Senin, 21 September 2015

Introduksi Perjanjian Baru


PENGANTAR PERJANJIAN BARU



I.      LATAR BELAKANG POLITIK, SOSIAL, DAN EKONOMI DUNIA PB
A. PENDAHULUAN
a. Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru
Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing PB, yang kadang disebut juga Ilmu Pengantar PB, adalah bagian dalam Ilmu Teologia Biblika yang baru dikenal secara umum pada abad ke 19. Sumbangsih ilmu ini sangat besar khususnya dalam penyediaan bahan-bahan penting yang dapat menolong kita menyelidiki dan menafsirkan Alkitab secara bertanggung jawab.

1. Latar Belakang
Mengapa diperlukan pengetahuan khusus untuk dapat menginterpretasikan Alkitab dengan tepat? Orang Kristen sering mendapati bahwa mengerti isi Alkitab tidaklah mudah, karena ada jurang pemisah yang cukup besar baik dalam hal waktu penulisan maupun dalam latar belakang dan budaya antara jaman PB dan pembaca sekarang. Oleh karena itu dengan mengetahui informasi yang cukup tentang segala sesuatu sekitar latar belakang penulis dan penulisannya, maka hal ini akan dapat membantu kita menjembatani jurang pemisah itu.

2. Definisi
Secara umum dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pembimbing dan Pengetahuan PB adalah ilmu yang menyelidiki dan mempelajari latar belakang sejarah dan budaya sekitar jaman Perjanjian Baru, yaitu jaman ketika Tuhan Yesus dan rasul-rasul masih hidup. Secara khusus akan dipelajari pula latar belakang penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru, yaitu tentang penulis, penerima, tahun dan tempat penulisan, dan hal-hal yang penting sehubungan dengan tema dan tujuan penulis menuliskan kitab-kitab PB.

3. Tujuan
Tujuan mempelajari Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing PB adalah untuk mendapatkan informasi tentang latar belakang dunia PB dan penulisan kitab-kitab PB sehingga dapat memperkaya wawasan kita dalam memberikan interpretasi (penafsiran) yang tepat terhadap isi dan pengertian Firman Tuhan yang diinspirasikan dalam kitab-kitab PB.

b. Pembagian Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing PB
Drs. M.E. Duyverman, dalam bukunya Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, membagi ilmu ini menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Ilmu Pembimbing Khusus
Ilmu yang memeriksa seluk beluk kitab-kitab PB satu persatu, dengan mengajukan serentetan pertanyaan-pertanyaan seperti di bawah ini:
- Siapakah penulis kitab tsb.?
- Kapankah dan di manakah kitab tsb. ditulis?
- Kepada siapakah dan dengan maksud apakah kitab tsb. ditulis?

2. Ilmu Pembimbing Umum
Ilmu yang memeriksa kitab-kitab Perjanjian Baru secara keseluruhan, termasuk didalamnya adalah Ilmu Salinan (textual criticism) dan Kanonisasi.


c. Pembagian Kitab-kitab dalam Perjanjian Baru
Seluruh jumlah kitab kanon Perjanjian Baru adalah 27 kitab dan biasanya digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Kitab-kitab Sejarah: 4 Kitab-kitab Injil dan 1 Kisah Para Rasul
2. Kitab Surat-surat:
a. 13 Surat-surat Paulus dan 1 Surat Ibrani
b. 7 Surat-surat Am (Umum)
3. Kitab Eskatologi: Kitab Wahyu




B. LATAR BELAKANG POLITIK, SOSIAL DAN EKONOMI DUNIA PB
a. LATAR BELAKANG POLITIK

1. Masa Peralihan: Masa Sesudah PL dan Sebelum PB
Masa-masa sesudah PL dan sebelum PB sering dikatakan sebagai masa-masa gelap karena Allah tidak mengirim nabi-nabi-Nya untuk berbicara kepada umat Israel. Namun demikian masa ini justru menjadi masa yang sangat penting karena sekalipun kelihatannya diam Allah bekerja dibalik sejarah umat manusia untuk mempersiapkan mereka menerima pelaksanaan rencana Agung-Nya.

Masa "sesudah PL dan sebelum PB" ini disebut sebagai Masa Peralihan atau Jaman Intertestamental yang berlangsung kurang lebih 400 tahun. Dalam masa ini Allah memakai 3 bangsa yang mengambil peranan utama dalam mempersiapkan masa Perjanjian Baru. Dari catatan kitab-kitab Makabe dan tulisan-tulisan Yosefus, kita mengetahui fakta-fakta berikut ini:

1. Bangsa Yahudi/Ibrani :
Bangsa pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam mentaati dan mengemban tugasnya sebagai umat pilihan Allah, sehingga Allah sering harus menghukum mereka dengan membuang mereka menjadi tawanan bangsa-bangsa lain. Namun justru dengan cara itu Allah menggunakannya untuk maksud baik-Nya. Pada waktu bangsa Israel dibuang ke tanah Babilonia, mereka tercerai berai ke seluruh dunia. Ketika bangsa ini hidup di tengah-tengah bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, bangsa Israel disadarkan akan pentingnya mempertahankan iman, menyembah Allah yang monotheisme dan mentaati Hukum Taurat. Melalui bangsa inilah Allah menyediakan jalan yang sangat baik untuk melihara kelangsungan sejarah keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat manusia.

2. Bangsa Yunani :
Bangsa Yunani melalui Aleksander memberikan sumbangan yang besar dalam mempersatukan seluruh dunia dalam satu bahasa, yaitu bahasa Yunani. Hal ini memberikan pengaruh yang besar, karena bahasa Yunani akhirnya dipakai menjadi bahasa internasional pada masa itu. Ini memberikan keuntungan yang sangat besar karena bahasa Yunani adalah bahasa berpikir, bahasa yang sangat dibutuhkan oleh penulis-penulis kitab-kitab PB dalam mengungkapkan istilah-istilah teologia dengan benar dan akurat.

3. Bangsa Romawi :
Penguasa Romawi yang menduduki
tanah Israel (Palestina) menciptakan suasana yang relatif damai sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara. Keadaan ini sangat diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga ketika Injil disebarkan. Selain itu ada banyak kontribusi yang diberikan oleh orang-orang Romawi, baik dalam bidang hukum maupun filsafat yang sangat berguna bagi persiapan penulisan kitab-kitab PB.

b. Masa Pemerintahan Romawi
Latar belakang politik dalam dunia Perjanjian Baru adalah kekaisaran Romawi. Merrill C. Tenney dalam bukunya Survei Perjanjian Baru telah memberikan uraian terperinci tentang hal ini. Negara Romawi berdiri tahun 753 SM, yang sebelumnya hanya terdiri dari beberapa kelompok masyarakat di beberapa desa yang akhirnya merebut banyak kota dan menjadi kerajaan yang besar tahun 265 SM.

Berikut ini adalah kaisar-kaisar Romawi yang memerintah pada masa Perjanjian Baru:
1.
Agustus (27 sM - 14 M). Ketika Tuhan Yesus lahir, pemerintahan sedang dipegang oleh Kaisar Agustus. Dialah yang memerintahkan sensus penduduk di Palestina. Lukas 2:1
2. Tiberius (14-37 M). Ia memerintah semasa Tuhan Yesus dewasa - mati.
3. Caligula (37-41 M). Kaisar yang menganggap dirinya dewa untuk disembah. Banyak orang Kristen mula-mula yang mati karena melawan perintah untuk menyembah kepada kaisar.
4. Nero (54-68 M). Kaisar yang kejam dan semena-mena menganiaya orang Kristen. Paulus dan Petrus mati syahid pada masa pemerintahannya.
5. Vespasian (69-79 M). Pada masa pemerintahannya kota Yerusalem dihancurkan, termasuk bangunan Bait Allah.
Jenderal Titus.
6. Domitianus (81-96 M). Melakukan penindasan yang sangat kejam terhadap orang-orang Kristen. Memerintah pada masa tua Rasul Yohanes.

Palestina menjadi salah satu negara jajahan Kerajaan Romawi diperkirakan sejak tahun 63 sM. Kisah dalam PB diawali dari masa pemerintahan Herodes (37sM - 4M) yang ditunjuk oleh pemerintah Romawi sebagai raja Yahudi. Sebutan provinsi diberikan kepada daerah-daerah baru yang ditaklukkan Romawi. Untuk provinsi yang relatif damai dan setia pada Roma, pemerintahan dipimpin oleh seorang gubernur. Sedangkan wilayah yang rawan dipimpin oleh seorang wali negeri. [Lihat: Kis. 13:7; 18:12; Mat. 27:11]

Daerah-daerah jajahan (provinsi) ini biasanya mendapat kebebasan (otonomi) untuk berdiri sendiri. Kebebasan agama pun juga diberikan kepada mereka (religio licita). Penarikan pajak juga diserahkan kepada pemerintahan setempat, tetapi di bawah pengawasan
Roma.

C. LATAR BELAKANG SOSIAL
Di kalangan masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah kelompok ningrat yang kaya karena merekalah yang menguasai perdagangan dan pajak di
Bait Suci. Sedangkan kelompok mayoritas penduduk biasanya miskin. Mata pencaharian mereka antara lain, petani, peternak, nelayan dan wiraswastawan kecil lainnya.

Dalam masyarakat non-Yahudi, ada pembagian kelas masyarakat sbb.: kaum ningrat, kelas menengah, rakyat jelata, kaum budak dan penjahat.

D. LATAR BELAKANG EKONOMI
Keadaan tanah daerah sekitar Laut Tengah masa itu cukup subur sehingga hasil pertanian menjadi sumber hasil utama. Industri belum berkembang, hanya untuk menghasilkan kebutuhan sehari-hari, misalnya bejana, kain linen, hasil keramik barang rumah tangga. Barang-barang mahal adalah hasil import negara lain.



1. Mata uang
Mata uang logam yang berlaku saat itu adalah denarius (dinar), dan uang emas aureus (pound). Satu dinar adalah upah pekerja untuk satu hari kerja (Mat. 20:2). Tetapi karena pemerintahan provinsi diijinkan mencetak uang sendiri, maka tidak heran kalau banyak beredar mata-mata uang yang berbeda (Mat. 21:12). Usaha pinjam meminjam uang juga sangat populer saat itu.

2. Arus perjalanan
Arus perjalanan sangat lancar jaman itu, karena adanya sistem jalan raya yang sangat baik. Sistem jalan raya ini menghubungkan kota Roma dengan daerah-daerah jajahan yang terbentang luas.

3. Arus perdagangan
Arus perdagangan dari dan ke luar negeri dilakukan lewat laut. Pelabuhan Aleksandria adalah salah satu pelabuhan terpenting. Banyak kapal-kapal besar berlayar dari sini. Hasil perdagangan yang banyak didatangkan adalah biji-bijian.







II.               LATAR BELAKANG AGAMA DUNIA PB
1. LATAR BELAKANG DUNIA PB
Di bawah pemerintahan kaisar Augustus, kesusasteraan Romawi dibangkitkan lagi. Tulisan-tulisan mereka berupa drama-drama dan cerita-cerita mitos Yunani.

a. Ilmu Pengetahuan
Dalam hal ilmu pengetahuan sudah dikenal ilmu alam sederhana, ilmu pengobatan umum, ilmu bahasa dan pidato. Seni dan ilmu arsitektur adalah yang paling maju pesat. Banyak dibangun jembatan, saluran air, gedung-gedung kesenian dan patung-patung. Ilmu perbintangan banyak dinikmati masyarakat.

b. Hiburan
Untuk hiburan banyak dipertunjukkan pertunjukkan-pertunjukkan musik untuk menghibur kaum jelata. (tambur, kecapi, seruling dan harpa). Sedangkan hiburan untuk kaum ningrat (kaya) adalah pertarungan berdarah antara manusia dan hewan (gladiator) di arena-arena pertunjukkan.

c. Bahasa
Bahasa yang dipakai bermacam-macam: Latin, Yunani, Aramaik dan Yahudi (Ibrani), masing-masing bahasa mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan untuk tujuan yang berbeda.


d. Sistem Pendidikan
Sistem Pendidikan sudah lama dikenal, baik dikalangan masyarakat Yahudi ataupun non-Yahudi. Masyarakat Yahudi, terutama keluarga memberikan perhatian yang sangat besar dalam pendidikan terhadap generasi penerusnya. Tujuan utama adalah agar mereka memelihara budaya dan agama nenek moyang. Ketika ada di tanah Pembuangan pendidikan dilaksanakan di tempat ibadah Sinagoge.

2. LATAR BELAKANG AGAMA DUNIA PB

A. Agama Primitif
Agama primitif orang Romawi adalah pemujaan terhadap dewa-dewi Yunani, walaupun tidak berlangsung lama, (hanya sampai abad pertama) karena rakyat tidak lagi melihat manfaatnya. Bahkan justru sebaliknya, cerita dewa-dewi itu merusak moral dan kehidupan kaum muda.

Pemujaan kepada kaisar sangat menguntungkan negara karena mendatangkan kesatuan. Tetapi di lain pihak mendatangkan penganiayaan bagi orang Kristen.

Selain pemujaan-pemujaan itu ada juga pemujaan kepada agama-agama rahasia dan alam gaib. Namun ini pun kurang memuaskan kehidupan rohani mereka.

Untuk mengatasi itu lahirlah banyak filsafat-filsafat pemikiran yang sistematis yang lebih disukai karena sanggup memuaskan intelektual yang mereka puja. Contoh aliran-aliran filsafat yang ada pada saat itu: Platonisme, Gnostisisme, Neo-platonisme, Epikurianisme, Stoicisme, Skeptisisme dll.

B. Yudaisme
Bangsa Yahudi dan agama Yudaisme adalah dua sisi mata koin yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk dunia Perjanjian Baru, karena dari sanalah kekristenan lahir. Hampir semua penulis-penulis PB adalah orang-orang Yahudi yang mempunyai latar belakang agama Yudaisme. Oleh karena itu untuk memahami tulisan-tulisan PB dengan baik akan ditentukan dari seberapa jauh kita mengerti tentang bangsa Yahudi dan agama Yahudi.


1. Latar Belakang
Untuk memahami sejarah bangsa Yahudi, kita harus kembali melihat jauh ke belakang kepada panggilan Allah terhadap Abraham. karena dari Abrahamlah bangsa "pilihan" ini berasal.

Namun demikian, agama Yudaisme sebenarnya baru dimulai pada masa "penyebaran" (diaspora) yang terjadi sejak tahun 734 SM, ketika puluhan ribu orang Yahudi dibuang keluar dari tanah kelahiran mereka.Di tanah pembuangan itulah orang-orang Yahudi yang setia kepada Taurat mulai merasakan kesulitan besar untuk tetap beribadah dan mentaati Hukum dan Taurat mereka.

Sebagian dari mereka yang dibuang ini mulai tergoda untuk mengadopsi cara-cara hidup kafir, bahkan juga agama kafir. Melihat tantangan yang besar ini mulailah orang-orang Yahudi sadar betapa berharganya kepercayaan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Oleh karena itu mereka mulai memikirkan tentang bagaimana mempelajari agama nenek moyang mereka yang berisi hukum Taurat itu dengan sungguh-sungguh supaya mereka tidak dicemari dengan budaya dan dunia kafir. Dari sinilah Yudaisme secara resmi lahir. Salah seorang pelopor utama gerakan ini adalah Ezra, ia mengetuai badan yang disebut sinagoge agung. Badan yang terdiri dari 120 orang ini bertugas untuk menghidupkan, memulihkan dan menggolong-golongkan kitab-kitab PL. Tapi akhirnya badan ini diganti dengan dewan
Sanhedrin. [Lihat: Dan. 1:5-8; 3:4-7: Ezr. 7:1-6]


2. Pusat Ibadah Yahudi di Yerusalem

Sebelum masa penyebaran/pembuangan, Bait Suci di Yerusalem (yang dibangun oleh Raja Salomon) adalah satu-satunya pusat ibadah bagi orang Yahudi. Isi ibadah mereka adalah melakukan perjalanan ke Yerusalem secara teratur dan mengadakan upacara korban sembelihan di sana. Setelah mereka dibuang ke tanah asing, mereka tidak mungkin lagi ke Bait Suci untuk beribadah, apalagi setelah Yerusalem dihancurkan (586 SM). Upaya yang mereka lakukan untuk menggantikan ibadah adalah dengan menggiatkan kembali pengajaran tentang Hukum dan Taurat sebagai pusat ibadah mereka yang baru.

Walaupun Bait Suci kemudian dibangun kembali, ada banyak orang Yahudi yang masih tinggal di tanah asing dan tidak kembali ke Palestina, bahkan ternyata lebih banyak orang Yahudi yang tinggal di luar negara mereka. Untuk memenuhi kebutuhan rohani dan ibadah mereka maka dibangunlah sinagoge-sinagoge di kota-kota di mana orang Yahudi tinggal. Sinagoge (artinya rumah ibadat orang Yahudi) tidak bisa dikatakan sebagai tiruan Bait Suci Yerusalem, karena selain ukuran yang jauh lebih kecil, juga tidak disediakan tempat untuk membakar korban. Sebagai gantinya dilakukan doa, membaca Taurat, memelihara hari Sabat, sunat dan memelihara hukum-hukum PL yang mengatur soal makanan. Inilah yang akhirnya menjadi pusat ibadah Yudaisme.
(Lihat: Maz. 137: 1-5)

3. Tempat Ibadah Yahudi - Sinagoge
Sejak jaman penyebaran/pembuangan peranan sinagoge dalam melestarikan agama dan budaya Yahudi sangat besar. Di sinilah Yudaisme bertumbuh dan mengalami kedewasaan. Di setiap kota besar dimana ada kelompok orang Yahudi tinggal didirikanlah sinagoge. Akhirnya sinagoge juga menjadi balai sosial di mana penduduk Yahudi di kota itu berkumpul setiap hari minggu untuk belajar tentang tradisi dan agama Yudaisme. Kesuksesan pemakaian rumah ibadat orang Yahudi ini sangat mengesankan, sehingga pada waktu orang-orang Yahudi perantauan pulang ke tanah airnya, sistem ibadah di sinagoge ini dibawa dan tetap dipraktekkan sampai jaman Yesus dan para Rasul.

Pemimpin sinagoge disebut "kepala rumah ibadat", yang diangkat dari antara penatua berdasarkan hasil pemungutan suara. Tugasnya adalah memimpin kebaktian, menjadi penengah dalam suatu perkara dan memperkenalkan pengunjung pada jemaat. Penjaga sinagoge disebut hazzan. Tugasnya menjaga dan memelihara bangunan dan juga harta benda yang ada di sinagoge.

Dalam sinagoge ada lemari untuk menyimpan gulungan kitab Taurat, sebuah podium dengan sebuah meja untuk meletakkan Kitab Suci yang sedang dibaca, dan juga lampu dan bangku serta kursi duduk jemaat. [Lihat: Mar. 5:22; Luk. 13:14; Kis. 13:5; 14:1; 15:43, dst.]


4. Bentuk ibadah

Dalam sinagoge kebaktian dilakukan sbb.:
a. Pembacaan pengakuan iman Yahudi yang disebut shema - (Ul. 6:4,5). Diikuti dengan puji-pujian kepada Allah yang disebut berakot ("Diberkatilah....").
b. Pembacaan doa, dan juga pembacaan doa pribadi oleh jemaat (dalam hati).
c. Selanjutnya adalah pembacaan Kitab Suci (kitab Taurat dan Pentateukh, juga kitab Nabi-nabi).
d. Kemudian diikuti dengan Kotbah untuk menjelaskan bagian yang baru saja dibacakan.
e. Kebaktian diakhiri dengan berkat, yang dilakukan oleh imam. Bentuk/tata cara ibadah sinagoge ini juga diikuti oleh gereja abad pertama.


5. Aliran-aliran keagamaan dalam Yudaisme.
Walaupun semua orang Yahudi memegang hukum agama yang sama (Yudaisme) tapi dalam penafsiran dan tujuannya ada bermacam-macam aliran:


a. Kaum Parisi
Berasal dari kata parash, artinya "memisahkan". Aliran yang paling berpengaruh dan banyak pengikutnya dalam masyarakat. Mereka adalah para ahli tafsir PL, yang menjunjung tinggi hukum lisan atau adat istiadat nenek moyang yang mereka taati sampai pada hal yang sekecil-kecilnya. Karena keahliannya inilah mereka disebut sebagai ahli Taurat. Kelompok inilah yang paling banyak dijumpai berselisih paham dengan Yesus. Namun demikian tidak semua orang Parisi munafik ada juga yang sungguh-sungguh. [Lihat: Mat. 23:13-15]

b. Kaum Saduki
Nama Saduki berasal dari bani Zadok (Imam Besar). Mereka berjumlah kecil tetapi sangat berpengaruh dalam pemerintahan, karena anggota mereka adalah para imam di Bait Allah di Yerusalem.
Pengajaran PL yang mereka terima hanyalah 5 kitab Pentateukh, tidak percaya pada kebangkitan dan hal-hal supranatural atau kehidupan sesudah kematian, tetapi mereka berpegang ketat hanya pada tafsiran-tafsiran harafiah Taurat. [Lihat: 2Sam. 15:24-29; Kis. 23:8]

c. Kaum Zelot
Mereka adalah kaum nasionalis fanatik yang ingin melepaskan diri dari penjajahan Romawi. Mereka percaya bahwa Allah adalah satu-satunya pemimpin mereka. Oleh karena itu mereka sering mengadakan pembrontakkan melawan pemerintah Romawi.
(Lihat: Kis. 5:37; Mar. 12:14)

d. Kaum Eseni
Eseni artinya "saleh" atau "suci". Mereka ini tidak secara resmi disebut dalam kitab-kitab PB, tetapi keberadaan mereka diakui oleh tradisi sebagai biarawan-biarawan Yahudi yang hidup membujang. Mereka juga menjalankan hidup sederhana dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama. Kelompok ini sering dihubungkan dengan penemuan-penemuan naskah Qumran, walaupun tidak ada bukti kuat.

e. Kaum Helenis
Kelompok ini disebut kaum Helenis karena mereka adalah orang-orang keturunan Yahudi tetapi telah mengadopsi kebudayaan dan bahasa Yunani dan tidak lagi mengikuti tradisi dan adat istiadat Yahudi, kecuali dalam hal iman agama mereka.


6. Hari-hari Raya Yahudi
Orang-orang Yahudi banyak merayakan hari-hari penting yang pada umumnya dihubungkan dengan perayaan keagamaan yang memiliki latar belakang erat dengan sejarah kehidupan bangsa Israel. Hari-hari Raya tsb. antara lain: Perayaan Paskah, Hari Raya Roti Tidak Beragi, Hari Raya Pentakosta, Hari Raya Tahun Baru, Hari Perdamaian, Hari Raya Pondok Daun. Lima hari raya ini diadakan berdasarkan aturan dalam Hukum Mu
sa. Sesudah masa pembuangan mereka menambah perayaan Hari Raya Meniup Serunai, Hari Raya Purim.


















http://www.sarapanpagi.org/images/spacer.gif





III.  KANON DAN KITAB-KITAB PB

A. KANON PB

Pengumpulan naskah-naskah PB terjadi sebagai proses pimpinan Roh Kudus dalam memelihara hasil inspirasi yang dituliskan oleh para penulis Alkitab. Pengumpulan naskah-naskah PB yang akhirnya diterima sebagai kitab-kitab PB dalam Alkitab disebut sebagai Kanonisasi. Melalui beberapa peristiwa, penyeleksian penyusunan daftar kitab (kanon) itu akhirnya diterima gereja.

1. Pengertian Kanon

Kata kanon berasal dari kata Yunani ka
neh, artinya buluh. Karena pemakaian "buluh" dalam kehidupan sehari-hari jaman itu adalah untuk mengukur, maka kanon juga berarti sebatang tongkat/kayu pengukur atau penggaris.

Namun pada abad ke 4 Athanasius memberikan arti teologis bahwa kanon dipakai untuk menunjuk kepada Alkitab. Sehingga artinya adalah: Daftar naskah kitab-kitab dalam Alkitab yang berjumlah 66 kitab, yang telah memenuhi standard peraturan-peraturan tertentu yang diterima oleh Gereja Tuhan sebagai kitab-kitab Kanonik yang diakui diinspirasikan oleh Allah dan memiliki otoritas penuh dan mutlak terhadap iman Kristen dan perbuatannya.


2. Sejarah Kanon PB

Setelah kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga, pengajaran Injil diteruskan pleh para Rasul Tuhan dengan otoritas penuh karena merekalah saksi-saksi mata tentang keselamatan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Tulisan-tulisan tentang pengajaran iman Kristen oleh para Rasul sangat dibutuhkan mengingat bahwa merekalah pada saksi mata yang dapat memberitakan pengajaran Injil Yesus Kristus dengan jelas dan menafsirkannya dengan tepat, sesuai dengan pimpinan Roh Kudus kepada mereka. Selama thn. 100 - 200 M, tulisan-tulisan para Rasul itu dipakai dan dikumpulkan oleh sidang-sidang jemaat dan kemudian di teruskan oleh gereja-gereja generasi berikutnya.


3. Daftar Kanon PB

Beberapa Daftar Kanon PB yang pernah berlaku dalam sejarah gereja:

a. Daftar Marcion

Daftar buku PB yang tertua disusun di Roma pada tahun 140 M oleh seorang bidat yang bernama Marcion. Menurut Marcion kitab PL harus ditolak dan juga kitab-kitab PB yang dipengaruhi oleh Yudaisme, karena menurutnya Allah PL mempunyai status yang lebih rendah dari Allah yang dinyatakan dalam diri Kristus. Itu sebabnya kanon Marcion hanya terdiri dari 2 bagian:

1. Kitab Injil Lukas (Injil yang tidak dipengaruhi oleh Yudaisme)
kecuali 2 psl pertama
2. 8 Surat Paulus (3 Surat Penggembalaan tidak dimasukkan), yaitu: 1 & 2 Korintus,
Galatia, Efesus (Laodikia), Filipi, Kolose, 1 & 2 Tesalonika, Filemon.
10 Kitab seluruhnya. Yang tidak masuk: Matius, markus, Yohanes, Kisah Rasul, Roma, I, II Timotius, Titus, Wahyu, Ibrani, Yudas, Yakobus, I, II, III Yohanes, I, II Petrus.

b. Daftar Muratori

pada abad ke 7. Daftar lain yang lebih muda dikenal dengan sebutan "Fragmen Muratori", berasal dari Roma pada akhir abad dua. Pada daftar kanonnya dimasukkan:
1. Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul.
2. 9 Surat Paulus kepada Jemaat dan 4 kepada perorangan.
3. 2 Surat Yohanes, Wahyu Yohanes dan Wahyu Petrus (kitab dari apokrifa).
22 kitab seluruhnya. Yang tidak masuk: I Yohanes, Ibrani, Yakobus, I, II Petrus.

c.
daftar Afrika
Abad ke 4 360 M oleh seorang pengarang yang tak dikenal meliputi: 4 Injil, 13 Surat Paulus, Roma, Kisah Rasul, Wahyu, I, II, III Yohanes, dan I, II Surat Petrus. 25 Kita seluruhnya. Yang ditolak: Yudas dan Ibrani.

d. Daftar Athanasius
367 Masehi: 4 Injil, Kisah Rasul, Yakobus, I, II Petrus, I, II, III Yohanes, Yudas, Roma, I, II Korintus, Galatia, Efesus Filipi, Kolose, I, II Tesalonika, Ibrani I, II Timotius, Titus, Filemon, dan Wahyu.

e. Konsili Hippo (393M) dan Konsili Kartago (397M)

Konsili gereja di Afrika Utara ini menerima daftar 27 kitab-kitab PB yang kita pakai sekarang. Penerimaan mereka didasarkan pada kesadaran akan nilai kitab-kitab itu sebagai yang diinspirasikan oleh Allah. Ditambah lagi dengan fakta bahwa kita-kitab tsb. telah umum digunakan oleh gereja-gereja saat itu.


4. Kanon Injil dan Kisah Para Rasul

Pada mulanya kitab-kitab Injil itu merupakan satu kumpulan kitab dalam bentuk tunggal, tetapi dilaporkan sebagai "Menurut Matius", "Menurut Markus" dsb. Tapi pada tahun 115 M, Ignatius mengenal lebih dari satu Injil, jadi mungkin yang dimaksud adalah kumpulan Injil-injil.

Sekitar tahun 170 M, seorang bernama Tatianus membuat Injil rangkap empat menjadi satu cerita yang bersambung, atau disebut "Harmoni Injil-injil" (Diatessaron), salah satu bentuk yang disukai banyak orang.

Walaupun ada lebih dari 4 Injil yang dikenal jaman itu (mis. Injil Barnabas dll.), tapi Ireneus berkata bahwa tidak ada Injil lain selain 4 Injil yang sudah dikenal (Matius, Markus, Lukas, Yohanes). Ia berkata, seperti halnya 4 arah mata angin, maka gereja juga mempunyai 4 Injil sebagai tiang penyangga gereja.

Kitab Kisah Para Rasul mendapatkan pengakuan kanonik karena penulisnya sama dengan Injil ketiga (Lukas). Kedudukan kitab ini penting dalam kanon PB karena merupakan kitab yang sentral, menjadi penghubung antara kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman.



B. KITAB-KITAB PERJANJIAN BARU


1. Nama
Nama Perjanjian Baru berasal dari bahasa Latin Novum Testamentum. Istilah Testament atau covenant (bhs. Inggris) ini, artinya persetujuan antar dua pihak yang mengikat, lebih kuat dari hanya sekedar janji.

Bahasa Yunani dari Perjanjian Baru adalah He Kaine Diatheke, artinya pesan atau wasiat terakhir, yang melibatkan dua belah pihak dan sifatnya mengikat dan tidak dapat diubah. Oleh karena itu makna kata "Perjanjian Baru" disimpulkan sebagai perjanjian tertulis yang merupakan wujud persetujuan/kesepakatan yang baru antara Allah dan manusia melalui Kristus.


2. Isi


Isi dari Perjanjian Baru adalah penyataan rahasia janji Allah yang baru yang diwujudkan dalam catatan tentang kata-kata/pengajaran Yesus dan pada pengikut-Nya. Catatan ini terdiri dari 27 buku, yang ditulis dalam kurun waktu 45-50 tahun, ditulis oleh 8-9 orang penulis (berbangsa Yahudi kecuali Lukas). Pengelompokan isi Perjanjian Baru dapat dibagi sbb.:

a. Buku-buku yang berisi sejarah:

Kitab Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul; menceritakan tentang kehidupan dan kematian Yesus dan riwayat para pengikut-Nya setelah Yesus diangkat ke surga.

b. Buku-buku yang berisi pengajaran doktrin:

Semua surat-surat kiriman Rasul Paulus dan Rasul-rasul lain; surat-surat itu khususnya ditujukan kepada jemaat untuk mengajarkan tentang pokok-pokok iman Kristen serta pelaksanaan hidup Kristen.

c. Buku yang berisi nubuat:

Kitab Wahyu; mengungkapkan nubuatan masa kini dan masa yang akan datang melalui penglihatan dan pengalaman supranatural.


3. Susunan Kitab-Kitab PB


27 Kitab yang ada dalam Alkitab PB disusun tidak berdasarkan urutan tahun ditulis, melainkan berdasarkan kronologis sejarah kisahnya dan sebagian karena sifat-sifat sastranya. Susunan tsb. adalah sbb.:

Kitab Sejarah :

1. Matius, penulis Matius
2. Markus, penulis Markus
3. Lukas, penulis Lukas
4. Yohanes, penulis Yohanes
5. Kisah Para Rasul, penulis Lukas

Surat Kiri
man Paulus :

6. Roma, penulis Paulus
7. 1Korintus, penulis Paulus
8. 2Korintus, penulis Paulus
9. Galatia, penulis Paulus
10. Efesus, penulis Paulus
11. Filipi, penulis Paulus
12. Kolose, penulis Paulus
13. 1Tesalonika, penulis Paulus
14. 2Tesalonika, penulis Paulus
15. 1Timotius, penulis Paulus
16. 2Timotius, penulis Paulus
17. Titus, penulis Paulus
18. Filemon, penulis Paulus

Surat Kiriman :

19. Ibrani, Penulis Anonim
20. Yakobus, Penulis Yakobus
21. 1Petrus, Penulis Petrus
22. 2Petrus, Penulis Petrus
23. 1Yohanes, Penulis Yohanes
24. 2Yohanes, Penulis Yohanes
25. 3Yohanes, Penulis Yohanes
26. Yudas, Penulis Yudas

Kitab Nubuat :

27. Wahyu, penulis Yohanes







V. LATAR BELAKANG RASUL PAULUS DAN SURAT-SURAT RASUL PAULUS


A. LATAR BELAKANG PELAYANAN RASUL PAULUS


1. Kehidupan Paulus Sesudah Pertobatan


Berkotbah di Damaskus (9:20), Pergi ke Arabia (Gal 1:17), Kembali ke Damaskus (Gal 1:17), Mengunjungi Yerusalem (Gal 1:18), Dicurigai oleh gereja (Kis 9:27), Berteman dengan Barnabas (9:27), Orang Yahudi menganiayanya (9:29), Visi untuk pergi menginjili (22:17-18), Pergi ke Tarsus (9:30), Barnabas membawanya ke Antiokia (11:25-26), Bekerja di Antiokia (11:26).

2. Perjalanan Misi Paulus yang Pertama


Bekerja di Siprus, Salamis, Papos (13:5-11), Namanya diganti (13:9, 13), Ke Perga - Markus ditinggalkan (13:13), Khotbah di Antiokia (13:14-41), Di Ikonium (13:51), Di Listra - Paulus dirajam batu (14:8- 19), Derbe - Kota terakhir yang dikunjungi (14:20), Perjalanan pulang (14:21-26)


3. Perjalanan Misi Paulus Kedua


Di Listra & Sisilia (15:41), Listra - Timotius bergabung (16:1-3), Di Pergia dan Galatia (16:6), Visi ke Troas (16:9), Di Filipi, Lidia & penjaga penjara (16:13-34), Gereja Tesalonika ditemukan (17:4), Orang- orang percaya di Berea (17:11-12), Khotbah di Areopagus di Atena (17:16-33), Visi Korintus - gereja ditemukan (18:1-8), Di Efesus - kunjungan singkat (18:19-20), Kembali ke Antiokia (18:22)



4. Perjalanan Misi Paulus Ketiga


Mengunjungi Galatia & Pirgia (18:23), Efesus (19), Di Makedonia & Grece (20:1-2), Kotbah di Troas (20:6-12), Perpisahan dengan penatua Efesus (20:17-35), Di Tyre (21:1-4), Kaesaria (21:8)




B. SURAT-SURAT KIRIMAN RASUL PAULUS


1. Hubungan Kisah Para Rasul dengan Kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman


Kitab Kisah Para Rasul adalah jembatan antara Kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman.

Untuk Kitab-kitab Injil: menjadi jembatan antara pelayanan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dan penggenapan nubuat Yesus tentang akan didirikan-Nya Gereja (Mat. 16:18).

Untuk Surat-surat Kiriman: menjadi jembatan dalam memberi latar belakang Surat-surat Kiriman, yaitu:
a. Surat Galatia : Antiokia, Ikonium, Listra, Derbe. (Kis 13:14-14:28)
b. Surat Filipi: Filipi (Kis 16:11-40)
c. Surat 1 dan 2 Tesalonika: Tesalonika (Kis 17:1-9)
d. Surat 1 dan 2 Korintus: Korintus (Kis 18:1-16)
e. Surat Efesus: Efesus (Kis 19:1-41; 20:17-35)


2. Pengantar untuk Surat-surat Kiriman Rasul Paulus


a. Kewibawaan Surat Kiriman Rasul Paulus
Surat-surat itu sekarang jumlahnya 13 Surat, sesungguhnya lebih tapi hilang. Dari kesaksiannya Rasul Paulus mempunyai keyakinan yang kuat akan panggilan Allah dalam hidupnya (Rm 1:6). Ia juga mempunyai kepercayaan yang kuat akan otoritas Firman yang Allah berikan melalui Paulus kepada gereja-gereja (Jemaat) Kristen saat itu.

b. Motif Penulisan
Jangkauan daerah pelayanan yang luas tidak memungkinkan Paulus mengunjungi mereka satu per satu. Tetapi jemaat masih muda itu perlu dinasehati, didorong, dihibur dan dikuatkan. Ditambah lagi saat itu jemaat-jemaat ini belum mempunyai salinan kitab-kitab Perjanjian Lama (masih menggunakan tradisi lisan). Oleh karena itu, surat menjadi alat yang sangat penting bagi Paulus untuk berkomunikasi.

Catt.: Jumlah perjalanan yang ditempuh Paulus dalam km adalah 7800 km darat (harus ditempuh dengan jalan kaki) dan 900 km lewat laut.

Contoh: Dari Korintus ke Athen dibutuhkan 3 hari perjalanan kaki. Dari Tesalonika dibutuhkan 13 hari perjalanan kaki Dari Efesus ke Troas dibutuhkan 10 hari perjalanan kaki.

c. Susunan/struktur Surat
Sama seperti model-model surat jaman itu, biasanya surat disusun dalam struktur sbb.:

Nama penulis (mis: Paulus ..)
Nama penerima (Kepada jemaat Allah di ...
Salam pembukaan (kasih karunia dan damai sejahtera dari ..)
Doa harapan dan ucapan syukur (aku mengucap syukur kepada Allah ...)
Isi surat (tubuh surat)
Salam penutup/perpisahan (kasih karunia ....)


d. Gaya bahasa
Dikenal gaya pikiran dalam surat Paulus melompat-lompat, sintaksnya patah-patah. Selain itu juga sulit dimengerti karena sarat dengan konsep-konsep dengan bahasa filsafat).

e. Pemahaman Kontekstual
Untuk memahami Surat-surat Kiriman Rasul Paulus perlu dipelajari hal-hal sbb.:
§Harus mengenal Pembaca/Penerima Surat Kiriman tsb. dan kebutuhan mereka.
§ Surat-surat Kiriman tidak ditulis untuk tujuan indoktrinasi tapi karena ada masalah.
§ Masing-masing Surat harus dibaca/dimengerti berdasarkan konteksnya.



C. PANGGILAN PAULUS UNTUK MENGINJILI ORANG-ORANG NON-YAHUDI


Dari hasil pelayanan Paulus keberbagai tempat terlihat bahwa Tuhan juga berkenan memanggil orang-orang bukan Yahudi (bangsa kafir) untuk masuk dalam persekutuan dengan Kristus. Dan penerimaan itu adalah tanpa syarat, artinya tanpa harus membuat mereka menjadi orang Yahudi dan mengikuti tradisi Yahudi (mis. sunat). Paulus dengan berani memberikan dasar Firman Tuhan agar orang-orang Kristen (baik Yahudi atau non-Yahudi) memahami pengajaran Alkitabiah dengan benar, bahwa keselamatan adalah semata-mata karena anugerah melalui iman bukan perbuatan.



D. STRATEGI PAULUS DALAM MENGABARKAN INJIL


Paulus adalah contoh seorang misionaris yang berhasil sepanjang sejarah kekristenan. Hasil pelayanannya meliputi seluruh wilayah Laut Tengah (meliputi 3 benua). Rahasia keberhasilan pelayanannya adalah:

1. Pada pemberitaan yang disertai dengan kuasa Roh Kudus.
Bukan kuasa manusia tapi kuasa yang datang dari atas.


2. Paulus adalah pemikir ulung dalam menyusun strategi pelayanannya.


a. Ketidak tergantungan pada fasilitas.
Mengingat terbatasnya fasilitas yang tersedia saat itu, Paulus betul-betul termasuk seorang yang luar biasa. Misalnya, tidak tersedianya peta wilayah (dunia), seluruh perjalanan darat harus ditempuh dengan berjalan kaki dll.

b. Kemampuan berkomunikasi
Paulus selalu siap menghadapi setiap kemungkinan; dengan siapa pun dan di mana pun berada Paulus selalu siap melayani (baik pemimpin agama, politikus, atau orang biasa/baik di pasar atau di istana).


c. Kemampuan intelektual
Paulus selain cerdas, juga rajin belajar. Segala macam topik pembicaraan Paulus selalu menguasai.

d. Tahan menderita dan tidak mudah putus asa.
Paulus tidak hanya rela mengeluarkan keringat bagi pelayanannya, tapi juga air mata.


3. Latar Belakang Paulus

Walter M. Dunnett melukiskan latar belakang Paulus sbb.: "Paulus adalah seorang Yahudi tulen. Inilah faktor utama untuk bisa mengerti perangai dan kegiatannya. Dia dilahirkan dalam keluarga Yahudi di kota Tarsus, propinsi Kilikia, dan karenanya selama bertahun-tahun dia terkenal sebagai Saulus dari Tarsus. Menurut pengakuannya sendiri, dia seorang Farisi, demikian juga ayahnya (Kis. 23:6), berbicara bahasa Aram ("orang Ibrani asli"), dan diajar membuat tenda pada masa mudanya (Kis. 18:3). Dia berasal dari suku Benjamin (Fil 3:5). Menurut sejarahnya, suku Benjamin itu orang-orang yang berjiwa pejuang, dan agaknya, Paulus menyatakan semangat yang amat besar dalam semua usahanya, terutama sekali dalam penganiayaan terhadap gereja (Gal. 1:13). Pada usia muda dia pergi ke Yerusalem, dan menurut kesaksiannya yang tertulis dalam Kisah Para Rasul dia belajar di bawah pimpinan Rabi Gamaliel I yang terkenal, guru yang utama pada sekolah Hilel (Kis. 22:3). Dari kata-katanya sendiri di surat Galatia, kita tahu bahwa Saulus "jauh lebih maju" dari banyak temannya, karena ia "sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku" (Gal. 1:14).

Permulaan usaha Saulus untuk membasmi Gereja bertepatan dengan pembunuhan Stefanus (Kis. 7:58-8:3). Dia tidak saja menganiaya... "laki-laki dan perempuan" di Yerusalem, tetapi dengan surat kuasa Imam Besar (Yusuf Kayafas), dia pergi ke kota-kota lain untuk melaksanakan tugasnya (Kis. 26:10-11). Pada perjalanan dinas seperti itulah Saulus dari Tarsus berjumpa dengan Yesus dan bertobat secara luar biasa."


4. Latar Belakang Teologia Paulus

a. Seorang Farisi Tulen, yang taat pada Hukum Taurat, hal ini jelas ditunjukkan dalam kesaksian hidupnya dan juga ketrampilannya dalam menafsir (cara penafsiran Yahudi).
Paulus mengadopsi cara berpikir Yunani dalam menyampaikan Injil kepada orang-orang non Yahudi. Budaya Yunani adalah budaya yang diagung-agungkan jaman itu, oleh karena itu mengerti budaya Yunani merupakan satu cara memenangkan mereka.





VI. SEJARAH GEREJA MULA-MULA



A. LATAR BELAKANG


Sebelum Yesus naik ke surga, Ia memberikan perintah kepada para murid-Nya untuk pergi ke Yerusalem dan menunggu di sana sampai Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka. Dengan kuasa yang diberikan Roh Kudus itu Yesus berjanji akan memperlengkapi murid-murid-Nya untuk menjadi saksi-saksi, bukan hanya di Yerusalem tapi juga di ke ujung-ujung bumi (Kis. 1:1-11). Janji itu digenapi oleh Kristus dan perintah itu ditaati oleh murid-murid-Nya.



B. PERMULAAN GEREJA


Kata "gereja" atau "jemaat" dalam bahasa Yunani adalah ekklesia; dari kata kaleo, artinya "aku memanggil/memerintahkan". Secara umum ekklesia diartikan sebagai perkumpulan orang-orang. Tetapi dalam konteks Perjanjian Baru kata ini mengandung arti khusus, yaitu pertemuan orang-orang Kristen sebagai jemaat untuk menyembah kepada Kristus.

Amanat Agung yang diberikan Kristus sebelum kenaikan ke surga (Mat. 28:19-20) betul-betul dengan setia dijalankan oleh murid-murid-Nya. Sebagai hasilnya lahirlah gereja/jemaat baru baik di Yerusalem, Yudea, Samaria dan juga di perbagai tempat di dunia (ujung-ujung dunia).



1. Gereja Di Palestina

a. Gereja pertama lahir di Yerusalem (Kis. 1:8)
b. Petrus dan beberapa murid-murid Tuhan Yesus yang lain membawa Injil ke Yudea (Kis. ps. 1-7).
c. Filipus dan murid-murid yang lain pergi ke Samaria dan sekitarnya (ps. 8).


2. Gereja di luar Palestina

a. Petrus membawa Injil ke Roma.
b. Paulus ke Asia Kecil dan Eropa (Kis. ps. 10-28).
c. Apolos ke Mesir (Kis. ps. 18).
d. Filipus ke Etiopia (Kis. ps. 8).
e. Sebelum tahun 100 M, Injil sudah tersebar ke Siria, Persia, Afrika (Kis. 9).
f. Lalu ke ujung-ujung bumi (Siria, Persia, Gaul, Afrika Utara, Asia & Eropa).



C. PERTUMBUHAN DAN TANTANGAN

Gereja/jemaat yang baru berdiri mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Kuasa Roh Kudus sangat nyata hadir di tengah jemaat. Namun demikian tantangan dan kesulitan juga mewarnai pertumbuhan jemaat mula-mula itu. Tapi luar biasa, justru karena keadaan yang sulit itu gereja semakin berkembang.


1. Agama Negara
Kaisar Agustus mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Salah satu peraturan yang muncul pada masa pemerintahannya adalah menyembah kepada Kaisar sebagai dewa mereka, walaupun mereka masih diijinkan melakukan penyembahan kepada dewa-dewa/kepercayaan asal mereka sendiri.

Namun demikian ada kekecualian untuk orang-orang Yahudi yang mempunyai agama Yudaisme yang menjunjung tinggi monotheisme, mereka tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Hal ini terjadi karena mereka takut kalau orang Yahudi memberontak.

Kehadiran agama Kristen saat itu, pada mulanya dianggap sebagai salah satu sekte agama Yudaisme, itu sebabnya orang-orang Kristen pertama tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Tetapi setelah orang- orang Yahudi secara terbuka memusuhi orang Kristen (puncak peristiwa penyalipan Kristus) barulah pemerintah Romawi melihat kekristenan tidak lagi sebagai sekte Yudaisme tetapi agama baru. Sejak saat itu keharusan menyembah kepada Kaisar pun akhirnya diberlakukan untuk orang-orang Kristen. Kepada mereka yang tidak patuh pada peraturan ini mendapat hukuman dan penganiayaan yang sangat berat.


2. Penganiayaan terhadap orang Kristen.
Salah satu bukti kesetiaan orang Kristen kepada Kristus ditunjukkan dengan secara setia menjalankan pengajaran Alkitab dan menolak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Alkitab. Karena sebab itulah orang-orang Kristen sering harus membayar harga yang mahal demi kepercayaan mereka kepada Kristus, antara lain adalah dengan penganiayaan.

Beberapa penyebab penganiayaan:
a. Karena orang Kristen menolak untuk menyembah Kaisar.
b. Karena orang Kristen dituduh melakukan hal-hal yang menentang kemanusiaan, mis. menolak menjadi tentara, mengajarkan tentang kehancuran dunia, membiarkan perpecahan keluarga, dll.
c. Karena orang Kristen dituduh mempraktekkan immoralitas dan kanibalisme, misalnya melakukan cium kudus, bermabuk-mabukan, dosa inses, makan darah dan daging manusia.


3. Hasil dari penganiayaan.

Memang ada banyak orang Kristen yang mati dalam penganiayaan dan pembunuhan, namun demikian jumlah orang Kristen tidak semakin berkurang malah semakin bertambah banyak.
a. Orang Kristen semakin berani. Sekalipun dianiaya mereka tetap mempertahankan iman mereka (mis. Surat Petrus).
b. Kekristenan semakin menyebar keluar dari Yerusalem, yaitu ke daerah-daerah sekitarnya, dan ke seluruh dunia.
c. Orang-orang Kristen semakin memberi pengaruh dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka betu-betul menjadi saksi yang hidup.




Daftar Pustaka

1. Bruce, F.F., DOKUMEN-DOKUMEN PERJANJIAN BARU, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
2. Chapman, Adina, PENGANTAR PERJANJIAN BARU, Bandung, Yayasan Kalam Hidup, 1995
3. Drane, John, MEMAHAMI PERJANJIAN BARU, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996
4. Green, Joel B., MEMAHAMI INJIL-INJIL DAN KISAH PARA RASUL, Jakarta, Persekutuan Pembaca Alkitab, 2005
5. Merrill C. White, SURVEI PERJANJIAN BARU, Malang, Gandum Mas, 2000
6. Packer, J.I. Tenney, Merrill C. White, Jr, William, DUNIA PERJANJIAN BARU, Malang, Gandum Mas, 1993
7. ENSIKLOPEDI FAKTA ALKITAB I dan II, Malang, Gandum Mas, 2001
8. Stambaugh, John. Balch, David, DUNIA SOSIAL KEKRISTENAN MULA-MULA, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997
9. Tjandra, Dr. Lukas, LATAR BELAKANG PERJANJIAN BARU III, Malang, SAAT, 1999.


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar