Jumat, 25 September 2015

TEOLOGI PAULUS


TEOLOGI PAULUS

A. Pengantar
1. Latar Belakang Kehidupan Paulus

      Lahir sekitar 3 AD dari keluarga terpandang
      Berkewarganegaraan Romawi (Kis. 22:28) dan berdomisili di kota Tarsus
   Besar dalam keluarga Yahudi yang ketat, disunat pada hari kedelapan, dan dari suku Benyamin (Flp.3:5)
  Dilatih di Yerusalem di bawah Gamaliel, seorang Farisi dan anggota terhormat dari Sanhedrin (Kis.5:34). Gamaliel adalah satu-satunya dari tujuh sarjana dalam sejarah bangsanya yang menerima sebutan “Raban” (tuan kami). Gamaliel adalah cucu Hillel, pendiri sekolah penafsiran yang memakai namanya.
      Paulus menjadi Farisi, pengikut ketat pada hukum tradisi Yahudi
  Oleh karena ketaatan yang ketat pada Yudaisme dan tradisi penatua menyebabkan dia menganiaya gereja.
 
2. Garis Besar Perjalanan dan Pelayanan

      Pada akhir tahun 33 atau awal 34 AD, Paulus menghabiskan beberapa bulan di Damaskus (Kis.9:23; Gal.1:17)
      Ketika lawannya berusaha untuk membunuhnya ia berusaha kembali ke Yerusalem (Kis.9:26)
      Tidak lama setelah itu, ia pergi ke kampung halamanya di Tarsus (kis.9:30).
      Ia menghabiskan 3 tahun di Arabia, bisa jadi dalam suatu bentuk pelayanan yang ia mulai langsung setelah pertobatannya.
      Setelah itu ia kembali ke Yerusalem (kis.11:30; 12:25; Gal.2:1-21)
      Di Yerusalem, Gereja mengkhususkan Paulus dan Barnabas untuk orang tak bersunat (Gal 2:7)

Penginjilan:
  • PI 1: mengabarkan Injil di Asia Kecil dan pulau Siprus. Orang Yahudi menolak Injil, di Asia Kecil Paulus memulai pelayanannya kepada orang non-Yahudi.
  • Pola PI Paulus:”diawali dgn PI kepada orang Yahudi dan non-Yahudi pengikut Yudaisme, baik yang porselit sepenuhnya atau yang asosiasinya lebih bebas, setelah ditolak oleh para pendengar di sinagoge, maka dilanjutkan secara PI secara langsung kepada orang non-Yahudi.”
  • Sidang di Yerusalem terjadi pada tahun 49 AD (Kis.15), hasilnya: orang non-Yahudi tidak dituntut untuk disunat. Keputusan itu penting untuk menjaga kemurnian Injil dan memisahkan hukum dan anugerah.   
  • PI 2 (thn 49-52 AD; dlm Kis.15:36-18:22), Paulus dan Silas melintasi Asia Kecil, kembali mengunjungi gereja-gereja, dan kemudian melanjutkan ke Eropa (Kis.16:11 dst).
  • PI 3 (thn 53-57 AD; dlm Kis.18:23-21:16), Paulus ke Efesus selama hampir 3 tahun, lanjut ke Makedonia dan Akhaya.
  • Ia di tahan di Yerusalem dalam perjalanan kembali dan di penjarakan di Kaisarea (58 AD; Kis.24:1-26:32). Paulus mengajukan banding ke Kaisar  selama dua tahun di penjara.
  • Paulus dibebaskan dari pemenjaraan pertama di Roma, ia melayani dari tahun 63-66, ia melakukan perjalanan sejauh Spanyol, dan kembali ditahan dan diekskusi di Roma pada tahun 67 AD (2Tim.4:6-8).



KRONOLOGI KEHIDUPAN PAULUS
Tanggal: AD
Peristiwa
3(?)
Kelahiran Paulus
18-30
Pelatihan di Yerusalem
33/34
Pertobatan
34-36
Di Arab
46
Di Yerusalem
46-48
Perjalanan Misi yang Pertama: Asia Kecil
48-49
Sidang Yerusalem
49-52
Perjalanan Misi yang Kedua: Asia Kecil dan Eropa
53-57
Perjalanan Misi yang Ketiga: Asia Kecil dan Eropa
58-60
Pemenjaraan di Kaisarea
60-61
Perjalanan ke Roma
61-63
Pemenjaraan di Roma
63-66
Pelayanan sampai ke Spanyol
66-67
Pemenjaraan di Roma dan ekskusi


SURAT-SURAT PAULUS
Ciri
Nama
Tgl.: AD
Asal
Teologi
Umum
Galatia
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Korintus
2 Korintus
Roma
48
50
50
55
55
57
Antiokhia/Siria
Korintus
Korintus
Efesus
Makedonia
Korintus
Soteriologi
Dan
Eskatologi
Penjara
Efesus
Filipi
Kolose
Filemon
62
63
62
62
Roma
Roma
Roma
Roma
Kristologi
Pastoral
1 Timotius
Titus
2 Timotius
63
63
67
Makedonia
Korintus
Roma
Ekklesiologi



TEOLOGI PAULUS

1. Teologi Paulus tentang Allah
  • Wahyu tentang Allah.Teologi Paulus merepresentasikan sebuah gambaran yang tinggi berkaitan dengan Allah. Paulus memgambarkan Allah sebagai yang berdaulat, dan yang menyatakan diriNya sendiri melalui anugrah di dalam Yesus Kristus (Rm. 1:16-17; 3:21; 1 Kor. 2:10; 2 Kor. 12:7). Di mana melalui anugrah itu, tujuan Allah dari sejak kekekalan telam dinyatakan dalam waktu pada saat sekarang.
  • Allah telah menyatakan diriNya sendiri melalui penghakiman atas orang tidak percaya (Rm. 1:18; 2:5; 2Tes.1:7).Murka (orge) mengekspresikan, “kedalaman murka Allah terhadap dosa. Kemarahan ini berasal dari kekudusan dan kebenaran-Nya. Karena kekudusan-Nya, maka Allah tidak dapat mengabaikan dosa.”
  • Pernyataan Diri Allah dalam berkatNya.Allah menyatakan Dirinya sendiri dalam berkat-berkatNya yang mulia kepada orang percaya (Rm. 8:18-19; 1Kor. 1:7; 3:13; 4:5; 2 Kor.5:10 pahala).
  • Kedaulatan AllahPredestinasi (Yunani; proorizo) berarti “menentukan terlebih dahulu”. Predestinasi digunakan 6 kali dalam PB, dan 5 kali muncul dalam tulisan Paulus. 
           Kis 4:28 tentukan dari semula 
           Rm 8:29 ditentukan-Nya dari semula 
           Rm 8:30 yang ditentukan-Nya dari semula 
           1 Kor 2:7 telah disediakan 
           Efesus 1:5 telah menentukan kita dari semula 
           Efesus 1:11 dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu 

    Kemahatahuan (Yunani; proginosko) berarti “mengetahui sebelumnya, memilih sebelumnya” 
           Kis 26:5 mengenal 
           Rm 8:29 dipilih-Nya dari semula 
           Rm 11:2 dipilih-Nya 
           1 Pet telah dipilih 
           2 Pet 3:17 telah mengetahui hal ini sebelumnya 

    Pilihan (Yunani:eklegomai) berarti “memilih” 
           Mrk 13:20 telah dipilih-Nya 
           Luk 6:13 memilih 
           Luk 9:35 Kupilih 
           Luk 10:42 telah memilih 
           Luk 14:7 berusaha menduduki 
           Yoh 6:70 memilih 
           Yoh 13:18 telah Kupilih 
           Yoh 15:16 Akulah yang memilih kamu 
           Yoh 15:19 telah memilih 
           Kis 1:2 dipilih-Nya 
           Kis 1:24 Engkau pilih 
           Kis 6:5 memilih Stefanus 
           Kis 13:17 telah memilih nenek moyang kita 
           Kis 15:7 sejak semula Allah memilih aku 
           Kis 15:22 keputusan untuk memilih 
           Kis 15:25 untuk memilih dan mengutus beberapa orang 
           1 Kor 1:27 dipilih Allah utk memalukan org2 yg berhikmat 
           1 Kor 1:28 dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah 
           Efesus 1:4 Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan 
           Yak 2:5 Allah memilih orang2 yg dianggap miskin


SINERGISME VS MONERGISME
       Sinergisme adalah anugerah Allah dan perbuatan baik manusia dua-duanya saling bekerja sama untuk menghasilkan pembenaran.
Manusia berdosa masih bisa merespon untuk menerima Injil (diselamatkan).
       Monergisme adalah dimana hanya kedaulatan Allah yang mengakibatkan pembenaran. Orang berdosa tidak memiliki iman untuk menerima karunia Allah; maka iman itu pun merupakan pemberian Allah kepada mereka (yang Allah karuniakan).
Kolose  2:13 Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu
Efesus  2:5 kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan
Efesus  2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Roma 3:9-11 tidak seorangpun mencari Allah

  • Adopsi (Yunani: huiothesia) berarti “menjadikan anak” (Ef.1:5),  upacara Romawi bagi seorang anak yang telah diadopsi kepada status dewasa dengan segala hak yang berkaitan dengan itu. Adopsi adalah hasil predestinasi Allah pada orang percaya sejak kekekalan.
  • Dipanggil (Yunani; kletos) menunjuk pada panggilan Allah yang efektif untuk keselamatan (Rom.1:1,7; 8:28). Ini merupakan panggilan Allah yang memampukan seseorang untuk percaya. Istilah ini berhubungan dengan pilihan yang tidak bersyarat (Allah memilih kita tanpa berdasarkan jasa kita).
  • Tujuan (Yunani; Protithemi) berarti “menempatkan sebelum” dan mengusulkan tujuan Allah dalam diriNya sendiri untuk meringkaskan semua dalam Kristus (Ef. 1:9-10).
  • Kehendak (Yunani: boule) menunjuk pada hikmat kedaulatan Allah pada waktu Ia bertindak berdasarkan kedaulatan dalam hal menjamin keselamatan orang percaya, tetapi juga tentang pekerjaan Allah dalam segala sesuatu, yaitu di mana semua sejarah berjalan sesuai kehendak Allah yang berdaulat.
  • Kedaulatan Allah:
          Sumber utama dari predestinasi adalah kemutlakan kedaulatan Allah.
          Tujuan predestinasi adalah keselamtan, dan isunya adalah pelayanan.
           Predestinasi tidak mengesampingkan tugas penginjilan.


2. Teologi Paulus tentang Kristus
  • Kemanusiaan. Paulus bukan hanya memberikan pernyataan-pernyataan yang paling kuat tentang keilahian Kristus, ia juga menekankan isu tentang kemanusiaan Kristus. Krsitus dilahirkan dari seorang perempuan (Gal. 4:4). Ia memiliki kemanusiaan dari ibu duniawiNya dan memiliki keturunan fisik dari Daud. (Rm. 1:3; 2Tim.2:8). Kristus juga sama sekali tidak berdosa (2Kor.5:21).
  • Keilahian. Suatu teologia yang telah berkembang penuh tentang keilahian Kristus dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan Paulus. Penekanan paulus bahwa Kristus adalah “dari surga” (1Kor.15:47; 2 Kor.8:9) mengusulkan praeksistensi-Nya dan kekekalan-Nya. Paulus menyatakan bahwa kepenuhan keilahian ada pada Kristus (Kol. 2:9) Keilahian (Yunani;theotes) “menekankan natur keilahian atau esensi…Ia dulu dan seterusnya adalah Allah yang mutlak dan sempurna”. Kristus eksis dalam rupa Allah (Yunani;morphe) mengusulkan warisan karakter atau substansi esensial dari pribadi itu. Kristus dalam nature esensial eksis sebagai Allah.
  • Ketuhanan. Yesus disebut Tuhan adalah suatu studi yang penting karena sebutan Tuhan muncul paling sedikit 144 tambah 95 kali lagi dalam hubungan dengan nama Yesus Kristus. (1) Tuhan menunjuk pada keilahian-Nya (Rm. 10:9; 1Kor. 12:3; Flp.2:9). (2) Tuhan menunjuk pada kuasa (Flp. 2:9). Ketuhanan diberikan kepada Kristus “ yang sekarang setara dengan Allah dimanifestasikan secara khusus dalam fakta bahwa semua kuasa yang tidak kelihatan dari ciptaan tunduk kepada-Nya”. (3) Tuhan menunjuk pada kedaulatan (2Kor.4:5; Rm.14:5-9). (4) Tuhan menunjuk pada kerajaan Yesus dan pemerintahan-Nya (1Tim. 6:15; 1Kor.15:25).
3. Teologi Paulus tentang Roh Kudus
Teologi Paulus memberikan pembahasan yang panajng lebar, baik tentang Pribadi maupun karya Roh Kudus.
  • Pribadinya. Atribut-atribut Pribadi Roh Kudus berikut ini dibahas dalam surat-surat Paulus.
  1. Intelek. Roh Kudus menyelidiki hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah (1Kor.2:10) dan kemudian mengajarkannya kepada orang percaya (1Kor.2:13).
  2. Kehendak. Roh Kudus memiliki kehendak dimana di dalamnya ia mendistribusikan pemberian-pemberian “sesuai dengan kehendak-Nya” (1Kor.12:11). Roh Kudus memberi bukan berdasarkan kehendak manusia, tetapi berdasarkan kehendaknya sendiri.
  3. Emosi. Roh Kudus dapat didukakan (Ef. 4:30)
  4. Keilahian-Nya. Keilahian Roh Kudus terbukti dalam Ia menjadi pengantara seperti Kristus (Rm. 8:26-27,34) dan ia mendiami orang percaya bersama dengan Bapa dan Putra (Rm. 8:9-11).
  • Kuasanya. Tulisan Paulus juga meneguhkan banyak karya penting yang dilakukan Roh Kudus sebagai salah satu anggota pentang Tritunggal.
    1. Ia meregenerasikan. Roh Kudus membawa hidup baru kepada orang percaya (Tit. 3:5).
    2. Ia membaptis. Roh Kudus mempersatukan orang percaya dengan Tuhan mereka dengan menempatkan mereka ke dalam Tubuh Kristus (1Kor. 12:13). 
    3. Ia mendiami. Roh Kudus mendiami setiap orang percaya. 
    4. Ia memeteraikan. Roh Kudus memberi tanda identitas Allah dan kepemilikan atas orang percaya; ia adalah materai itu sendiri dan memverifikasi keselamatan mereka (Ef.1:13; 4:30).
    5. Ia memberikan karunia. 
    6.  Ia memenuhi. Roh Kudus mengontrol oranmg percaya pada waktu kondisi mereka dipenuhi. (Ef. 5:18) 
    7. Ia memberi kuasa. Roh Kudus memampukan orang percaya untuk hidup berdasarkan kuasa-Nya (Gal.5:16).

4. Teologi Paulus tentang Dosa
Paulus menggunakan sejumlah kata-kata Yunani yang berbeda untuk menjelaskan natur dosa:
  • Hamartia adalah kata umum yang digunakan untuk menjelaskan tindakan berdosa (Rm. 4:7; 11:27). Hamartia mengaitkan kematian Kristus dengan dosa manusia (1Kor.15:3). Dalam bentuk jamak, kata itu menunjuk pada akumulasi dosa (Gal.1:4), sedangkan dalam bentuk tunggal kata itu menunjuk pada keadaan berdosa (Rm.3:9,20; 5:20; 6:16,23). 
  • Paraptoma menunjuk pada langkah yang salah, dikontraskan dengan yang benar (Rm.4:25, Gal.6:1; Ef.2:1).
  •  Parabasis berarti melangkah keluar, suatu penyimpangan dari iman yang benar (Rm. 2:23; 4:15; Gal. 3:19). 
  • Anomia berarti tanpa hukum atau pelanggaran (2Kor..6:14; 2Tes.2:3). Dosa adalah sebuah hutang, mengusulkan obligasi manusia dan ketidakmampuan manusia untuk membayar hutang itu. (Ef.1:7, Kol.1:14). Hal itu merupakan bentuk penyimpangan dari jalan yang lurus. Dosa tanpa hukum dan menjadi pemberontakan (Rm. 11:30; Ef.2:2; 5:6; Kol. 3:6), yang menyangkut tindakan eksternal maupun internal.

Paulus menyatakan bahwa akibat dari dosa ialah kematian. Manusia digambarkan sama seperti orang mati. Oleh sebab itu, orang mati tidak akan dapat berbuat apa-apa. Bahkan untuk merespon Injil pun tidak dapat karena sudah mati. Jika manusia dapat merespon/menerima Injil itu karena Allah memampukannya (menghidupkannya terlebih dahulu).

Bandingkan dengan ayat berikut:
Efesus 2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
            2:2  Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu    mentaati  penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka
         

Kolose  2:13 Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat   secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita,
Oleh sebab itu, ketika manusia (umat pilihan) masih berdosa Allah telah menunjukkan kasih-Nya.
Roma 5:6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.
Roma 5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.


Perbandingan 2 tokoh mengenai dosa:
Agustinus:
Dosa mengakibatkan kematian total. Manusia tidak memiliki kemampuan apapun. Tidak ada yang dapat dilakukan karena sudah mati.
Pelagius:
Manusia hanya tercemar (ibarat terkena polusi) dosa, sehingga ia tidak mati melainkan hanya "lemas" namun masih dapat berbuat sesuatu seperti: merespons, meminta tolong dll.

Apabila kita membandingkan dengan Teologi Paulus tentang dosa (menurut Alkitab), maka pandangan Agustinus sesuai dengan apa yang diajarkan Alkitab sedangkan ajaran Pelagius bertentangan dengan Alkitab.

5. Teologi Paulus Tentang Keselamatan

 Ciri khas teologi Paulus tentang keselamatan ialah terletak pada Kedaulatan Allah dalam memilih (predestinasi) umat pilihan-Nya untuk diselamatkan, dan dengan demikian menolak sebagian orang (untuk tidak diselamatkan).

Predestinasi (Yunani; proorizo) berarti “menentukan terlebih dahulu”. Predestinasi digunakan 6 kali dalam PB, dan 5 kali muncul dalam tulisan Paulus.
       Kis 4:28 tentukan dari semula
       Rm 8:29 ditentukan-Nya dari semula
       Rm 8:30 yang ditentukan-Nya dari semula
       1 Kor 2:7 telah disediakan
       Efesus 1:5 telah menentukan kita dari semula
       Efesus 1:11 dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu
  • Doktrin Paulus tentang soteriologi berpusat pada anugerah Allah; Allah yang berinisiatif dalam menyelamatkan manusia berdasarkan anugrah-Nya semata-mata. 
  • Karya penebusan Kristus memuaskan keadilan Allah dan membebaskan manusia dari ikatan dosa dan menyatakan pembenaran yang legal bagi orang percaya.
  • Pengampunan. Pada waktu Allah mengampuni pelanggaran-pelanggaran kita, Ia melakukan-Nya berdasarkan anugerah-Nya (Kol. 2;13). Diampuni (Yunani; charizomai) berarti “menganugrahkan berdasarkan kemurahan, memberikan dengan murah hati, mengampuni berdasarkan anugrah”. Kata itu erat kaitannya dengan kata anugrah. Kata lain dari paulus untuk pengampunan (yunani; aphesis) memiliki suatu arti dasar “membebaskan” atau “menyuruh pergi” tetapi secara teologis berarti “mengampuni” atau “membatalkan suatu obligasi atau hukuman” (Ef. 1:7; Kol.1:14). Anugrah Allah mencapai puncaknya dalam teologi Paulus pada waktu ia meninggikan kemuliannya, dimana Allah dengan murah hati telah membatalkan hutang dosa yang tidak dapat dibayar oleh manusia.
  • Penebusan. Kata penebusan (Yunani: apulotrosis) adalah istilah yang secara khusus dipakai oleh Paulus; kata ini digunakan 10 kali dalam PB, tujuh diantaranya ada dalam tulisan Paulus. Penebusan berarti membebaskan dengan cara pembayaran dengan suatu harga tertentu.
  • Pendamaian. Kata pendamaian muncul hanya empat kali dalam PB. Kata ini (Yunani: hilasterion) berarti mengalihkan, memindahkan atau mendamaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa Kristus sepenuhnya memenuhi dan memuaskan tuntutan dari kebenaran dan kekudusan Allah. Melalui penumpahan darah Kristus, kekudusan Allah telah dipuaskan dan murka Allah telah dialihkan.
  • Justifikasi. Justifikasi secara khusus merupakan istilah Paulus. Kata kerjanya digunakan empat puluh kali di PB, tetapi Paulus menggunakan kata itu dua puluh sembilan kali. Justifikasi mertupakan tindakan legal, dimana Allah menyatakan bahwa orang berdosa yang percaya dibenarkan berdasarkan darah Kristus. Arti dasar dari justifikasi adalah “mendeklarasikan benar”. Beberapa hal lain dapat dipelajari tentang penggunaan justifikasi oleh Paulus; justifikasi merupakan pemberian anugrah Allah (Rm.3:24), hal itu dapat terjadi melaui iman (Rm.5:1; Gal.3:24), hal itu dimungkinkan melaui darah Kristus (Rm. 5:9), dan hal itu terpisah dari hukum Taurat (Rm. 3:20; Gal. 2:16; 3:11).


5. Teologi Paulus tentang Gereja
  • DefenisiKata gereja (Yunani; ekklesia) berari “memanggil keluar dari suatu kelompok.” Kata ini seringkali digunakan dalam pengertian teknis bagi orang percaya yang Allah panggil keluar dari dunia dan menjadi suatu kelompok khusus dari miliknya. Namun demikian, kata itu sewaktu-waktu digunakan dalam pengertian non teknis untuk menunjuk, misalnya, suatu kelompok (diterjemahkan “jemaat”), seperti di KPR 19:32. gereja digunakan dalam dua cara utama di PB,. Gereja universal dan gereja local. Paulus menggunakan istilah ini menunjuk pada tubuh Kristus, mak yang dimaksud adalah pengertian universal. Gereja menunjuk pada gereja local, yang dimaksudkan adalah suatu jemaat orang percaya tertentu dalam suatu lokasi dan suatu waktu tertentu.
  • PenjelasanPaulus menetapkan gereja sebagai suatu organisasi yang terdiri dari “struktur kompleks tubuh Kristus yang menjalankan aktivitas sehari-hari, hal itu dijalankan oleh masing-masing orang percaya, yang memiliki fungsi masing-masing tetapi saling bergantung dan diatur melalui relasi mereka dengan Kristus, sebagai Kepala gereja”
  • OrganisasiGereja adalah organisasi yang hidup, namun gereja juga adalah suatu organisasi, yang melibatkan jabatan-jabatan dan fungsi. Ada beberapa jabatan yang ditunjuk dalam PB. Jabatan penatua (Yunani; presbuteros) yang menekankan kedewasaan dan kewibawaan dan biasanya menunjuk pada pribadi yang sudah lanjut usia. Penatua ditunjuk sebagai pemimpin gereja-gereja local (! Tim. 5:17; Tit. 1:5). Istilah penilik (Yunani; episkopos) menunjuk pada pekerjaan pengembalaan yang dilakukan oleh penatua (1Tim.3;1). Istilah itu pada dasarnya memiliki arti yang sama, namun demikian penatua lebih menekankan pada jabatan sedangkan penilik kepada fungsi. Dan kedua istilah identik dengan gembala. Jabatan lain di gereja adalah diaken (Yunani; diakonos), yang artinya”pelayan”, dimana mereka juga terlibat pelayanan rohani, yang berada di bawah otoritas penatua. Kemudian jabatan lain yang disinggung sedikit dalam surat Paulus adalah penginjil dan guru.
  • Ordinansi. Meskipun topik baptisan merupakan hal utama dalam PB, namun hal itu bukan penekanan yang utama dalam teologi Paulus. Kata kerkja baptizo digunakan sebanyak delapan puluh kali dalam PB, tetapi Paulus hanya menggunakannya sebanayk enam belas kali dan hanya sebelas diantaranya menunjuk pada baptisan air. Sementara mengenai perjamuan, Paulus memberikan penjelasan yang rinci tentang Perjamuan Tuhan (1Kor. 11:23-34), dimana dia secara langsung menerima wahyu dari Tuhan. Paulus menyatakan bahwa Perjamuan Tuhan sebagai suatau peringatan dan mengutuk orang yang melakukannya secara sembarangan (1Kor.11:25).
6. Teologi Paulus tentang Akhir Zaman
  • Berkaitan dengan Gereja.Sejak Paulus menyediakan pengajaran baru yang signifikan tentang nature gereja, maka adalah tepat jika paulus memberikan pengajaran tentang konsumsi dari gereja, yaitu penjabaran tentang masa depan gereja. Paulus menunjuik pada penerjemahan gereja, dimana sebagian orang percaya yang masih hidup tidak akan mati, tetapi ditransformasikan lebih cepat dari sekejab mata (1Kor. 15:51-57). Paulus juga menjelaskan tentang rapture, kebangkitan, tubuh kebangkitan, dan kursi pengadilan Kristus.
  • Berkaitan dengan IsraelPaulus membahas tentang pemilihan Israel di Roma 9-11, menangisi penolakan Israel terhadap Mesias. Israel telah menerima hak besar tetapi mereka telah menolaknya, oleh karena kedaulatan Allah dalam memilih Israel, Ia tidak akan gagal dalam tujuan-Nya bagi bangsa Itu. Fakta bahwa Allah tidak akan meninggalkan umatnya adalah terbukti dengan fakta bahwa ada sisa orang Yahudi yang percaya, dimana salah satunya adalah Paulus.. namun demikian, pada waktu Israel dibutakan, itu adalah sementara. Paulus memperlihatkan masa depan pada waktu kebutaan Israel akan diangkat dan semua Israel akan diselamatkan (Rm. 11:1,5).
  • Berkaitan dengan duniaPada saat Paulus berbicara tentang pengharapan masa yang akan datang bagi gereja dan pertobatan Israel di masa yang akan datang, ia berbicara secara panjang lebar tentang penghakiman Allah di masa yang akan datang atas dunia yang tidak percaya. Paulus menggunakan istilah murka (Yunani;orge) untuk menjabarkan penghakiman Allah yang akan turun atas dunia. Ia menggunakan istilah ini sebanyak dua puluh satu kali di tulisannya dan lima belas kali dalam bagian lain PB. Paulus sering menggunakan kata ini untuk menjabarkan suatu masa depan “hari kemurkaan.” Ia juga mengidentifikasikan periode tersebut sebagai waktu dari manusia “murtad” dan juga “anak kehancuran”, yang akan muncul dan menninggikan dirinya sendiri sebagai Allah, yaitu antikristus. Akan tetapi ia akan dihancurkan pada saat kedatangan Kristus.

Literatur:

1. C. Marvin Pate, Teologi Paulus, Momentum, Surabaya.
 2. Charles Ryrie, Teologi Dasar, Penerbit Andi, Yogyakarta.
3. Chris Marantika, Eskatologi, Iman Press,Yogyakarta.
4. Donald Guthrie, Theologi Perjanjian Baru: Jilid 1-3; BPK Gunung Mulia, Jakarta.
5.   George Eldon Ladd, Theologi Perjanjian Baru: Jilid 2; Kalam Hidup, Bandung.
6.   Henry  C. Thiessen, Theologi Sistematik, Gandum Mas, Malang.
7.    J. Wesley Brill, Dasar Yang Teguh, Yayasan Kalam Hidup, Bandung.
8.      Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru, Gandum Mas, Malang.
9.      Millard J. Erickson, Teologi Kristen Volume 3, Gandum Mas, Malang.
10.  Paul Enns, The Moody Handbook of Theologi, Literatur SAAT, Malang.
11.   Tom Jacobs, Paulus (Hidup, Karya dan Teologinya), Kanisius.

12. Wilmington, Eskatologi, Gandum Mas, Malang.