telah memilih Israel selama-lamanya sebagai tahta-Nya di bumi dan janji dinasti yang kekal kepada Daud. Tetapi Ezra maupun Nehemia menafsirkan peristiwa ini sebagai hukuman Allah bagi dosa Israel yang telah jauh dari memenuhi kewajiban-kewajiban perjanjian dari Allah. Dengan demikian, malapetaka ini bukan sebuah kontradiksi melainkan sebuah pembenaran (penyucian) iman Israel. Ketika Ezra dan Nehemia meyelesaikan tugasnya menjelang akhir abad berikutnya, masyarakat Israel telah berdiri kokoh secara fisik maupun keagamaan. Ezra melakasnakan pembangunan kerohanian dan Nehemia memantapkan kondisi fisiknya.
Kitab Ester
Kitab Ester adalah satu-satunya kitab yang tidak menyebut nama Allah atau YHWH dalam teks Ibraninya. Kitab ini mengkisahkan perkawinan antara Ester, seorang perempuan Yahudi dan raja Persia, Ahasyweros (mungkin Xerxes I, 485 – 465 S.M.). haman yang mempunyai dendam pada paman Ester, Mordekhai, berencana untuk memusnahkan bangsa Israel. Melalui campur tangan kuasa Allah, Ester akhirnya dapat mementahkan rencana jahat Haman bahkan Haman sendiri di hukum mati oleh raja dan Mordekhai menjadi “orang kedua” setelah raja. Peristiwa ini diperingati bangsa Israel sebagai hari raya Purim.
Meskipun kitab ini sama sekali tidak menyebut nama Allah, kuasa pemeliharaan Allah pada bangsa Israel sangatlah jelas. Mengingat kuasa Persia pada waktu itu meliputi India sampai Etiophia, hampir seluruh Asia Kecil, Siria, Palestina dan negara-negara yang lain, maka rencana pemusnahan itu berlaku bagi hampir seluruh orang Yahudi di dunia. Jadi selain pemeliharaan Allah yang setia pada janji-Nya, kitab ini juga menyatakan bahwa umat Allah dapat dan akan menjadi sasaran penganiayaan oleh dunia walau pertolongan dan kelepasan dari Allah akan muncul.
Kitab Ester adalah satu-satunya kitab yang tidak menyebut nama Allah atau YHWH dalam teks Ibraninya. Kitab ini mengkisahkan perkawinan antara Ester, seorang perempuan Yahudi dan raja Persia, Ahasyweros (mungkin Xerxes I, 485 – 465 S.M.). haman yang mempunyai dendam pada paman Ester, Mordekhai, berencana untuk memusnahkan bangsa Israel. Melalui campur tangan kuasa Allah, Ester akhirnya dapat mementahkan rencana jahat Haman bahkan Haman sendiri di hukum mati oleh raja dan Mordekhai menjadi “orang kedua” setelah raja. Peristiwa ini diperingati bangsa Israel sebagai hari raya Purim.
Meskipun kitab ini sama sekali tidak menyebut nama Allah, kuasa pemeliharaan Allah pada bangsa Israel sangatlah jelas. Mengingat kuasa Persia pada waktu itu meliputi India sampai Etiophia, hampir seluruh Asia Kecil, Siria, Palestina dan negara-negara yang lain, maka rencana pemusnahan itu berlaku bagi hampir seluruh orang Yahudi di dunia. Jadi selain pemeliharaan Allah yang setia pada janji-Nya, kitab ini juga menyatakan bahwa umat Allah dapat dan akan menjadi sasaran penganiayaan oleh dunia walau pertolongan dan kelepasan dari Allah akan muncul.
Pengantar Perjanjian
Lama II
Pendahuluan
Buku ini adalah lanjutan buku Pengantar Perjanjian Lama jilid pertama. Seperti pada buku jilid pertama, secara khusus para penulis memberikan pengantar kepada latar belakang, isi, sifat sastra dan berita Perjanjian Lama mulai dari kitab Mazmur sampai dengan kitab Maleakhi. Salah seorang penulisnya, William Sanford LaSor melayani sebagai profesor Perjanjian Lama di Fuller Theological Seminary sampai pada pensiunnya.
D. Sastra
Puisi Ibrani
Untuk menafsirkan bentuk puisi, sangatlah penting untuk memahami prinsip-prinsip dasar puisi Ibrani. Ciri-ciri puisi Ibrani adalah:
• Kesejajaran pemikiran, yaitu kesejajaran persamaan (Ams 20:1) di mana kata pertama dalam baris pertama (anggur) sejajar dengan kata pertama dalam baris kedua (minuman keras). Demikian juga kata kedua (pencemooh/peribut); kesejajaran pertentangan, yaitu baris kedua mengungkapkan gagasan yang sama tetapi dalam bentuk yang bertentangan (Ams 10:1); kesejajaran perlengkapan, yaitu baris kedua mengembangkan pemikiran dalam baris pertama (Ams. 1:7); bentuk yang lain (Yoel 1:4, Yes. 1:10, Yes. 1:3, Hos. 12:3, Maz. 2:9, Yes. 40:3).
• Rima, irama, dan matra. Umumnya puisi Ibrani tidak memakai rima, tetapi memakai matra dan irama. Misalnya matra 2+2 (sebuah bait mempunyai dua tekanan kuat dalam setiap baris) atau 3+2.
• Pasangan kata dan cara-cara lain. Misalnya kepala=tempurung kepala, ribu=sepuluh ribu, melayani=menyembah, dsb.
Dengan demikian, sangatlah penting untuk meneliti puisi bagi kepentingan penafsiran. Langkah pertama adalah melakukan analisa perikop menurut unsur-unsurnya, mengenal gaya bahasa puisi, aliterasi, asonansi, paronomasia, onomatope, dan berusaha untuk memelihara keindahan pengungkapannya.
Kitab Mazmur
Secara struktur, kitab Mazmur dibagi menjadi lima bagian yaitu: Mazmur 1—41; 42—72; 73—89; 90—106; 107—150. Kitab Mazmur merupakan gambaran iman alkitabiah bagi mereka yang tidak mempunyai Alkitab. Rangkuman sejarah (misalnya 78; 105; 106; 136), dorongan untuk hidup saleh (1; 119), pengetahuan akan penghakiman (37; 49; 73), jaminan atas kesetiaan-Nya (103), dsb.
Kitab Mazmur mempunyai beberapa jenis sastra yaitu:
• Nyanyian pujian yang terdiri dari tiga unsur yaitu panggilan untuk beribadat (105:1, 105:6); Gambaran tentang karya atau sifat-sifat Allah (105:7, 105:7, 105:43); Kesimpulan (105:45c). selain itu ada sub-kategori yang berkisar pada peristiwa khusus, misalnya nyanyian kemenangan, nyanyian arak-arakan, nyanyian Sion, nyanyian penobatan.
• Keluhan umat. (12; 44; 58; 60; 74; dsb)
• Keluhan pribadi (22:2; 22:13; 22:5; 22:20-21; 22:10; 22:23; 22:25).
• Nyanyian syukur pribadi (23; 30; 32; 34; dsb)
• Mazmur kerajaan, berupa penobatan, pernikahan, doa sebelum atau sesudah peperangan.
• Mazmur hikmat, yang dapat berbentuk kumpulan amsal, akrostik dan uraian.
Sastra Hikmat
Dalam Perjanjian Lama sastra hikmat meliputi kitab Ayub, Amsal dan Pengkhotbah. Beberapa Mazmur juga mencerminkan tema-tema hikmat (1; 32; 34; 37, dsb) dan baik Kidung Agung dan Ratapan menunjukkan pengaruh hikmat dalam kiasan maupun gaya bahasanya.
Bentuk umum sastra hikmat dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu:
1. Hikmat dalam bentuk amsal, peribahasa, ucapan singkat yang penuh arti dalam kehidupan.
2. Hikmat spekulatif yang bersifat perenungan, berupa dialog, monolog, atau karangan yang menyelidiki masalah pokok manusia seperti arti kehidupan dan penderitaan.
Buku ini adalah lanjutan buku Pengantar Perjanjian Lama jilid pertama. Seperti pada buku jilid pertama, secara khusus para penulis memberikan pengantar kepada latar belakang, isi, sifat sastra dan berita Perjanjian Lama mulai dari kitab Mazmur sampai dengan kitab Maleakhi. Salah seorang penulisnya, William Sanford LaSor melayani sebagai profesor Perjanjian Lama di Fuller Theological Seminary sampai pada pensiunnya.
D. Sastra
Puisi Ibrani
Untuk menafsirkan bentuk puisi, sangatlah penting untuk memahami prinsip-prinsip dasar puisi Ibrani. Ciri-ciri puisi Ibrani adalah:
• Kesejajaran pemikiran, yaitu kesejajaran persamaan (Ams 20:1) di mana kata pertama dalam baris pertama (anggur) sejajar dengan kata pertama dalam baris kedua (minuman keras). Demikian juga kata kedua (pencemooh/peribut); kesejajaran pertentangan, yaitu baris kedua mengungkapkan gagasan yang sama tetapi dalam bentuk yang bertentangan (Ams 10:1); kesejajaran perlengkapan, yaitu baris kedua mengembangkan pemikiran dalam baris pertama (Ams. 1:7); bentuk yang lain (Yoel 1:4, Yes. 1:10, Yes. 1:3, Hos. 12:3, Maz. 2:9, Yes. 40:3).
• Rima, irama, dan matra. Umumnya puisi Ibrani tidak memakai rima, tetapi memakai matra dan irama. Misalnya matra 2+2 (sebuah bait mempunyai dua tekanan kuat dalam setiap baris) atau 3+2.
• Pasangan kata dan cara-cara lain. Misalnya kepala=tempurung kepala, ribu=sepuluh ribu, melayani=menyembah, dsb.
Dengan demikian, sangatlah penting untuk meneliti puisi bagi kepentingan penafsiran. Langkah pertama adalah melakukan analisa perikop menurut unsur-unsurnya, mengenal gaya bahasa puisi, aliterasi, asonansi, paronomasia, onomatope, dan berusaha untuk memelihara keindahan pengungkapannya.
Kitab Mazmur
Secara struktur, kitab Mazmur dibagi menjadi lima bagian yaitu: Mazmur 1—41; 42—72; 73—89; 90—106; 107—150. Kitab Mazmur merupakan gambaran iman alkitabiah bagi mereka yang tidak mempunyai Alkitab. Rangkuman sejarah (misalnya 78; 105; 106; 136), dorongan untuk hidup saleh (1; 119), pengetahuan akan penghakiman (37; 49; 73), jaminan atas kesetiaan-Nya (103), dsb.
Kitab Mazmur mempunyai beberapa jenis sastra yaitu:
• Nyanyian pujian yang terdiri dari tiga unsur yaitu panggilan untuk beribadat (105:1, 105:6); Gambaran tentang karya atau sifat-sifat Allah (105:7, 105:7, 105:43); Kesimpulan (105:45c). selain itu ada sub-kategori yang berkisar pada peristiwa khusus, misalnya nyanyian kemenangan, nyanyian arak-arakan, nyanyian Sion, nyanyian penobatan.
• Keluhan umat. (12; 44; 58; 60; 74; dsb)
• Keluhan pribadi (22:2; 22:13; 22:5; 22:20-21; 22:10; 22:23; 22:25).
• Nyanyian syukur pribadi (23; 30; 32; 34; dsb)
• Mazmur kerajaan, berupa penobatan, pernikahan, doa sebelum atau sesudah peperangan.
• Mazmur hikmat, yang dapat berbentuk kumpulan amsal, akrostik dan uraian.
Sastra Hikmat
Dalam Perjanjian Lama sastra hikmat meliputi kitab Ayub, Amsal dan Pengkhotbah. Beberapa Mazmur juga mencerminkan tema-tema hikmat (1; 32; 34; 37, dsb) dan baik Kidung Agung dan Ratapan menunjukkan pengaruh hikmat dalam kiasan maupun gaya bahasanya.
Bentuk umum sastra hikmat dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu:
1. Hikmat dalam bentuk amsal, peribahasa, ucapan singkat yang penuh arti dalam kehidupan.
2. Hikmat spekulatif yang bersifat perenungan, berupa dialog, monolog, atau karangan yang menyelidiki masalah pokok manusia seperti arti kehidupan dan penderitaan.
Kitab Amsal
Kitab Amsal merupakan kumpulan tulisan dengan aneka ragam gaya yang berbeda-beda. Hikmat Ibrani adalah seni untuk mencapai keberhasilan dan kitab Amsal adalah buku petunjuk untuk hidup yang berhasil. Dengan melukiskan kebiasaan hidup yang negatif dan positif, Amsal menjelaskan perilaku yang benar dan salah dalam berbagai keadaan. Jadi tujuan utama kitab ini adalah untuk menjelaskan dengan cermat, tepat dan mudah dingat apa yang dimaksud dengan siap melayani Allah sepenuhnya.
Isi atau susunan kitab Amsal dapat dibagi menjadi paling tidak delapan kumpulan yang mandiri yaitu:
• Pentingnya hikmat (1—9)
• Amsal-amsal Salomo (10:1—22:16)
• Amsal-amsal orang bijak (22:17—24:22)
• Perkataan-perkataan tambahan (24:23—34)
• Amsal-amsal Salomo kumpulan Hizkia (25—29)
• Perkataan-perkataan Agur bin Yake dari Masa (30)
• Perkataan-perkataan Lemuel (31:1-9)
• Gambaran tentang istri yang cakap (31:10-31)
Kitab Ayub
Nama Ayub ditafsirkan oleh Albright sebagai “Di manakah Bapa(ku)?” dalam surat Amarna (1350 sM) dan naskah kutukan dari Mesir (2000 sM). Dalam kedua tulisan itu, nama Ayub adalah seorang pemimpin suku di Palestina dan sekitarnya. Waktu penulisan kitab Ayub sulit ditentukan karena umumnya para ahli membagi pasal 1 – 2 dan pasal 42:7 – 17 berasal dari zaman kuno dan pasal 3:1 – 42:6 sebagai bagian yang berasal dari waktu yang kemudian. Agaknya kitab ini diselesaikan antara tahun 700 dan 600 sM. Penulis kitab ini sendiri tidak diketahui.
Susunan kitab ini secara sekilas adalah sbb:
• Pembukaan, dalam bentuk prosa (1 – 2)
• Ratapan Ayub, dalam bentuk puisi (3)
• Dialog antara Ayub dan ketiga sahabatnya dalam tiga babak (puisi, 4 – 27)
• Syair tentang hikmat (puisi, 28)
• Keluhan Ayub (puisi, 29 – 31)
• Kata-kata Elihu (puisi, 32 – 37)
• Jawaban Allah kepada Ayub (puisi, 38:1 – 42:6)
• Penutup (prosa, 42:7 – 7:17)
Secara teologis, kitab ini memaparkan beberapa hal yaitu:
• Kebebasan Allah dalam bertindak
• Adanya pencobaan oleh iblis
• Adanya kekuatan untuk menderita.
Kitab Amsal merupakan kumpulan tulisan dengan aneka ragam gaya yang berbeda-beda. Hikmat Ibrani adalah seni untuk mencapai keberhasilan dan kitab Amsal adalah buku petunjuk untuk hidup yang berhasil. Dengan melukiskan kebiasaan hidup yang negatif dan positif, Amsal menjelaskan perilaku yang benar dan salah dalam berbagai keadaan. Jadi tujuan utama kitab ini adalah untuk menjelaskan dengan cermat, tepat dan mudah dingat apa yang dimaksud dengan siap melayani Allah sepenuhnya.
Isi atau susunan kitab Amsal dapat dibagi menjadi paling tidak delapan kumpulan yang mandiri yaitu:
• Pentingnya hikmat (1—9)
• Amsal-amsal Salomo (10:1—22:16)
• Amsal-amsal orang bijak (22:17—24:22)
• Perkataan-perkataan tambahan (24:23—34)
• Amsal-amsal Salomo kumpulan Hizkia (25—29)
• Perkataan-perkataan Agur bin Yake dari Masa (30)
• Perkataan-perkataan Lemuel (31:1-9)
• Gambaran tentang istri yang cakap (31:10-31)
Kitab Ayub
Nama Ayub ditafsirkan oleh Albright sebagai “Di manakah Bapa(ku)?” dalam surat Amarna (1350 sM) dan naskah kutukan dari Mesir (2000 sM). Dalam kedua tulisan itu, nama Ayub adalah seorang pemimpin suku di Palestina dan sekitarnya. Waktu penulisan kitab Ayub sulit ditentukan karena umumnya para ahli membagi pasal 1 – 2 dan pasal 42:7 – 17 berasal dari zaman kuno dan pasal 3:1 – 42:6 sebagai bagian yang berasal dari waktu yang kemudian. Agaknya kitab ini diselesaikan antara tahun 700 dan 600 sM. Penulis kitab ini sendiri tidak diketahui.
Susunan kitab ini secara sekilas adalah sbb:
• Pembukaan, dalam bentuk prosa (1 – 2)
• Ratapan Ayub, dalam bentuk puisi (3)
• Dialog antara Ayub dan ketiga sahabatnya dalam tiga babak (puisi, 4 – 27)
• Syair tentang hikmat (puisi, 28)
• Keluhan Ayub (puisi, 29 – 31)
• Kata-kata Elihu (puisi, 32 – 37)
• Jawaban Allah kepada Ayub (puisi, 38:1 – 42:6)
• Penutup (prosa, 42:7 – 7:17)
Secara teologis, kitab ini memaparkan beberapa hal yaitu:
• Kebebasan Allah dalam bertindak
• Adanya pencobaan oleh iblis
• Adanya kekuatan untuk menderita.
Kitab Pengkhotbah
Penulis kitab ini tidak diketahui namanya. Penulisnya adalah seorang yang bijak yang bermaksud untuk menentang pendapat dan nilai-nilai orang bijak lainnya. Pada umumnya para ahkli sependapat bahwa kitab ini ditulis jauh setelah abad ke-10 sM atau jauh setelah zaman Salomo.
Struktur kitab ini adalah sebagai berikut:
• Pembukaan (1:1 – 3)
• Temanya diperlihatkan I (1:4 – 11), terdiri dari kehidupan manusia secara umum, pengatahuan, kesenangan, nasib semua manusia, jerih payah manusia, dan kesimpulan.
• Temanya diperlihatkan II (3:1 – 4:16), terdiri dari pengendalian Allah atas semua peristiwa, kurangnya kekekalan, penindasan, pekerjaan, timbunan kekayaan secara kikir, sifat ketenaran yang cepat berlalu.
• Kata-kata nasihat I (4:17 – 5:11), terdirin dari hormati Allah dalam ibadahmu, bayarlah nazarmu, pasti ada ketidak-adilan dalam pemerintahan, jangan mencintai kekayaan.
• Temanya diperlihatkan III (5:12 – 6:12), terdiri dari kekayaan yang hilang dalam usaha, kekayaan yang tidak dapat dinikmati, ketetapan takdir.
• Kata-kata nasihat II (7:1 – 8:9): kehormatan lebih baik dari kemewahan, ketenangan lebih baik dari kesembronoan, waspada lebih baik dari tergesa-gesa, hilmat dan kekayaan lebih baik dari hikmat saja, kesabaran lebih baik dari amarah, keterbatasan lebih baik dari melampaui batas, pria lebih baik dari wanita, kompromi kadang lebih baik dari bertindak benar.
• Tema yang diperlihatkan IV (8:10 – 9:12): ketidakpastian dalam keadilan, rahasia karya Allah, kematian adalah nasib semua orang, ketidaktentuan hidup.
• Kata-kata nasihat III (9:13 – 12:8): cerita tentang nilai hikmat, hikmat dan kebodohan, pemerintahan raja-raja, cara-cara usaha yang baik, nikmati hidup sebelum datang hari tua.
• Penutup (12:9 – 14)
Secara teologis, kitab ini memaparkan beberapa hal yaitu:
• Kebebasan Allah dan batas-batas hikmat
• Menghadapi kenyataan hidup
• Persiapan untuk Injil
Penulis kitab ini tidak diketahui namanya. Penulisnya adalah seorang yang bijak yang bermaksud untuk menentang pendapat dan nilai-nilai orang bijak lainnya. Pada umumnya para ahkli sependapat bahwa kitab ini ditulis jauh setelah abad ke-10 sM atau jauh setelah zaman Salomo.
Struktur kitab ini adalah sebagai berikut:
• Pembukaan (1:1 – 3)
• Temanya diperlihatkan I (1:4 – 11), terdiri dari kehidupan manusia secara umum, pengatahuan, kesenangan, nasib semua manusia, jerih payah manusia, dan kesimpulan.
• Temanya diperlihatkan II (3:1 – 4:16), terdiri dari pengendalian Allah atas semua peristiwa, kurangnya kekekalan, penindasan, pekerjaan, timbunan kekayaan secara kikir, sifat ketenaran yang cepat berlalu.
• Kata-kata nasihat I (4:17 – 5:11), terdirin dari hormati Allah dalam ibadahmu, bayarlah nazarmu, pasti ada ketidak-adilan dalam pemerintahan, jangan mencintai kekayaan.
• Temanya diperlihatkan III (5:12 – 6:12), terdiri dari kekayaan yang hilang dalam usaha, kekayaan yang tidak dapat dinikmati, ketetapan takdir.
• Kata-kata nasihat II (7:1 – 8:9): kehormatan lebih baik dari kemewahan, ketenangan lebih baik dari kesembronoan, waspada lebih baik dari tergesa-gesa, hilmat dan kekayaan lebih baik dari hikmat saja, kesabaran lebih baik dari amarah, keterbatasan lebih baik dari melampaui batas, pria lebih baik dari wanita, kompromi kadang lebih baik dari bertindak benar.
• Tema yang diperlihatkan IV (8:10 – 9:12): ketidakpastian dalam keadilan, rahasia karya Allah, kematian adalah nasib semua orang, ketidaktentuan hidup.
• Kata-kata nasihat III (9:13 – 12:8): cerita tentang nilai hikmat, hikmat dan kebodohan, pemerintahan raja-raja, cara-cara usaha yang baik, nikmati hidup sebelum datang hari tua.
• Penutup (12:9 – 14)
Secara teologis, kitab ini memaparkan beberapa hal yaitu:
• Kebebasan Allah dan batas-batas hikmat
• Menghadapi kenyataan hidup
• Persiapan untuk Injil
Kidung Agung
Menurut tradisi, kitab ini ditulis oleh Salomo walaupun ada beberapa alasan yang menunjukkan bahwa penyuntingan akhir dilakukan pada waktu yang lebih kemudian dari masa Salomo. Kidung Agung bukan tulisan hikmat karena bentuknya yang paling menonjol adalah puisi cinta.
Oleh karena bentuknya yang berupa puisi cinta, penafsiran kitab ini menjadi tidak mudah. Dalam sejarahnya, ada beberapa cara penafsiran yang dilakukan yaitu:
• Alegoris yang dipakai oleh penafsiran Yahudi yang paling awal sampai zaman bapa-bapa gereja.
• Tipologis. Metode ini berusaha menghindari subyektifitas tafsiran alegoris dan mempertahankan tafsiran harafiah puisi itu, dengan menekankan tema-tema utama tentang kasih dan pengabdian.
• Tafsir dramatis, yaitu memperlakukan kitab ini sebagai drama.
• Kidung pernikahan yaitu membandingkan perayaan perkawinan di Siria dengan Kidung Agung.
• Upacara-upacara liturgis, yaitu menganggap kitab ini berasal dari upacara liturgis penyembahan dewa Tamus, dewa kesuburan Babel.
• Kidung cinta kasih, yaitu memandang kitab ini sebagai puisi atau kumpulan puisi cinta, yang mungkin tapi tidak harus dihubungkan dengan perayaan perkawinan atau peristiwa tertentu lainnya.
Menurut tradisi, kitab ini ditulis oleh Salomo walaupun ada beberapa alasan yang menunjukkan bahwa penyuntingan akhir dilakukan pada waktu yang lebih kemudian dari masa Salomo. Kidung Agung bukan tulisan hikmat karena bentuknya yang paling menonjol adalah puisi cinta.
Oleh karena bentuknya yang berupa puisi cinta, penafsiran kitab ini menjadi tidak mudah. Dalam sejarahnya, ada beberapa cara penafsiran yang dilakukan yaitu:
• Alegoris yang dipakai oleh penafsiran Yahudi yang paling awal sampai zaman bapa-bapa gereja.
• Tipologis. Metode ini berusaha menghindari subyektifitas tafsiran alegoris dan mempertahankan tafsiran harafiah puisi itu, dengan menekankan tema-tema utama tentang kasih dan pengabdian.
• Tafsir dramatis, yaitu memperlakukan kitab ini sebagai drama.
• Kidung pernikahan yaitu membandingkan perayaan perkawinan di Siria dengan Kidung Agung.
• Upacara-upacara liturgis, yaitu menganggap kitab ini berasal dari upacara liturgis penyembahan dewa Tamus, dewa kesuburan Babel.
• Kidung cinta kasih, yaitu memandang kitab ini sebagai puisi atau kumpulan puisi cinta, yang mungkin tapi tidak harus dihubungkan dengan perayaan perkawinan atau peristiwa tertentu lainnya.
E. Nubuat
Nabi Dan Nubuat
Pengertian kata “nabi” adalah seorang yang dipanggil untuk berbicara atas nama Allah. Selain itu seorang nabi disebut juga “peliat” yang berarti orang yang melihat dalam suatu penglihatan. Seorang nabi mempunyai ciri-ciri bahwa dia mempertahankan kesadaran dan penguasaan dirinya di bawah penyataan Allah, dipanggil untuk menyampaikan pesan Allah, dan orang yang kudus dalam arti penyerahan diri. Secara umum ada dua pendekatan terhadap nubuat, yaitu menekankan unsur ramalan dan menekankan pemberitaan yang diterapkan pada keadaan saat itu.
Nabi Dan Nubuat
Pengertian kata “nabi” adalah seorang yang dipanggil untuk berbicara atas nama Allah. Selain itu seorang nabi disebut juga “peliat” yang berarti orang yang melihat dalam suatu penglihatan. Seorang nabi mempunyai ciri-ciri bahwa dia mempertahankan kesadaran dan penguasaan dirinya di bawah penyataan Allah, dipanggil untuk menyampaikan pesan Allah, dan orang yang kudus dalam arti penyerahan diri. Secara umum ada dua pendekatan terhadap nubuat, yaitu menekankan unsur ramalan dan menekankan pemberitaan yang diterapkan pada keadaan saat itu.
Kitab Amos
Amos adalah seorang peternak domba dari Tekoa, suatu desa kira-kira 15 km sebelah selatan Betlehem. Amos bernubuat pada masa Yerobeam II (793 – 753 sM). Nubuat Amos dibagi menjadi tiga bagian: auman singa (1: - 3:8), dakwaan Allah terhadap Israel (3:9 – 6:14), dan hukuman Allah (7:1 – 9:15). Bagian pertama berisi delapan dakwaan dengan ancaman hukuman Allah terhadap enam bangsa di sekitarnya, serta Yehuda dan Israel sendiri.
Pandangan teologis kitab Amos adalah:
• Allah yang Maha Tinggi
Seruan Amos tentang keadilan sosial timbul karena sifat Allah sendiri. secara moral Allah adalah sempurna dan menuntut tingkah laku moral dari setiap orang dan mereka harus mempertanggung-jawabkannya.
• Allah Israel
Inti agama Perjanjian Lama adalah pemilihan Israel menjadi umat Allah. Hubungan khusus ini diperlihatkan juga dalam penghukuman yang diberikan ketika Israel berdosa.
• Tanggung jawab dan pemilihan
Pemilihan Israel sebagai bangsa pilihan membawa konsekuensi untuk bertanggung-jawab untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Amos mengakhiri kitabnya dengan menyhatakan perjanjian Allah tidak dihancurkan walau mereka terus menerus berdosa. Bahkan Allah berjanji akan menjadikan mereka lebih mulia, sehingga mereka akan mengalami kelimpahan, kemantapan dan keamanan yang belum pernah dialami sebelumnya.
Kitab Hosea
Kira-kira sepuluh tahun setelah Amos, Allah memanggil Hosea untuk melayani sebagai nabi. Pelayanan Hosea adalah pada masa pemerintahan Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia di Yehuda dan Yerobeam II di Israel.
Inti pasal 1 – 3 adalah mengenai perkawinan Hosea. Jelas bahwa Hosea menghubungkan panggilannya sebagai nabi perkawinannya dengan Gomer. Latar belakang Israel pada masa Hosea adalah dipenuhi dengan kemerosotan rohani dan moral yang dalam. Penyembahan Baal terus berlangsung sehingga Allah menggambarkan perzinahan rohani ini dengan menyuruh Hosea mengawini seorang wanita sundal. Nama anak-anak Hosea (Lo-Ruhama : tidak disayangi dan Lo-Ami: bukan umat-Ku) menggambarkan hubungan Allah dan Israel. Israel tidak akan kembali kepada Allah, karenanya Dia sendiri akan mengambil umat-Nya kembali kepada-Nya (2:13 – 22). Kemudian Allah menyuruh Hosea untuk memulihkan Gomer sebagai istrinya dengan membelinya dengan harga seorang budak. Kemerosotan moral Israel melambangkan “upah” yang dibayar oleh dosa. Namun pengampunan Allah dibayar dengan pendisiplinan melalui pembuangan.
Inti pasal 4 – 14 merangkumkan pelayanan Hosea sebagai pengajar dan pemberita sbb:
• Pengenalan akan Allah.
Pengenalan akan Allah bukan hanya berarti pengetahuan akan Allah, melainkan hubungan dengan-Nya dalam kasih dan ketaatan.
• Kebodohan sikap tak berterima kasih.
Tidak mengucap syukur kepada Allah menghasilkan penyembahan berhala atau pemujaan diri sendiri.
• Kesia-sian keagamaan tanpa kesalehan.
Imam-imam menjadi sasaran khusus kemarahan Hosea karena mereka sama bejatnya dengan rakyat yang seharusnya mereka bimbing.
• Belas kasihan Allah yang tak berubah.
Pada akhirnya belas kasihan Allah tidak berubah walau ada keseimbangan antara kasih dan hukuman sebagai dasar hubungan antara Allah dan Israel.
Kitab Yunus
Kitab Yunus mencatat keunikan yang tidak ada dalam kitab yang lain. Kitab ini berisi cerita pengalaman seorang nabi dan bukan laporan pemberitaannya. Sumbangsih teologis kitab Yunus adalah sbb:
• Konsep Allah
Yunus mengakui adanya hubungan antara ketidak-taatannya dengan badai besar, ia percaya Allah mendengar dan menjawab doanya, Allah pengasih dan penyayang, dan Allah akan memperlihatkan anugerah-Nya kepada orang Niniwe jika mereka bertobat.
• Rencana penyelamatan yang universal
Satu-satunya konsep yang tidak ditemukan dalam kitab-kitab nabi lainnya adalah Allah menyuruh nabi-Nya untuk memberitakan amanat-Nya kepada bangsa lain dan Ia akan menyelamatkan mereka jika bertobat.
Kitab Yunus mencatat keunikan yang tidak ada dalam kitab yang lain. Kitab ini berisi cerita pengalaman seorang nabi dan bukan laporan pemberitaannya. Sumbangsih teologis kitab Yunus adalah sbb:
• Konsep Allah
Yunus mengakui adanya hubungan antara ketidak-taatannya dengan badai besar, ia percaya Allah mendengar dan menjawab doanya, Allah pengasih dan penyayang, dan Allah akan memperlihatkan anugerah-Nya kepada orang Niniwe jika mereka bertobat.
• Rencana penyelamatan yang universal
Satu-satunya konsep yang tidak ditemukan dalam kitab-kitab nabi lainnya adalah Allah menyuruh nabi-Nya untuk memberitakan amanat-Nya kepada bangsa lain dan Ia akan menyelamatkan mereka jika bertobat.
Kitab Mikha
Nama Mikha berarti “siapa yang sama dengan Tuhan?”. Dia hidup pada masa pemerintahan Yotam, Ahas dan Hizkia (sekitar 735 – 700 sM). Mikha berasal dari desa dan mungkin seorang petani kecil. Ia menentang penyelewengan Yerusalem dan Samaria serta memperlihatkan bagaimana penghukuman akan segera terjadi dan mempengaruhi Yudea Selatan. Selain itu Mikha mengecam penindasan dan penghisapan pada orang miskin.
Struktur kitab Mikha adalah sbb:
• Bagian pertama (1:2 – 2:13)
Hukuman yang panjang (1:2 – 2:11)Ø
Hukuman yang pendek (2:12 – 13)Ø
• Bagian kedua (3 – 5)
Hukuman yang panjang (3)Ø
Harapan yang pendek (4:1 – 5)Ø
Harapan bagi orang-orang yang susah (4:6 – 8)Ø
Kesusahan yang panjang, harapan yang pendek (4:9 – 10)Ø
Kesusahan yang pendek, harapan yang panjang (4:11 – 13)Ø
Kesusahan yang pendek, harapan yang lebih panjang (4:14 – 5:5)Ø
Harapan bagi sisa Israel yang susah (5:6 – 8)Ø
Hukuman yang panjang (5:9 – 13)Ø
Hukuman yang pendek (5:14)Ø
• Bagian ketiga (6 – 7)
Hukuman yang panjang (6:1 – 7:7)Ø
Harapan yang pendek (7:8 – 20)Ø
Kitab Yesaya I: Latar Belakang
Yesaya adalah penulis kitab ini walau tidak berarti dialah pengarang atau penyunting akhirnya. Yesaya memulai pelayanannya pada tahun wafatnya Uzia sampai pada pemerintahan raja Yotam, Ahaz, dan Hizkia (740 – 701 sM). Tradisi mengatakan pelayanan Yesaya berlanjut sampai pada masa pemerintahan raja Manasye dan Yesaya mati syahid karena digergaji pada masa pemerintahan raja Manasye pada tahun 687 sM.
Struktur kitab Yesaya adalah sbb:
• Bagian pertama: Penghukuman (1 – 35)
Dosa-dosa Yehuda (1 – 12)Ø
Ucapan ilahi tentang penghukuman (13 – 23)Ø
Maksud Allah dalam penghukuman (24 – 27)Ø
Peringatan tentang usaha manusia mencari keselamatan (28 – 35)Ø
Selingan sejarah (36 – 39)Ø
• Bagian kedua: Penghiburan (40 – 66)
Pembebasan (40 – 48)Ø
Penebusan (49 – 59)Ø
Kemuliaan (60 – 66)Ø
Pada umumnya para ahli tidak menganggap Yesaya menulis sendiri keseluruhan kitabnya. Ada yang berpendapat kitab ini ditulis oleh dua orang, tiga orang, bahkan lima orang atau lebih. Alasan-alasan utama yang dikemukakan adalah adanya perbedaan sudut pandang sejarah, sebutan nama Koresy, gaya bahasa, dan pandangan teologis. Akhir-akhir ini muncul pendapat bahwa kitab Yesaya pasal 1 – 39 ditulis oleh Yesaya dan pasal 40 – 66 ditulis oleh seorang nabi lain yang tidak dikenal namanya. Sebenarnya perdebatan mengenai penulis aslinya tidak penting. Hal terpenting adalah adanya pengakuan bahwa secara keseluruhan kitab ini merupakan karya Roh Allah sehingga otoritasnya tidak diragukan lagi.
Nama Mikha berarti “siapa yang sama dengan Tuhan?”. Dia hidup pada masa pemerintahan Yotam, Ahas dan Hizkia (sekitar 735 – 700 sM). Mikha berasal dari desa dan mungkin seorang petani kecil. Ia menentang penyelewengan Yerusalem dan Samaria serta memperlihatkan bagaimana penghukuman akan segera terjadi dan mempengaruhi Yudea Selatan. Selain itu Mikha mengecam penindasan dan penghisapan pada orang miskin.
Struktur kitab Mikha adalah sbb:
• Bagian pertama (1:2 – 2:13)
Hukuman yang panjang (1:2 – 2:11)Ø
Hukuman yang pendek (2:12 – 13)Ø
• Bagian kedua (3 – 5)
Hukuman yang panjang (3)Ø
Harapan yang pendek (4:1 – 5)Ø
Harapan bagi orang-orang yang susah (4:6 – 8)Ø
Kesusahan yang panjang, harapan yang pendek (4:9 – 10)Ø
Kesusahan yang pendek, harapan yang panjang (4:11 – 13)Ø
Kesusahan yang pendek, harapan yang lebih panjang (4:14 – 5:5)Ø
Harapan bagi sisa Israel yang susah (5:6 – 8)Ø
Hukuman yang panjang (5:9 – 13)Ø
Hukuman yang pendek (5:14)Ø
• Bagian ketiga (6 – 7)
Hukuman yang panjang (6:1 – 7:7)Ø
Harapan yang pendek (7:8 – 20)Ø
Kitab Yesaya I: Latar Belakang
Yesaya adalah penulis kitab ini walau tidak berarti dialah pengarang atau penyunting akhirnya. Yesaya memulai pelayanannya pada tahun wafatnya Uzia sampai pada pemerintahan raja Yotam, Ahaz, dan Hizkia (740 – 701 sM). Tradisi mengatakan pelayanan Yesaya berlanjut sampai pada masa pemerintahan raja Manasye dan Yesaya mati syahid karena digergaji pada masa pemerintahan raja Manasye pada tahun 687 sM.
Struktur kitab Yesaya adalah sbb:
• Bagian pertama: Penghukuman (1 – 35)
Dosa-dosa Yehuda (1 – 12)Ø
Ucapan ilahi tentang penghukuman (13 – 23)Ø
Maksud Allah dalam penghukuman (24 – 27)Ø
Peringatan tentang usaha manusia mencari keselamatan (28 – 35)Ø
Selingan sejarah (36 – 39)Ø
• Bagian kedua: Penghiburan (40 – 66)
Pembebasan (40 – 48)Ø
Penebusan (49 – 59)Ø
Kemuliaan (60 – 66)Ø
Pada umumnya para ahli tidak menganggap Yesaya menulis sendiri keseluruhan kitabnya. Ada yang berpendapat kitab ini ditulis oleh dua orang, tiga orang, bahkan lima orang atau lebih. Alasan-alasan utama yang dikemukakan adalah adanya perbedaan sudut pandang sejarah, sebutan nama Koresy, gaya bahasa, dan pandangan teologis. Akhir-akhir ini muncul pendapat bahwa kitab Yesaya pasal 1 – 39 ditulis oleh Yesaya dan pasal 40 – 66 ditulis oleh seorang nabi lain yang tidak dikenal namanya. Sebenarnya perdebatan mengenai penulis aslinya tidak penting. Hal terpenting adalah adanya pengakuan bahwa secara keseluruhan kitab ini merupakan karya Roh Allah sehingga otoritasnya tidak diragukan lagi.
Kitab Yesaya II: Pemberitaan
Pemberitaan kitab Yesaya adalah sbb:
• Penglihatan dan misi Yesaya
Sedikitnya ada dua penglihatan yang ditunjukkan (1:1; 2:1). Penglihatan itu berisi penyataan tentang Allah Mahakudus dan membuat Yesaya dalam keadaannya yang berdosa. Yesaya melihat dirinya sebagai orang berdosa dan mendapat pelayanan yang dibebankan padanya. Misi Yesaya selain menyampaikan pemberitaan tentang penolakan umat Israel oleh Allah, juga menyampaikan janji Mesianik.
• Ajaran tentang Allah
Ajaran tentang Allah dalam kitab Yesaya berisi pokok bahasan tentang Allah yang Mahakudus, Allah sebagai penyelamat, Allah sebagai penebus, Allah sebagai Bapa, Allah sebagai penguasa tertinggi, dan Roh Allah.
• Hubungan Allah dengan manusia
Ajaran kitab Yesaya tentang hubungan Allah dengan manusia adalah tentang kebenaran, keadilan dan hamba Tuhan. Kata “kebenaran” mempunyai arti “apa yang ditetapkan secara tegas, berhasil dan tetap tahan dalam kehidupan manusia”.
Pemberitaan kitab Yesaya adalah sbb:
• Penglihatan dan misi Yesaya
Sedikitnya ada dua penglihatan yang ditunjukkan (1:1; 2:1). Penglihatan itu berisi penyataan tentang Allah Mahakudus dan membuat Yesaya dalam keadaannya yang berdosa. Yesaya melihat dirinya sebagai orang berdosa dan mendapat pelayanan yang dibebankan padanya. Misi Yesaya selain menyampaikan pemberitaan tentang penolakan umat Israel oleh Allah, juga menyampaikan janji Mesianik.
• Ajaran tentang Allah
Ajaran tentang Allah dalam kitab Yesaya berisi pokok bahasan tentang Allah yang Mahakudus, Allah sebagai penyelamat, Allah sebagai penebus, Allah sebagai Bapa, Allah sebagai penguasa tertinggi, dan Roh Allah.
• Hubungan Allah dengan manusia
Ajaran kitab Yesaya tentang hubungan Allah dengan manusia adalah tentang kebenaran, keadilan dan hamba Tuhan. Kata “kebenaran” mempunyai arti “apa yang ditetapkan secara tegas, berhasil dan tetap tahan dalam kehidupan manusia”.
Nubuat Mesianik
Seperti nubuat pada umumnya, nubuatan Mesianik bukan hanya ramalan tentang peristiwa yang akan terjadi pada masa depan. Namun nubuat itu ada hubungannya dengan maa depan, khususnya dengan Mesias yang akan datang. Karena itu nubuat apapun yang mengkaitkan masa sekarang dengan rencana Allah yang pokok (yang berpuncak dalam diri Kristus) dapat disebut ‘mesianik”.
Dalam Perjanjian Lama, tidak ada istilah “Mesias” secara langsung. walaupun demikian, apa yang dikatakan oleh Perjanjian Lama secara langsung menunjukkan ciri-ciri Mesias itu sendiri, yaitu:
• Anak Daud
Ketika Yesus masuk ke Yerusalem, Dia menggenapi nubuatab Zakharia (Mat 21:5 – Zak 9:9). Demikian juga murid-murid-Nya secara jelas menghubungkan nama keturunan Daud dengan Kristus (Kis 1:16; 2:25; 2:29 – 31; 34 – 36).
• Keturunan Daud
Yesus berasal dari garis keturunan Daud dan nabi-nabi menyebut keturunan Daud akan menjadi raja di tengah-tengah mereka (Yes 9:5 – 6; 11:1; Yer 33:17, 20 – 21; 23: 5 – 6; 33:14 – 16; 30:9; Yeh 34:23 – 24).
• Mazmur-mazmur kerajaan
Mazmur-mazmur juga banyak yang mengacu kepada Yesus, misalnya mazmur 2, 45, 110, dsb.
• Kerajaan mesianik
Nabi-nabi tidak hanya menubuatkan kesinambungan dinasti Daud, melainkan ungkapan “anak Daud” mempunyai pengertian yang lebih luas dan dalam. Dalam Perjanjian Baru, gambaran Mesias digambarkan lebih dari sekedar penggenapan raja ideal, anak Daud, tetapi juga orang bijak yang melebihi Salomo (mat 12:42), Anak Manusia yang menggenapi penglihatan Daniel (Dan 7:14), nabi dan pemberi hukum yang adalah Musa yang kedua (Mat 5 – 7), imam yang lebih tinggi dari Harun (Ibr 5 – 7), hamba Allah yang mengorbankan nyawa sebagai tebusan bagi banyak orang (Mrk 10:44).
Kitab Yeremia
Yeremia adalah seorang nabi yang tidak ada taranya dalam pemahamannya tentang nubuat dan dalam kemampuannya mengungkapkan nubuat itu. Sepanjang empat puluh tahun yang penuh kekacauan, dia mewartakan firman Allah kepada raja dan rakyat dengan penuh pengorbanan. Firman Allah datang padanya pertama kali pada tahun ketiga belas pemerintahan Yosia (627 sM) ketika dia masih seorang pemuda. Pelayanan Yeremia berlangsung lebih dari empat puluh tahun, sampai sesudah tahun 586 sM, ketika Yerusalem jatuh ke tangan Nebukadnezar.
Sebagai seorang nabi, Yeremia mempunyai watak yang kuat, yang dapat dijelaskan melalui lima ciri khasnya yaitu jujur, berani melaksanakan apa-apa yang ia yakini walau harus menderita, memperlihatkan kebencian yang besar terhadap tingkah laku yang secara moral dan spiritual tidak pantas, memiliki kepekaan akan penderitaan bangsanya serta kemanusiaan yang sejati, dan mempunyai pengharapan akan masa depan berdasar kesetiaan Allah.
Unsur utama dalam pemahaman teologis Yeremia adalah tekanannya pada peristiwa keluaran sebagai pengalaman rohani Israel yang dominan. Jadi sumbangan teologis Kitab Yeremia adalah sbb:
• Kekuasaan Allah dalam sejarah
Yeremia menegaskan bahwa peristiwa-peristiwa di Yehuda, Mesir dan Babel lebih ditentukan oleh kekuasaan Allah daripada politik manusia.
• Taurat lama dan baru
Yeremia melihat dosa-dosa bangsa Israel secara keseluruhan sebagai pelanggaran terhadap hukum perjanjian. Untuk memperbaiki keadaan harus ada perjanjian yang baru yang lebih bersifat pribadi daripada janji perkawinan, ditulis dalam hati, bukan pada lempengan batu, yang menghasilkan pengenalan yang benar akan Allah, dan menjamin pengampunan sepenuhnya terhadap dosa (31:32 – 34)
• iman pribadi yang kuat
Dedikasi dan kepercayaan teguh Yeremia walau dalam penganiayaan bersumber pada Allah perjanjian saja.
Seperti nubuat pada umumnya, nubuatan Mesianik bukan hanya ramalan tentang peristiwa yang akan terjadi pada masa depan. Namun nubuat itu ada hubungannya dengan maa depan, khususnya dengan Mesias yang akan datang. Karena itu nubuat apapun yang mengkaitkan masa sekarang dengan rencana Allah yang pokok (yang berpuncak dalam diri Kristus) dapat disebut ‘mesianik”.
Dalam Perjanjian Lama, tidak ada istilah “Mesias” secara langsung. walaupun demikian, apa yang dikatakan oleh Perjanjian Lama secara langsung menunjukkan ciri-ciri Mesias itu sendiri, yaitu:
• Anak Daud
Ketika Yesus masuk ke Yerusalem, Dia menggenapi nubuatab Zakharia (Mat 21:5 – Zak 9:9). Demikian juga murid-murid-Nya secara jelas menghubungkan nama keturunan Daud dengan Kristus (Kis 1:16; 2:25; 2:29 – 31; 34 – 36).
• Keturunan Daud
Yesus berasal dari garis keturunan Daud dan nabi-nabi menyebut keturunan Daud akan menjadi raja di tengah-tengah mereka (Yes 9:5 – 6; 11:1; Yer 33:17, 20 – 21; 23: 5 – 6; 33:14 – 16; 30:9; Yeh 34:23 – 24).
• Mazmur-mazmur kerajaan
Mazmur-mazmur juga banyak yang mengacu kepada Yesus, misalnya mazmur 2, 45, 110, dsb.
• Kerajaan mesianik
Nabi-nabi tidak hanya menubuatkan kesinambungan dinasti Daud, melainkan ungkapan “anak Daud” mempunyai pengertian yang lebih luas dan dalam. Dalam Perjanjian Baru, gambaran Mesias digambarkan lebih dari sekedar penggenapan raja ideal, anak Daud, tetapi juga orang bijak yang melebihi Salomo (mat 12:42), Anak Manusia yang menggenapi penglihatan Daniel (Dan 7:14), nabi dan pemberi hukum yang adalah Musa yang kedua (Mat 5 – 7), imam yang lebih tinggi dari Harun (Ibr 5 – 7), hamba Allah yang mengorbankan nyawa sebagai tebusan bagi banyak orang (Mrk 10:44).
Kitab Yeremia
Yeremia adalah seorang nabi yang tidak ada taranya dalam pemahamannya tentang nubuat dan dalam kemampuannya mengungkapkan nubuat itu. Sepanjang empat puluh tahun yang penuh kekacauan, dia mewartakan firman Allah kepada raja dan rakyat dengan penuh pengorbanan. Firman Allah datang padanya pertama kali pada tahun ketiga belas pemerintahan Yosia (627 sM) ketika dia masih seorang pemuda. Pelayanan Yeremia berlangsung lebih dari empat puluh tahun, sampai sesudah tahun 586 sM, ketika Yerusalem jatuh ke tangan Nebukadnezar.
Sebagai seorang nabi, Yeremia mempunyai watak yang kuat, yang dapat dijelaskan melalui lima ciri khasnya yaitu jujur, berani melaksanakan apa-apa yang ia yakini walau harus menderita, memperlihatkan kebencian yang besar terhadap tingkah laku yang secara moral dan spiritual tidak pantas, memiliki kepekaan akan penderitaan bangsanya serta kemanusiaan yang sejati, dan mempunyai pengharapan akan masa depan berdasar kesetiaan Allah.
Unsur utama dalam pemahaman teologis Yeremia adalah tekanannya pada peristiwa keluaran sebagai pengalaman rohani Israel yang dominan. Jadi sumbangan teologis Kitab Yeremia adalah sbb:
• Kekuasaan Allah dalam sejarah
Yeremia menegaskan bahwa peristiwa-peristiwa di Yehuda, Mesir dan Babel lebih ditentukan oleh kekuasaan Allah daripada politik manusia.
• Taurat lama dan baru
Yeremia melihat dosa-dosa bangsa Israel secara keseluruhan sebagai pelanggaran terhadap hukum perjanjian. Untuk memperbaiki keadaan harus ada perjanjian yang baru yang lebih bersifat pribadi daripada janji perkawinan, ditulis dalam hati, bukan pada lempengan batu, yang menghasilkan pengenalan yang benar akan Allah, dan menjamin pengampunan sepenuhnya terhadap dosa (31:32 – 34)
• iman pribadi yang kuat
Dedikasi dan kepercayaan teguh Yeremia walau dalam penganiayaan bersumber pada Allah perjanjian saja.
Kitab Ratapan
Kitab Ratapan tidak diketahui siapa penulisnya karena tidak menyebutkan siapa penulisnya. Walaupun demikian tradisi Yahudi menyatakan Yeremia sebagai penulisnya. Kita ini menggambarkan bencana dari pembuangan yang penuh penderitaan. Waktu penulisan diperkirakan tahun 586 – 530 sM. Kelima pasalnya berisi ratapan Yehuda terhadap hancurnya Yerusalem dan Bait Allah pada tahun 583 sM.
Kitab Ratapan ditulis untuk mengungkapkan adanya harapan setelah penghukuman Allah. Iman penyair yang kuat memberi semangat pada generasi-generasi sebangsanya untuk menemukan harapan di tengah-tengah bencana dan membimbing orang lain kepada harapan melalui pengenalan yang mendalam terhadap Allah. Kitab ini mempunyai tiga pokok utama yang terjalin bersama yaitu pemahaman yang mendalam para nabi akan penghakiman dan rahmat Allah, pergumulan orang bijak dalam misteri penderitaan, dan ungkapan liturgis dari para imam tentang penyesalan dan harapan.
Kitab Zefanya Dan Yoel
Kitab Zefanya
Nabi Zefanya hidup di antara masa yesaya dan Yeremia. Sepanjang pemerintahan Manasye selama lima puluh tahun tidak ada suara kenabian sampai Zefanya dipanggil. Pemberitaannya mendukung pekerjaan Yeremia dan mendukung pembaruan-pembaruan yang dilakukan oleh raja Yosia. Kitab ini mempunyai dua tema utama yaitu:
• Ancaman hukuman besar yang akan segera datang (1:2 – 3:7)
• Harapan akan keselamatan kelak (3:8 – 20)
Kitab Yoel
Penulisan kitab Yoel agak sukar ditetapkan waktunya. Secara tradisi ada dua pendapat yaitu pada masa pemerintahan raja Yoas (835 – 796 sM) dan setelah Israel kembali dari pembuangan (akhir abad ke 5 sM). Kitab ini mempunyai dua bagian penting yaitu:
• Tulah belalang dan hari Tuhan (1:1 – 2:17)
• Kemenangan yang akan datang (2:18 – 3:21)
Pada bagian pertama nabi Yoel berbicara dan pada bagian kedua Tuhanlah yang berbicara. Titik balik ada pada 2:18 di mana Tuhan menanggapi pertobatan umat-Nya dan membawa pembebasan.
Kitab Nahum Dan Habakuk
Kitab Nahum
Nabi Nahum bernubuat pada masa di antara dua peristiwa penting yaitu jatuhnya kota Tebe ke tangan Asyur pada tahun 663 sM (3:8 – 10) dan hancurnya Niniwe pada tahun 612 sM (1:1; 2:8; 3:7). Nubuatan Nahum sepenuhnya berpusat pada penghancuran musuh bebuyutan Israel. Nahum adalah seorang penulis sastra yang baik dan hanya sedikit yang dapat menandinginya.
Kitab Habakuk
Masa hidup dan pelayanan Habakuk kira-kira pada perempatan terakhir abad ke-7 sM, kira-kira sezaman dengan Zefanya, Yeremia, Nahum dan mungkin Yoel. Alur isi kitab ini adalah sbb:
• Keluhan Habakuk mengenai penghukuman Allah yang “tertunda” (1:2 – 4)
• Jawaban Allah bahwa Babel akan menghukum Yehuda (1:5 – 11)
• Pertanyaan Habakuk mengapa Allah memakai bangsa yang jahat (1:12 – 17)
• Jawaban Allah bahwa Babel akan mendapat balasan setimpal (2: 6, 9, 12, 15, 19)
• Respon Habakuk dengan mengaku percaya pada perjanjian-Nya (3)
Kitab Obaja
Kitab ini adalah yang tersingkat dalam Perjanjian Lama, hanya terdiri dari 21 ayat. Nabi Obaja berasal dari Yehuda dan menerima penglihatan mengenai Edom. Isi kitab ini adalah sbb:
• Penglihatan mengenai Edom (1 – 14)
Pengumuman jatuhnya Edom (1 – 4)Ø
Penghancuran total (5 – 9)Ø
Alasan: kekejaman Edom terhadap Yehuda (10 – 14)Ø
• Hari Tuhan (15 – 21)
Penghakiman atas bangsa-bangsa (15 – 16)Ø
Pembebasan Yehuda (17 – 20)Ø
Kerajaan Allah (21)Ø
Kitab Yehezkiel
Kitab Yehezkiel berasal dari zaman pembuangan (597 – 538 sM) antara tahun 593 – 571 sM. Kitab ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
• Hukuman atas Israel (1 – 24)
• Hukuman atas bangsa-bangsa kafir (25 – 32)
• Pembaruan Israel (33 – 48)
Secara teologi, kitab ini memberikan beberapa hal yaitu:
• Penglihatan akan Allah kepada Yehezkiel
• Penyembahan berhala bangsa Israel
• Tanggung jawab pribadi dengan menolak pengelakan kesalahan generasi lalu
• Peristiwa pembuangan adalah akibat langsung kegagalan Israel memlihara hari Sabat (17:21 – 27)
• Nubuatan melawan Tirus
• Yehezkiel menubuatkan hukuman terhadap bangsa-bangsa yang kejam, ketakutan di dunia orang-orang hidup
• Nubuatan akan Gembala yang sejati
• Pemberian hati dan roh yang baru
Kitab Daniel
Kitab Daniel berisi salah satu berita terbesar dalam Perjanjian Lama yaitu kerajaan-kerajaan dunia akan diganti dengan kerajaan Allah. Kitab ini termasuk jenis sastra “apokaliptik” yang menyingkapkan peristiwa-peristiwa yang akan datang. Isi kitab ini dibagi menjadi dua yaitu cerita-cerita (1 – 6) dan penglihatan-penglihatan (7 – 12). Garis besar isinya adalah sbb:
• Daniel dan raja-raja Babel dan Persia (1 – 6)
Daniel dan teman-temannya dibawa ke Babel (1)Ø
Mimpi raja tentang patung (2:1 – 16)Ø
Patung emas (3:1 – 7)Ø
Mimpi Nebukadnezar tentang pohon (4:4 – 18)Ø
Perjamuan Belsyazar; tulisan pada dinding (5:1 – 12)Ø
Daniel dalam gua singa (6:1 – 18)Ø
• Mimpi dan penglihatan Daniel (7 – 12)
Keempat binatang dari dalam laut (7:1 – 18)Ø
Domba jantang, kambing jantan dan tanduk (8:1 – 14)Ø
Tujuhpuluh tahun yang dinubuatkan Yeremia (9:1 – 2)Ø
Penglihatan di tepi sangai Tigris (10:1 – 14)Ø
Raja negeri Utara dan raja negeri Selatan (11:2 – 28)Ø
Waktu kesesakan; kebangkitan (12:1 – 4)Ø
Kitab Ratapan tidak diketahui siapa penulisnya karena tidak menyebutkan siapa penulisnya. Walaupun demikian tradisi Yahudi menyatakan Yeremia sebagai penulisnya. Kita ini menggambarkan bencana dari pembuangan yang penuh penderitaan. Waktu penulisan diperkirakan tahun 586 – 530 sM. Kelima pasalnya berisi ratapan Yehuda terhadap hancurnya Yerusalem dan Bait Allah pada tahun 583 sM.
Kitab Ratapan ditulis untuk mengungkapkan adanya harapan setelah penghukuman Allah. Iman penyair yang kuat memberi semangat pada generasi-generasi sebangsanya untuk menemukan harapan di tengah-tengah bencana dan membimbing orang lain kepada harapan melalui pengenalan yang mendalam terhadap Allah. Kitab ini mempunyai tiga pokok utama yang terjalin bersama yaitu pemahaman yang mendalam para nabi akan penghakiman dan rahmat Allah, pergumulan orang bijak dalam misteri penderitaan, dan ungkapan liturgis dari para imam tentang penyesalan dan harapan.
Kitab Zefanya Dan Yoel
Kitab Zefanya
Nabi Zefanya hidup di antara masa yesaya dan Yeremia. Sepanjang pemerintahan Manasye selama lima puluh tahun tidak ada suara kenabian sampai Zefanya dipanggil. Pemberitaannya mendukung pekerjaan Yeremia dan mendukung pembaruan-pembaruan yang dilakukan oleh raja Yosia. Kitab ini mempunyai dua tema utama yaitu:
• Ancaman hukuman besar yang akan segera datang (1:2 – 3:7)
• Harapan akan keselamatan kelak (3:8 – 20)
Kitab Yoel
Penulisan kitab Yoel agak sukar ditetapkan waktunya. Secara tradisi ada dua pendapat yaitu pada masa pemerintahan raja Yoas (835 – 796 sM) dan setelah Israel kembali dari pembuangan (akhir abad ke 5 sM). Kitab ini mempunyai dua bagian penting yaitu:
• Tulah belalang dan hari Tuhan (1:1 – 2:17)
• Kemenangan yang akan datang (2:18 – 3:21)
Pada bagian pertama nabi Yoel berbicara dan pada bagian kedua Tuhanlah yang berbicara. Titik balik ada pada 2:18 di mana Tuhan menanggapi pertobatan umat-Nya dan membawa pembebasan.
Kitab Nahum Dan Habakuk
Kitab Nahum
Nabi Nahum bernubuat pada masa di antara dua peristiwa penting yaitu jatuhnya kota Tebe ke tangan Asyur pada tahun 663 sM (3:8 – 10) dan hancurnya Niniwe pada tahun 612 sM (1:1; 2:8; 3:7). Nubuatan Nahum sepenuhnya berpusat pada penghancuran musuh bebuyutan Israel. Nahum adalah seorang penulis sastra yang baik dan hanya sedikit yang dapat menandinginya.
Kitab Habakuk
Masa hidup dan pelayanan Habakuk kira-kira pada perempatan terakhir abad ke-7 sM, kira-kira sezaman dengan Zefanya, Yeremia, Nahum dan mungkin Yoel. Alur isi kitab ini adalah sbb:
• Keluhan Habakuk mengenai penghukuman Allah yang “tertunda” (1:2 – 4)
• Jawaban Allah bahwa Babel akan menghukum Yehuda (1:5 – 11)
• Pertanyaan Habakuk mengapa Allah memakai bangsa yang jahat (1:12 – 17)
• Jawaban Allah bahwa Babel akan mendapat balasan setimpal (2: 6, 9, 12, 15, 19)
• Respon Habakuk dengan mengaku percaya pada perjanjian-Nya (3)
Kitab Obaja
Kitab ini adalah yang tersingkat dalam Perjanjian Lama, hanya terdiri dari 21 ayat. Nabi Obaja berasal dari Yehuda dan menerima penglihatan mengenai Edom. Isi kitab ini adalah sbb:
• Penglihatan mengenai Edom (1 – 14)
Pengumuman jatuhnya Edom (1 – 4)Ø
Penghancuran total (5 – 9)Ø
Alasan: kekejaman Edom terhadap Yehuda (10 – 14)Ø
• Hari Tuhan (15 – 21)
Penghakiman atas bangsa-bangsa (15 – 16)Ø
Pembebasan Yehuda (17 – 20)Ø
Kerajaan Allah (21)Ø
Kitab Yehezkiel
Kitab Yehezkiel berasal dari zaman pembuangan (597 – 538 sM) antara tahun 593 – 571 sM. Kitab ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
• Hukuman atas Israel (1 – 24)
• Hukuman atas bangsa-bangsa kafir (25 – 32)
• Pembaruan Israel (33 – 48)
Secara teologi, kitab ini memberikan beberapa hal yaitu:
• Penglihatan akan Allah kepada Yehezkiel
• Penyembahan berhala bangsa Israel
• Tanggung jawab pribadi dengan menolak pengelakan kesalahan generasi lalu
• Peristiwa pembuangan adalah akibat langsung kegagalan Israel memlihara hari Sabat (17:21 – 27)
• Nubuatan melawan Tirus
• Yehezkiel menubuatkan hukuman terhadap bangsa-bangsa yang kejam, ketakutan di dunia orang-orang hidup
• Nubuatan akan Gembala yang sejati
• Pemberian hati dan roh yang baru
Kitab Daniel
Kitab Daniel berisi salah satu berita terbesar dalam Perjanjian Lama yaitu kerajaan-kerajaan dunia akan diganti dengan kerajaan Allah. Kitab ini termasuk jenis sastra “apokaliptik” yang menyingkapkan peristiwa-peristiwa yang akan datang. Isi kitab ini dibagi menjadi dua yaitu cerita-cerita (1 – 6) dan penglihatan-penglihatan (7 – 12). Garis besar isinya adalah sbb:
• Daniel dan raja-raja Babel dan Persia (1 – 6)
Daniel dan teman-temannya dibawa ke Babel (1)Ø
Mimpi raja tentang patung (2:1 – 16)Ø
Patung emas (3:1 – 7)Ø
Mimpi Nebukadnezar tentang pohon (4:4 – 18)Ø
Perjamuan Belsyazar; tulisan pada dinding (5:1 – 12)Ø
Daniel dalam gua singa (6:1 – 18)Ø
• Mimpi dan penglihatan Daniel (7 – 12)
Keempat binatang dari dalam laut (7:1 – 18)Ø
Domba jantang, kambing jantan dan tanduk (8:1 – 14)Ø
Tujuhpuluh tahun yang dinubuatkan Yeremia (9:1 – 2)Ø
Penglihatan di tepi sangai Tigris (10:1 – 14)Ø
Raja negeri Utara dan raja negeri Selatan (11:2 – 28)Ø
Waktu kesesakan; kebangkitan (12:1 – 4)Ø
Kitab Hagai
Orang Yahudi yang hidup dalam pembuangan di Babel mulai berkeluarga dan berkembang. Sebagian dari mereka pulang di bawah ezra dan Nehemia, namun sebagian memilih tetap tinggal di Babel. Nabi Hagai hidup sezaman dengan Zakharia. Kitab ini berisi empat nubuat yang disampaikan dalam empat bulan sbb:
• Hagai 1:1 – 11
Nubuat ini ditujukan kepada Zerubabel dan kepada imam besar Yosua untuk menyelesaikan pembangunan kembali Rumah Allah.
• Hagai 2:1b – 10
Nubuat kedua ditujukan kepada Bupati, imam besar dan bangsa itu mengenai kemegahan Rumah Allah.
• Hagai 2:11 – 20
Nubuat ini merupakanb percakapan antara Tuhan dan Hagai. Allah berjanji memberkati mereka jika bertobat.
• Hagai 2:21 – 24
Nubuat ini ditujukan kepada Zerubabel. Isinya bersifat eskalotogis karena Tuhan mengatakan akan merontokkan tahta raja-raja dan membuat Zerubabel “seperti cincin materai” sebab dia yang dipilih-Nya.
Kitab Zakaria
Arti nama Zakaria adalah “Tuhan telah mengingat”. Zakaria hidup sezaman dengan nabi Hagai. Kitab ini dibagi menjadi dua bagian. Pasal 1 -8 adalah nubuat-nubuat yang diberi keterangan waktu dan pasal 9 – 14 tidak diberi keterangan waktu. Garis besar kitab ini adalah sbb:
• Seruan untuk bertobat (1:1 – 6)
• Penglihatan-penglihatan malam (1:7 – 6:8)
• Peristiwa-peristiwa menjelang akhir zaman (9 – 11)
• Peristiwa-peristiwa akhir zaman (12 – 14)
Kitab Maleakhi
Kitab Maleakhi adalah kitab terakhir dari 12 kitab nabi kecil di Perjanjian Lama. Kata Maleakhi berarti “utusanku”. Pada saat penulisan nubuat ini Rumah Allah telah didirikan kembali dan ibadat berlangsung kembali. Keadaan waktu itu digambarkan bahwa kembalinya mereka dari pembuangan tidak membawa suatu zaman mesianis. Akibatnya mereka menjadi tawar hati, menangis, dan ragu-ragu. Perzinahan, sumpah palsu, penindasan, dan diskriminasi merajalela. Agama diremehkan dengan kawin campur yang dilarang.
Struktur kitab ini adalah sbb:
• Judul (1:1)
• Kasih Tuhan dilukiskan oleh nasib edom (1:2 – 5)
• Kecaman terhadap para imam (1:6 – 2:9)
• Penyembahan berhala dan kawin campur (2:10 – 16)
• Allah yang adil (2:17 – 3:5)
• Persepuluhan yang tidak diberikan (3:6 – 12)
• Orang benar dan orang fasik (3:13 – 18)
• Elia dan hari Tuhan (4)
Sedangkan topik teologi kitab ini adalah tentang:
• Tuhan semesta alam
• Teodisi atau pembenaran tindakan Allah
• Perintis jalan, yaitu hanya nabi Maleakhi yang mengajarkan tentang kedatangan kembali nabi Elia.
Orang Yahudi yang hidup dalam pembuangan di Babel mulai berkeluarga dan berkembang. Sebagian dari mereka pulang di bawah ezra dan Nehemia, namun sebagian memilih tetap tinggal di Babel. Nabi Hagai hidup sezaman dengan Zakharia. Kitab ini berisi empat nubuat yang disampaikan dalam empat bulan sbb:
• Hagai 1:1 – 11
Nubuat ini ditujukan kepada Zerubabel dan kepada imam besar Yosua untuk menyelesaikan pembangunan kembali Rumah Allah.
• Hagai 2:1b – 10
Nubuat kedua ditujukan kepada Bupati, imam besar dan bangsa itu mengenai kemegahan Rumah Allah.
• Hagai 2:11 – 20
Nubuat ini merupakanb percakapan antara Tuhan dan Hagai. Allah berjanji memberkati mereka jika bertobat.
• Hagai 2:21 – 24
Nubuat ini ditujukan kepada Zerubabel. Isinya bersifat eskalotogis karena Tuhan mengatakan akan merontokkan tahta raja-raja dan membuat Zerubabel “seperti cincin materai” sebab dia yang dipilih-Nya.
Kitab Zakaria
Arti nama Zakaria adalah “Tuhan telah mengingat”. Zakaria hidup sezaman dengan nabi Hagai. Kitab ini dibagi menjadi dua bagian. Pasal 1 -8 adalah nubuat-nubuat yang diberi keterangan waktu dan pasal 9 – 14 tidak diberi keterangan waktu. Garis besar kitab ini adalah sbb:
• Seruan untuk bertobat (1:1 – 6)
• Penglihatan-penglihatan malam (1:7 – 6:8)
• Peristiwa-peristiwa menjelang akhir zaman (9 – 11)
• Peristiwa-peristiwa akhir zaman (12 – 14)
Kitab Maleakhi
Kitab Maleakhi adalah kitab terakhir dari 12 kitab nabi kecil di Perjanjian Lama. Kata Maleakhi berarti “utusanku”. Pada saat penulisan nubuat ini Rumah Allah telah didirikan kembali dan ibadat berlangsung kembali. Keadaan waktu itu digambarkan bahwa kembalinya mereka dari pembuangan tidak membawa suatu zaman mesianis. Akibatnya mereka menjadi tawar hati, menangis, dan ragu-ragu. Perzinahan, sumpah palsu, penindasan, dan diskriminasi merajalela. Agama diremehkan dengan kawin campur yang dilarang.
Struktur kitab ini adalah sbb:
• Judul (1:1)
• Kasih Tuhan dilukiskan oleh nasib edom (1:2 – 5)
• Kecaman terhadap para imam (1:6 – 2:9)
• Penyembahan berhala dan kawin campur (2:10 – 16)
• Allah yang adil (2:17 – 3:5)
• Persepuluhan yang tidak diberikan (3:6 – 12)
• Orang benar dan orang fasik (3:13 – 18)
• Elia dan hari Tuhan (4)
Sedangkan topik teologi kitab ini adalah tentang:
• Tuhan semesta alam
• Teodisi atau pembenaran tindakan Allah
• Perintis jalan, yaitu hanya nabi Maleakhi yang mengajarkan tentang kedatangan kembali nabi Elia.
Literatur:
a. Hill,
Andrew, Survei Perjanjian Lama. Malang:
Gandum Mas, 1995.
b. Wilkinson,
Bruce dan Boa, Kenneth. Talk Thru The
Bible. Nasville: Thomas NelsonPublishers.
c. Lasor,
W.S.et.al. pengantar Perjanjian Lama
1-Taurat dan sejarah. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994.
d. Lasor,
W.S.et.al. pengantar Perjanjian Lama
2-sastra dan Nabi-nabi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994.
e. Baker,
D.L. mari Mengenal Perjanjian Lama. Jakarta
BPK Gunung Mulia, 1992
f. Mulder,
D.C. pembimbing Ke Dalam Perjanjian Lama.
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1963
g. Groenen,
C. pengantar Ke Dalam Perjanjian Lama. 2 Jilid.
Yogyakarta: Kanisius, 1980
h. Archer,
Gleason. L. Jr. A Survey of Old Testament
Introduction. Chicago: Moody Press. 1974.
i.
Green, Dennis. Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian
Lama. Malang: Gandum Mas.
j.
Deuren, A. van. Purbakala Alkitab dalam Kata dan Gambar. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1982.
k. Rowley, h.H. atlas Alkitab. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1979.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar